Dalam perjalanan menuju Clasie, Adam dan Abdul terhenti di pintu masuk Dragon Glory, kerajaan yang terkenal dengan naga-naga yang kuat. Penjaga yang garang berdiri di depan mereka, menolak semua akses. "Tidak ada yang bisa masuk ke kerajaan ini, bahkan kaisar Eldoria sekalipun!" teriak salah satu penjaga, suaranya menggema di udara.
Saat mereka hampir putus asa, seorang wanita muda dengan aura berani muncul dari kerumunan. Dia mengenakan gaun indah dan memiliki tatapan yang penuh percaya diri. "Tunggu!" teriaknya.
Semua orang menoleh, terkejut melihat sosoknya. "Aku Putri Vivi dari Dragon Glory. Biarkan mereka masuk."
Penjaga tampak terkejut dan saling bertukar pandang sebelum akhirnya mundur, memberikan jalan. "Tentu saja, Yang Mulia."
Adam dan Abdul saling berpandangan, bingung dan terkesan. "Mengapa Anda membantu kami, Putri Vivi?" tanya Adam dengan penuh rasa ingin tahu.
Vivi tersenyum. "Aku mengetahui rencana Glory Army dan percaya bahwa kalian memiliki tujuan yang mulia. Namun, ada satu syarat untuk membantu kalian."
"Apa itu?" Abdul bertanya, waspada.
"Kalian harus mendapatkan bunga Floritagon untukku. Bunga itu hanya bisa ditemukan di sebuah kastil terbengkalai di utara Flora City."
Adam mengernyit, penasaran. "Mengapa bunga itu begitu penting?"
"Karena bunga Floritagon memiliki kekuatan penyembuhan yang luar biasa," jawab Vivi. "Namun, kastil tersebut sudah lama ditinggalkan setelah raja sebelumnya tewas dibunuh oleh Black Dragon yang bersarang di tempat itu."
Mendengar ini, Adam merasa bersemangat. "Kami akan mengambil misi ini, Putri Vivi. Tetapi, kami tidak bisa melakukannya sendirian."
Vivi mengangguk, menatap Lilit, dragon knight pribadinya. "Aku akan ikut bersamamu, bersama Lilit."
Perjalanan Menuju Kastil
Dalam perjalanan ke kastil, Adam, Abdul, Vivi, dan Lilit harus bersembunyi di dalam Goa Breath of Dragon, karena mereka dikejar oleh tentara kerajaan yang curiga. Suasana di dalam goa itu gelap dan mencekam, membuat mereka semua berdebar-debar.
"Di sini kita aman untuk sementara," kata Lilit, memastikan area sekeliling. Namun, Adam merasa gelisah. Ia tahu bahwa waktu mereka terbatas.
Setelah beberapa saat bersembunyi, Adam merasa dorongan untuk menjelajah lebih dalam ke goa. "Aku akan melihat lebih jauh," katanya, melangkah masuk ke kegelapan.
Saat ia menjelajah sendirian, tiba-tiba bisikan lembut memenuhi udara. "Adam…"
Terdengar suara seorang wanita, membuatnya terhuyung dan akhirnya pingsan. Dalam mimpinya, Adam melihat sosok seorang wanita yang anggun berdiri di depannya. "Aku adalah Dewi Penjaga Gerbang," katanya dengan suara tenang. "Ini adalah takdirmu yang tidak bisa kau hindari."
Tiba-tiba, tangan kiri Adam mengeluarkan cahaya merah yang terang, mengukir tanda berlambang api di kulitnya. "Ini adalah Tanda Api Suci," kata sang dewi. "Kekuatan api yang besar akan mengalir darimu."
Cahaya putih menyelimuti wanita tersebut, dan sebelum Adam sadar sepenuhnya, dia terbangun di goa, mendapati tanda merah itu kini telah terukir di tangannya.
Di Tempat Lain
Sementara itu, Tan yang terkapar di dalam penjara menerima pukulan dari tentara Komandan Kirlo. Dalam keadaan setengah pingsan, ia juga mengalami mimpi yang sama, bertemu dengan sosok yang sama. "Tan…" suara lembut itu kembali memanggilnya.
"Engkau juga memiliki takdirmu," sang dewi berkata, dan tiba-tiba, lambang angin muncul di tangan Tan.
Di sisi lain, Mia yang terbaring di kamarnya juga mengalami mimpi yang sama, dan lambang pohon mulai terlihat di tangannya. Ketiganya, tanpa mereka sadari, sedang dipilih oleh kekuatan kuno yang akan mengubah nasib mereka.
Rencana Gelap di Kerajaan Eldoria
Di dalam istana kerajaan, Vurgo, penasihat kerajaan, merasakan perubahan yang terjadi. Dia adalah salah satu dewa kegelapan kuno yang memiliki kekuatan kegelapan. Dengan pandangan tajam, ia menyadari bahwa Adam dan teman-temannya sedang mengumpulkan kekuatan.
"Segera jadwalkan eksekusi untuk Tan dan Kwansoo," perintahnya kepada para tentara. "Dan kita harus segera memburu Adam dan Mia sebelum mereka bisa mendapatkan kekuatan yang lebih besar."
Dengan rencana gelap yang sudah mulai terungkap, waktu semakin menipis bagi Adam, Tan, dan semua anggota Glory Army. Pertarungan mereka baru saja dimulai, dan ancaman semakin dekat.