Suara desir angin yang mengalir melalui lembah sunyi membawa aroma kematian. Tidak ada suara kehidupan, tidak ada tanda-tanda harapan—hanya kekosongan yang meliputi. Di tengah kegelapan yang menyelimuti itu, sebuah sosok muncul dari bawah reruntuhan. Tubuhnya terselimuti oleh bayangan pekat, matanya memancarkan cahaya dingin yang tak bisa dipahami. Di sanalah Daivat, Penguasa Bayangan, bangkit untuk pertama kalinya setelah apa yang terasa seperti ribuan tahun dalam kehampaan.
Tanah di bawah kakinya retak, menandakan betapa rapuhnya dunia yang tersisa. Di kejauhan, kota-kota besar yang dulu megah kini tinggal puing-puing yang hancur, dirusak oleh perang besar melawan Nox. Tanda-tanda pertempuran masih terlihat jelas—dinding-dinding yang runtuh, tanah yang terbelah, dan bayangan-bayangan aneh yang tampaknya memiliki kehidupan sendiri.
Daivat melangkah maju, setiap langkahnya terasa berat seolah-olah dunia menolak kehadirannya. Namun, dia tahu bahwa dirinya bukanlah manusia biasa lagi. Dia sekarang adalah Penguasa Bayangan, sosok yang dikendalikan oleh kekuatan yang lebih besar dari dirinya sendiri.
"Bayangan adalah segalanya, dan aku adalah bayangan itu," Daivat bergumam, suaranya bergema lemah di antara reruntuhan. Dia menatap tangannya, yang kini bisa mengendalikan bayangan di sekitarnya dengan satu pikiran. Sebuah kemampuan yang dulu dia kira hanya bisa dimiliki oleh entitas seperti Nox. Tapi sekarang, bayangan itu adalah miliknya, terhubung langsung dengan jiwanya.
> [Eternal Shadow System: Aktif]
Sistem di dalam dirinya berfungsi seperti jantung kedua, berdetak seiring dengan setiap langkah yang diambilnya. Setiap keputusan, setiap pikiran, diproses dan dianalisis dengan kecepatan yang tak bisa dijelaskan. Seperti sebuah alat yang terintegrasi dengan tubuhnya, Sistem Eternal Shadow memberikan gambaran yang lebih jelas tentang dunia yang hancur di sekitarnya.
> [Mission: Rebuild the Domain of Shadows]
Daivat tahu bahwa ini hanyalah awal dari perjalanannya. Setelah kekalahannya dalam perang besar melawan Nox, dia telah diberikan kesempatan kedua—tetapi kesempatan ini datang dengan harga yang mahal. Dia tidak lagi memiliki kebebasan yang sama seperti dulu. Bayangan yang sekarang dia kendalikan adalah berkat sekaligus kutukan.
"Dunia ini telah hancur," Daivat bergumam pelan. "Dan semuanya adalah salahku."
Dalam bayangannya, dia mengingat momen-momen terakhir sebelum kehancuran besar. Pasukan Nox telah menghancurkan segala sesuatu di jalannya, dan Daivat, yang saat itu berada di garis depan, tidak mampu menghentikan mereka. Kegagalannya menghantui pikirannya setiap detik, mengingatkan betapa lemahnya dia dulu, meskipun memiliki kekuatan yang dia anggap cukup untuk menyelamatkan dunia.
Namun, sekarang semuanya berbeda. Daivat tidak lagi hanya seorang pejuang yang berusaha mempertahankan dunia dari kehancuran. Dia sekarang adalah penguasa, dan dengan kekuatan Eternal Shadow, dia bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Dunia mungkin sudah hancur, tetapi Daivat melihat peluang untuk membangun kembali—dengan bayangan.
---
Di tengah perjalanan yang panjang melewati tanah yang tandus, Daivat tiba di sebuah tempat yang dulu dikenal sebagai Kota Valeos, sebuah pusat peradaban yang besar sebelum diserang oleh pasukan Nox. Di masa lalu, menara-menara megah berdiri menjulang di langit, penuh dengan kehidupan dan cahaya. Namun, sekarang yang tersisa hanyalah puing-puing yang berserakan di mana-mana. Di dalam kehancuran itu, bayangan menyelimuti setiap sudut, seolah-olah menunggu perintah dari tuan mereka yang baru.
> [Shadow Essence Detected]
Sistem mengidentifikasi sesuatu yang tak terlihat oleh mata biasa. Shadow Essence, sisa-sisa energi yang tertinggal setelah kehancuran Nox, masih ada di sini. Itu adalah sumber kekuatan yang bisa digunakan Daivat untuk membangun kembali kekuasaannya. Dengan satu gerakan tangan, Daivat mengumpulkan bayangan-bayangan di sekitarnya, mengubahnya menjadi energi yang mengalir ke tubuhnya.
"Saatnya membangun kembali," gumamnya. Dengan kekuatan yang terkumpul, Daivat mulai memanggil bayangan untuk membentuk kembali Kota Valeos. Di bawah kendalinya, bayangan berubah menjadi pilar, tembok, dan struktur bangunan. Perlahan, kota yang telah hancur mulai kembali berdiri, meski tidak sepenuhnya seperti yang dulu.
Namun, ini hanyalah awal. Kota Valeos yang baru dibangun dari bayangan, dan dengan demikian, ia tidak lagi menjadi kota biasa. Daivat tahu bahwa kota ini akan menjadi pusat dari domain bayangan yang baru, tempat di mana dia bisa mengumpulkan kekuatan, mengembangkan strategi, dan mempersiapkan pertempuran selanjutnya melawan Nox.
> [Shadow Domain Established: Valeos]
Sistem mengonfirmasi keberhasilan pembentukan Domain Bayangan pertama. Ini adalah langkah pertama Daivat dalam misinya untuk menaklukkan kembali dunia yang hancur.
Tetapi, di balik ketenangan yang dia ciptakan di Kota Valeos, ancaman baru mulai berkumpul. Nox, meskipun sementara terkalahkan, tidak benar-benar musnah. Mereka adalah entitas abadi, kegelapan yang selalu mencari celah untuk kembali. Di luar batas domain bayangan, kekuatan Nox mulai bangkit kembali, bersiap untuk sekali lagi menantang Daivat dan menghancurkan apa yang tersisa dari dunia.
Daivat bisa merasakan mereka, meskipun jauh di dalam bayangan. Mereka mengintai, menunggu momen yang tepat. Namun, kali ini dia akan siap. Kali ini, dia tidak akan menjadi korban dari kegelapan.
"Biarkan mereka datang," katanya, dengan suara dingin namun penuh keteguhan. "Aku telah bangkit, dan aku akan menghancurkan mereka satu per satu."
Dengan kekuatan baru yang mengalir dalam tubuhnya, Daivat bertekad untuk membangun kerajaan bayangan yang lebih kuat dari sebelumnya. Dunia mungkin telah hancur, tetapi dia tidak akan membiarkannya sepenuhnya jatuh ke dalam tangan Nox. Pertempuran baru telah dimulai, dan kali ini, Daivat tidak akan sendirian. Dia memiliki bayangan, dan bayangan akan mengikutinya hingga akhir waktu.
Di kejauhan, langit mulai menggelap lebih dalam. Di luar batas domain bayangan yang baru dibangun, kekuatan asing mulai bergerak, dan Daivat tahu bahwa waktunya semakin sedikit. Namun, dia tidak takut.