Aiden telah berbohong padanya. Ketika dia mengemudi kembali ke rumah, rasa kekalahan yang berat menyelimutinya. Dia menyadari bahwa dia tidak sepenuhnya jujur — tidak hanya kepada dia, tetapi kepada dirinya sendiri juga. Di lubuk hatinya, dia memang telah jatuh cinta padanya. Genggamannya pada setir mengencang saat emosi yang bertentangan bergemuruh di dalam dirinya.
Tidak pernah dia mengira akan jatuh cinta pada seseorang, terutama setelah membangun tembok sekeliling hatinya. Namun, tadi malam, ketika dia mengetahui bahwa dia sudah bertemu dengan Sidney dan mengembalikan ingatannya, dia tersentak sadar seberapa dalam perasaannya kepadanya. Dia menggelengkan kepalanya, berusaha mengenyahkan pikiran-pikiran yang memenuhi benaknya. Mungkin dia salah mengenai kedalaman perasaannya; setelah semua, dia adalah wanita pertama yang tinggal dalam hidupnya selama ini.
