Rain belum pernah bertemu dengan siapa pun yang sekecil hati dan penuh dendam seperti Dina. Pemandangan di depannya adalah bukti kekanak-kanakan saudara tirinya itu. Pintu lemari kamarnya dipenuhi dengan grafiti kebencian seperti "pelacur," "mati," dan yang lebih buruk. Pakaian yang tersisa juga disobek-sobek.
"Apa kamu suka kejutan dari saya?" suara Dina menusuk udara, membuat Rain menutup matanya sejenak karena kesal. Ketika dia membuka mata lagi, dia berbalik dan menatap Dina dengan senyum sinis, hampir iba. "Saya memang bertanya-tanya, kenapa kamu penuh dengan ketidakamanan seperti itu."
Wajah Dina memerah dengan amarah. Tanpa peringatan, dia menerjang Rain, tetapi Rain menghindar dengan mudah yang terlatih, membuat Dina terhuyung dan jatuh ke lantai.