Wajah Rain bercahaya saat ia memasuki area makan, tempat Sanya telah menyajikan brunch terlambat untuknya. Sudah terlalu terlambat untuk sarapan tetapi masih awal untuk makan siang. Sanya mengangkat alisnya melihat ekspresi yang tidak biasa dari wajah temannya yang tampak sangat gugup.
"Apa yang terjadi?" tanya Sanya, memperhatikan betapa merahnya wajah Rain.
Rain dengan cepat memberinya senyum canggung, jelas mengalihkan pembicaraan. "Dimanakah Bibi Melanie?" ia bertanya, cepat mengganti topik pembicaraan.
"Oh, dia pergi ke gereja bersama Paman Ben, Father Rock dan Bibi Vernice. Mereka akan kembali menjelang makan siang," jawab Sanya.
Senyum Rain semakin melebar. Ia benar-benar senang bahwa Bibi Melanie kini bisa bergerak dengan bebas tanpa ada batasan. Mengambil tempat duduknya, ia mulai makan, sesekali tersenyum pada dirinya sendiri, tenggelam dalam pikirannya. Namun, Sanya sepertinya tidak akan membiarkannya begitu saja.