"Kamu tidak sedang kerasukan kan?" Sang biksu bertanya pada Bai Xifeng.
"Tentu saja tidak. Kenapa kamu berpikir aku sedang kerasukan?" Bai Xifeng bertanya balik.
"Kami mendengar bahwa kamu berubah dengan cepat akhir-akhir ini. Ada yang bilang mungkin kamu kerasukan." Sang biksu berkata.
Bai Xifeng tertawa mendengar itu. Dia sudah tahu siapa biang keladi dari semua ini.
"Jika kau tak bisa melakukannya, bisakah kau pergi saja? Aku merasa ngantuk. Aku ingin tidur." Bai Xifeng menguap sekali lagi.
Sang biksu dan para pengikutnya merasa canggung. Namun, ketika sang biksu memikirkan keluarga gadis muda ini, dia ingin mencoba sekali lagi.
"Aku akan memaksa roh yang merasukimu keluar dari tubuh ini." Sang biksu percaya bahwa gadis muda ini telah kerasukan.
Bai Xifeng menghela napas. "Kalau begitu, lanjutkan saja. Aku akan tidur di sini." Dia memposisikan dirinya kembali dan berbaring untuk tidur.
Sang biksu dan para pengikutnya tercengang. 'Apakah gadis muda ini tidak merasa malu sama sekali, tidur seperti ini?'
Karena Bai Xifeng merasa ngantuk dan lelah akibat kejadian kemarin, dia segera masuk ke dalam dunia mimpi.
Bahkan Baishe merasa bahwa dia itu konyol. Dia cukup berani untuk tidur di depan musuhnya. Dia tidak ingin ada yang terjadi pada Bai Xifeng, jadi, dia mencoba melindunginya.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?"
Sang biksu menatap gadis muda itu. Karena dia baru saja menyuruh dirinya untuk melakukannya, dia akan melakukannya.
"Ucapkan mantra itu sekali lagi." Sang biksu berkata.
Mereka mulai mengucapkan mantra itu sekali lagi. Cahaya merah kembali mengelilingi Bai Xifeng. Dia masih dalam tidur yang dalam, tidak merasakan apapun dari mantra tersebut.
Adapun Bai Xifeng, dia sedang bermimpi bahwa dia berada di dunia modern. Di dunia itu, dia berada di panti asuhannya. Seseorang yang kaya datang untuk berkunjung dan mendonasikan uang kepada panti asuhan tersebut.
Tentu saja, Direktur merasa senang. Dia adalah orang yang akan menghabiskan sebagian besar uang tersebut. Hanya sejumlah kecil uang yang sebenarnya akan dihabiskan untuk panti asuhan itu.
Direktur telah menyelewengkan uang itu dalam waktu yang lama. Bai Xifeng tahu itu karena dia mendengar Direktur dan stafnya berbicara tentang hal tersebut. Mereka tidak tahu bahwa Bai Xifeng juga ada di sana.
Pada saat itu, Bai Xifeng sudah mengerti segala hal yang mereka bicarakan. Dia tidak bodoh.
***Novel ini adalah karya yang telah dikontrak dengan w e b n o v e l . c o m. Jika kamu tidak membaca novel ini di w e b n o v e l . c o m, itu berarti telah dicuri. Hatiku hancur ketika seseorang mencuri karya keras ku. Dapatkah kamu mempertimbangkan untuk membacanya di situs asli untuk mereka yang membaca novelku di situs lain selain w e b n o v e l .c o m, sebagai dukunganmu padaku? Terima kasih, dari, penulis yang tak tahu malu, ZerahNeko***
Pemeriksa naskah: haibara9369