The Last Ink
Zeice Robert, seorang penulis muda berusia 20 tahun asal Spilantula, merasa kecewa dan lelah dengan dunia kepenulisan. Meski dikenal berbakat, dia harus menghadapi kenyataan pahit di mana ide-idenya yang orisinal sering kali dicuri oleh penulis senior. Ketika dia mengunggah karyanya, tak jarang ide-idenya dipakai oleh mereka untuk membuat cerita dengan genre yang sama, sementara dia dianggap sebagai plagiaris. Meskipun berbakat, Zeice merasa dirugikan, terasing, dan diabaikan dalam dunia literasi yang penuh kemunafikan ini. Akhirnya, dia memutuskan untuk menyerah dari dunia author dan mencari kegiatan lain yang lebih bisa memberikan kedamaian batin.
Namun, Fleurine Vexia, teman dekatnya yang juga sahabat, tidak membiarkannya menyerah begitu saja. Fleurine yang selalu mendukung Zeice, merasa prihatin dan mencoba untuk meyakinkannya bahwa dunia kepenulisan masih ada ruang untuknya. Meskipun penuh kekecewaan, Zeice akhirnya menyadari perasaan mendalamnya terhadap Fleurine. Dalam momen yang penuh perasaan, dia mengungkapkan cintanya pada Fleurine, yang juga diam-diam memiliki perasaan yang sama. Meski sedikit canggung, kedekatan mereka semakin terasa, dan hari itu menjadi awal yang baru bagi hubungan mereka, meskipun perjalanan Zeice dalam dunia penulisan masih penuh tantangan.