"Saya tidak percaya. Kamu benar-benar setuju untuk pergi berbulan madu," ujar Serena, menatap Aiden sambil mengalihkan pandangannya dari jendela.
"Demi nenek," jawab Aiden, meliriknya sebentar.
Serena mendengus, matanya menyipit tidak percaya. "Oh, tolong deh! Kamu itu pervert, dan kamu bahkan menggunakan nama nenek untuk membenarkan. Kalau kamu benar-benar ingin, pasti bisa menemukan seribu alasan untuk menunda perjalanan ini. Maksudku, kamu kan CEO perusahaan multinasional! Bagaimana mungkin kamu punya banyak waktu luang untuk membuang-buang waktu berbulan madu dengan istri yang bahkan bukan benar-benar milikmu? Dan jangan tarik nenek ke dalam ini. Dia tidak seunreasonable itu! Kalau kamu bilang kamu ada urusan bisnis, dia pasti akan memaklumi. Jadi jangan bicara macam-macam"
Ketika Aiden tidak membantah, keheningan memenuhi mobil, memperdalam frustrasi Serena saat dia menatap tajam ke arahnya. "Kenapa kamu tidak bicara apa-apa?"