Carla terkulai lemah di lantai, air mata mengalir di wajahnya sambil gemetar karena frustrasi dan keputusasaan. Dia tidak percaya bagaimana segala sesuatu dalam hidupnya seolah hancur bersamaan. Bahkan Henry, seseorang yang dulu dia kontrol begitu mudah, berani menolaknya.
Langkah cepat memecah tangisnya, dan dia menoleh untuk melihat Renzo memasuki ruangan. Ekspresinya berubah dari bingung menjadi cemas saat melihat keadaan Carla yang kacau dan gaun yang tergeletak di lantai.
"Carla! Apa yang terjadi?" Renzo berseru, cepat melepas mantelnya dan meletakkannya di bahu Carla. Dia berjongkok di depannya, suaranya tegang namun penuh kekhawatiran. "Kenapa kamu seperti ini? Ada apa?"
Carla menatap matanya, matanya penuh dengan air mata. "Renzo… semua orang menolakku," dia berbisik, suaranya hampir tidak terdengar. Bibirnya bergetar saat dia memeluk mantel di sekitarnya.
Renzo mengerutkan kening, kebingungannya semakin dalam. "Apa maksudmu? Siapa yang menolakmu?"