Hutan Gloomwood terasa semakin gelap seiring langkah kaki Daivat menuju inti dari labirin bayangan ini. Hembusan angin malam yang dingin menerpa wajahnya, dan kabut semakin tebal, seolah berusaha menelan segala yang ada. Udara itu dipenuhi dengan rasa ketegangan yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang berada di tengah ancaman nyata. Setiap pohon, setiap bayangan, tampaknya menyembunyikan sesuatu yang menunggu untuk menyerang.
Daivat merasa sebuah perasaan asing, seperti ada sesuatu yang mengawasinya. Mungkin ini hanya perasaan sesaat—hasil dari latihan bertahun-tahun sebagai petualang. Tetapi semakin dalam ia melangkah, semakin jelas bahwa ada lebih banyak hal di luar dugaan yang tersembunyi di Gloomwood ini.
Guardian of Shadows: Makhluk yang Menguji Batas
Saat Daivat melangkah lebih jauh ke dalam hutan, ia merasa adanya perubahan. Seolah tanah di bawah kakinya mulai terasa lebih berat. Kemudian, sebuah suara lembut namun tajam menggema, datang dari kegelapan yang lebih dalam.
"Daivat, sang pengembara. Kau tak akan pergi lebih jauh tanpa melalui aku." Suara itu datang dari kegelapan, menggetarkan udara di sekitar mereka.
Tiba-tiba, dari dalam bayang-bayang muncul makhluk raksasa, dengan tubuh besar yang terbuat dari bayangan pekat. Guardian of Shadows adalah makhluk yang telah menjaga jalan menuju Crypt of Shadows selama berabad-abad. Meskipun tubuhnya tampak terbuat dari kegelapan murni, matanya menyala merah menyala, menciptakan ilusi bahwa ia adalah manifestasi dari ketakutan itu sendiri.
Daivat menyipitkan mata, merasakan perasaan yang tidak asing—adrenalinnya meningkat, tubuhnya dipenuhi dengan dorongan untuk bertarung, tetapi di saat yang bersamaan, ada rasa ketidakberdayaan yang mendalam. Guardian of Shadows bukan sekadar musuh biasa. Ia adalah makhluk yang menguji lebih dari sekadar kekuatan fisik.
Supreme Copy: Menggunakan Kekuatan dengan Bijak
Daivat tahu bahwa ia harus berhati-hati. Sistem yang ada padanya memberikan kemampuan luar biasa, tetapi ia sadar bahwa dengan kekuatan besar datang pula tanggung jawab besar. Kemampuan "Supreme Copy" yang ia miliki memungkinkan dia untuk menyalin kekuatan dari musuh yang lebih kuat, tetapi ia juga harus mengetahui kapan menggunakan kekuatan itu dengan bijaksana.
Ia mulai bergerak dengan cepat, menggunakan kemampuan Bayangan Siluman untuk bersembunyi di dalam kegelapan. Setiap kali Guardian mendekat, Daivat menghindar dengan cekatan, menggabungkan gerakan halus dan tak terduga. "Bayangan Siluman" memberinya keuntungan di medan ini—ia mampu menghilang dalam bayang-bayang, menyatu dengan kegelapan yang ada.
Namun, Guardian of Shadows bukanlah makhluk yang mudah ditipu. Ia memiliki kemampuan untuk melihat melalui kegelapan, dan matanya menyala merah semakin terang seiring waktu. Perlahan, ia mulai memahami pola pergerakan Daivat.
Daivat memusatkan perhatian, dan untuk pertama kalinya sejak kematiannya, ia benar-benar merasakan energi dari kemampuan "Supreme Copy." Dengan keputusan yang tegas, ia memfokuskan kekuatan "Bayangan Siluman" milik Guardian of Shadows ke dalam tubuhnya. Dalam sekejap, tubuh Daivat berubah menjadi bayangan yang hampir tidak tampak oleh mata manusia.
Dengan kekuatan yang baru disalin, Daivat kini bisa mengubah bentuk tubuhnya lebih sempurna, meresap ke dalam bayangan seolah-olah ia menjadi bagian dari hutan itu sendiri. Guardian, meskipun hebat, tetap gagal untuk menemukan keberadaan Daivat.
Kebangkitan Kekuatan yang Tak Terduga
Saat Guardian of Shadows semakin kehilangan arah, Daivat menemukan momen terbaik untuk melakukan serangan balik. Ia muncul dari bayang-bayang, menyalurkan seluruh kekuatan yang ia salin ke dalam satu serangan terarah.
Pukulan Bayangan — serangan ini menggabungkan kekuatan dari "Bayangan Siluman" dan teknik bertarung yang telah disempurnakan oleh Daivat. Sebuah pukulan yang tampak seperti gelombang bayangan, menghantam tubuh Guardian dengan kecepatan luar biasa. Daivat merasakan tubuh makhluk itu terguncang, lalu hancur menjadi kabut gelap yang menghilang.
Guardian of Shadows terkejut, bukan hanya karena kekuatan serangan itu, tetapi juga karena cara Daivat menggunakannya. Bukan sekadar kekuatan fisik, melainkan kemampuan untuk memahami dan memanfaatkan sifat alam dan kekuatan yang ia salin. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Guardian of Shadows merasa terancam.
Langkah Menuju Crypt of Shadows
Saat makhluk penjaga itu jatuh, Daivat berdiri di atas tubuhnya yang hancur. Kemenangan ini bukan hanya tentang kekuatan fisik semata, melainkan tentang strategi, pemahaman, dan penggunaan kemampuan yang sudah ia salin dengan bijak.
Dengan langkah yang mantap, Daivat memasuki gerbang menuju Crypt of Shadows, tempat yang dikabarkan menyimpan kekuatan besar. Ia tahu bahwa ini baru permulaan. Setiap langkah yang ia ambil semakin mendekatkan pada kegelapan yang lebih besar, yang hanya bisa dia taklukkan jika ia terus berkembang.
Namun, kegelapan ini tidak hanya menguji kekuatan fisiknya. Setiap ruang di dalam Crypt of Shadows menguji kekuatan hati dan pikiran. Setiap langkahnya di dunia ini, seiring dengan kekuatan yang ia salin, semakin menuntutnya untuk memilih antara menjadi lebih kuat atau kehilangan dirinya dalam bayang-bayang yang ia salin.
Perjalanan Daivat menuju kekuatan yang lebih besar belum berakhir, dan setiap tantangan yang ia hadapi akan membentuk takdirnya. Satu hal yang pasti: perjalanan ini tidak hanya sekadar tentang mengalahkan musuh, tetapi tentang menguasai kegelapan yang ada di dalam dirinya sendiri.