Chereads / Young Blood : The Cronicle of Eldoria / Chapter 3 - Chapter 3 : 3 Misi Dan 1 Kegagalan

Chapter 3 - Chapter 3 : 3 Misi Dan 1 Kegagalan

Setelah pertemuan dengan Margareth, Adam, Mia, dan Tan menyadari bahwa meskipun mereka memiliki ahli strategi, mereka belum cukup kuat untuk menyerang kerajaan. Mereka memerlukan sekutu yang dapat memperkuat perjuangan mereka melawan penindasan.

Margareth mengeluarkan sebuah daftar, mengarahkan perhatian mereka pada tiga nama penting yang perlu mereka temui. "Ini adalah orang-orang yang bisa membantu kita. Tanpa mereka, kita tidak akan bisa melakukan banyak hal," jelasnya.

"Siapa mereka?" tanya Tan, penuh rasa ingin tahu.

"Yang pertama adalah Xiao Fung," jawab Margareth. "Dia adalah seorang wanita penghibur yang menguasai Miracle Town. Dia memiliki segudang informasi tentang kerajaan dan juga merupakan salah satu petinggi di The Capital One. Namun, setelah markas kami hancur, dia memilih untuk menjalani hidup sebagai penjual informasi."

Mia menyimak, merasa tertarik. "Aku akan pergi mencarinya."

"Selanjutnya adalah Abdul Khamid," Margareth melanjutkan. "Dia adalah pangeran yang diasingkan oleh kerajaan sahid. Meskipun dia tidak menginginkan kekuasaan, dia tidak ingin terlibat dengan urusan kerajaanmu. Namun, hatinya tergerak untuk membantu The Capital One karena dia adalah salah satu murid Wei Han yang tidak diketahui orang lain."

Adam mengangguk, merasa tanggung jawab untuk menemui Abdul. "Aku akan mencari Abdul Khamid."

"Terakhir adalah Kwansoo," Margareth menjelaskan. "Dia adalah mantan jendral kecil di Eldoria. Dia mundur dari posisinya karena tidak tahan dengan perintah untuk membantai orang-orang yang tidak tunduk, termasuk orang tua dan anak-anak."

Tan mengatupkan tangan, bertekad. "Aku akan menemui Kwansoo."

Dengan misi yang ditetapkan, mereka berpisah untuk mencari sekutu yang diperlukan. Adam, Mia, dan Tan masing-masing bersiap dengan tekad di hati mereka.

Mencari Abdul Khamid

Adam menelusuri jalanan kota yang penuh dengan pengawalan kerajaan. Dalam pencariannya, dia menuju ke sebuah kediaman yang tersembunyi di ujung kota, tempat di mana rumor mengatakan Abdul Khamid tinggal. Ketika dia tiba, suasana sunyi menyelimuti tempat itu.

Setelah mengetuk pintu, seorang pelayan membawanya masuk. Abdul Khamid, dengan wajah yang tenang dan aura damai, duduk di dekat jendela, memandang keluar.

"Selamat datang, Adam Lockheart," kata Abdul, tanpa mengubah posisinya. "Aku sudah mendengar tentangmu dan apa yang terjadi dengan Wei Han."

Adam mengangguk, merasakan beban di bahunya. "Kami butuh bantuanmu. Kami ingin mengumpulkan kekuatan untuk melawan kerajaan."

Abdul menatapnya, seolah menimbang kata-kata Adam. "Kekuatan bukan hanya soal senjata, Adam. Aku tidak ingin terlibat dengan urusan kerajaanmu, tetapi jika itu untuk membantu orang-orang, aku akan mempertimbangkan untuk bergabung."

Adam merasa lega, senyumnya mulai merekah. "Kau adalah simbol harapan bagi mereka yang terasing. Jika kau bersedia, banyak yang akan mengikuti."

Abdul tersenyum lembut. "Baiklah, aku akan membantu."

Mencari Xiao Fung

Mia menuju Miracle Town, di mana kemewahan dan kesedihan hidup berdampingan. Dalam keramaian, dia mencari Xiao Fung, wanita yang dikenal dengan kecerdasan dan kecantikannya. Setelah bertanya pada beberapa orang, akhirnya Mia menemukan Xiao Fung di sebuah rumah teh.

Xiao Fung, dengan senyuman penuh misteri, menyambut Mia. "Aku tahu mengapa kamu di sini, Mia Miatsumi. Margareth telah memberitahuku tentang tujuan kalian."

"Aku butuh informasi," kata Mia. "Tentang kerajaan dan cara mereka beroperasi."

"Informasi adalah kekuatan," jawab Xiao Fung, menatap tajam. "Aku bisa membantu, tetapi dengan imbalan. Kita harus membangun kembali The Capital One bersama."

Mia terdiam sejenak, kemudian mengangguk. "Kita harus bersatu. Mari kita kembalikan kekuatan itu."

Mencari Kwansoo

Tan mencari Kwansoo di sebuah desa kecil, jauh dari pusat kekuasaan kerajaan. Ketika dia tiba, dia menemukan Kwansoo sedang melatih sekelompok anak-anak dalam seni bela diri, mengajarkan mereka untuk melindungi diri.

"Kwansoo!" seru Tan, menghampiri mantan jendral itu.

Kwansoo menoleh, dan senyumnya menghangatkan suasana. "Tan Guang Liang. Apa yang membawamu ke sini?"

"Aku datang untuk meminta bantuanmu," jawab Tan. "Kerajaan membutuhkan lawan. Kami ingin membangun kembali The Capital One."

Kwansoo menggelengkan kepala. "Aku sudah meninggalkan semua itu. Aku tidak ingin terlibat dengan urusan kerajaanmu."

"Tapi kami butuhmu! Wei Han mengajarkan kita untuk melawan penindasan," Tan berusaha meyakinkannya.

Kwansoo menghela napas, tampak berpikir. "Aku tidak bisa kembali ke jalan yang penuh darah. Namun, jika kita bisa menemukan cara untuk melawan tanpa mengorbankan jiwa, aku akan membantu."

Namun, saat mereka berbicara, suara gaduh mulai terdengar dari luar. Tan menoleh dan melihat pasukan kerajaan mengepung desa itu. "Kwansoo, kita harus pergi! Mereka datang untuk menangkapmu!"

Belum sempat mereka berlari, pasukan kerajaan menyerbu masuk, menangkap Kwansoo dan Tan. Semua anak-anak yang sedang dilatih pun menjadi korban, ditangkap atau dibunuh tanpa ampun.

Dalam kegelapan dan kekacauan, Tan berjuang, tetapi jumlah mereka terlalu banyak. Dia dan Kwansoo akhirnya ditahan oleh pihak kerajaan di pos Desa Sunshine, terpisah dari harapan mereka untuk melawan penindasan.

Dengan situasi yang semakin mencekam, Adam dan Mia yang telah berhasil mencari sekutu, harus segera bersatu dan merencanakan langkah berikutnya untuk menyelamatkan teman mereka dan melanjutkan perjuangan.