Amy merasa kewalahan dengan pengakuan Henry meskipun dia sudah bisa merasakan apa yang baru saja diungkapkannya. Entah bagaimana di lubuk hati dia tahu bahwa tindakan Henry terhadapnya itu nyata dan berasal dari hati, bukan hanya didorong oleh kontrak. Tapi dia berkata bahwa dia adalah alasan Henry tetap hidup, itu berada di level yang berbeda.
Dia tahu bahwa Henry memiliki masa lalu yang kelam tapi tidak sampai pada titik ingin mengakhiri hidupnya sendiri. Dia hanya berharap bisa mengucapkan tiga kata ajaib itu kepadanya dengan penuh keyakinan, tapi belum, hatinya belum siap.
Henry merasa seperti batu besar telah terangkat dari dadanya. Dia belum pernah merasa se-ringan ini sebelumnya dan itu sangat menggembirakan bahwa dia tahu dia telah melakukan hal yang benar. Amy yang masih berada di depannya dan tidak berlari pergi berarti dia telah menerima perasaannya meski Amy belum mengungkapkan perasaannya untuknya.
