Rain duduk di kantornya di Biro Penuntutan, meninjau sebuah berkas kasus. Sinar matahari yang masuk melalui jendela menimbulkan kehangatan pada tumpukan kertas di meja kerjanya, namun fokusnya tidak bergeser.
Hari yang sibuk seperti biasa, namun pikirannya sejenak melayang pada berita yang telah menggemparkan media lebih awal pagi itu. Seperti yang diharapkan Rain, ia kembali menjadi sorotan setelah Alexander menyebarluaskan berita tentang upacara pernikahan mereka yang akan datang. Namun, berbeda dengan kejadian sebelumnya, kali ini, ia merasa menikmatinya.
Bukan hanya kemegahan pernikahan yang membuatnya bersemangat; ini adalah pernyataan yang jelas dan tak terbantahkan yang Alexander sampaikan ke dunia. Berita itu tidak hanya tentang upacara mereka... ini adalah pernyataan, suatu proklamasi bahwa dia adalah wanitanya, bahwa persatuan mereka bukanlah kontrak palsu seperti yang Carla telah dengan cermat insinuasikan, melainkan pernikahan sejati yang berakar pada kebenaran.