Suasana sore di hari Jumat mulai terasa lengang ketika para siswa bergegas pulang. Di kelas, Raka terlihat membereskan barang-barangnya dengan tergesa-gesa, tampak sekali ia ingin segera pergi. Di antara suara riuh rendah para siswa yang beranjak dari bangku, tiba-tiba Lily dan Selene mendekatinya.
Lily: (melihat sikap Raka yang buru-buru, tampak penasaran) "Anu, Raka?, kenapa anda buru-buru sekali?, saya ada rencana untuk malam ini!, bagaimana kalau kita pergi ke bazar malam? Tia dan Luna juga akan ikut bersama kita lalu..."
Raka: (menyela dengan terpaksa, sedikit ragu namun tetap menjawab tegas) "Maaf, Lily, Selene. Aku sudah ada urusan dengan seseorang malam ini."
Selene: (sedikit kecewa, namun tetap penasaran) "benar kah? Anda punya urusan dengan siapa sebenarnya?"
Raka: (menundukkan kepala, sedikit terdiam lalu memandang keduanya dengan sopan) "Aku akan ceritakan nanti. Maaf ya, aku harus pergi sekarang."
Dengan cepat, Raka meninggalkan kelas B, berjalan menuju kelas D untuk menemui Kai. Sesaat, Lily dan Selene bertatapan, saling berbagi ekspresi penuh rasa ingin tahu.
Lily: (dengan semangat membara, berbisik ke Selene) "Kita harus cari tahu! Bagaimana kalau kita buntuti dia?"
Selene: (mengangguk setuju, tersenyum penuh intrik) "Setuju. Aku juga penasaran dia punya urusan dengan siapa, apalagi sampai menolak ajakan kita."
Sementara itu, Raka sudah tiba di depan pintu kelas D dan menemukan Kai yang sudah menunggu. Tanpa basa-basi, mereka bersama-sama menuju ruang guru untuk menemui Bu Liang.
Di sepanjang lorong menuju ruangan, dinding-dinding akademi yang tinggi dengan dekorasi ukiran klasik membuat suasana terasa megah dan tenang. Udara di dalam ruangan beraroma wangi bunga anggrek yang tertanam di vas-vas di sepanjang lorong, memberikan sentuhan lembut di tengah keheningan akademi yang mulai sepi.
Sesampainya di depan ruang Bu Liang, Kai mengetuk pintu dengan sopan.
Kai: (mengencangkan suara sedikit agar terdengar) "Bu Liang, ini kami, Kai dan Raka."
Pintu terbuka perlahan, dan Bu Liang yang berdiri di depan mereka tersenyum ramah, mempersilakan mereka masuk.
Di dalam, suasana ruangannya terasa nyaman dengan perabotan kayu yang klasik namun elegan. Ada jendela besar yang memancarkan cahaya keemasan senja, membuat ruangan tampak hangat. Alya dan Kris sudah duduk di sana, menunggu.
Alya: (melambaikan tangan ke Raka, tersenyum hangat) "Kak Raka! Kai! Akhirnya kalian sampai juga."
Kris: (berkata dengan nada dingin, sedikit serius) "Kalian terlambat."
Raka: (membungkuk sedikit, meminta maaf) "Maaf, Kris. Kami terlambat sedikit."
Kai: (menatap Kris dengan senyum nakal, sedikit meninju bahunya) "Ah, Kris, kau tetap saja terlalu kaku."
Kris: (tersipu, merasa sedikit malu namun berusaha menahan ekspresinya) "Dan Kak Kai selalu bercanda."
Bu Liang: (tersenyum lembut) "Tidak apa-apa, kalian tepat waktu sebenarnya."
Alya: (menggoda Kris dengan senyum tipis) "Iya kan, Kris? Ini kita yang datang terlalu awal."
Kris hanya mendengus, berusaha tetap tenang, tapi wajahnya menunjukkan sedikit tanda tersipu. Semua tertawa kecil, suasana menjadi lebih cair dan hangat, menunjukkan kedekatan yang erat di antara mereka.
Raka kemudian terdiam sejenak, membatin tentang apa yang telah ia ketahui dan beban yang ia rasakan, tentang Alasan mereka berempat berada disini. Yaitu karena Talent mereka, Talent Alya dan Kris adalah Fokus perhatian utama dari Bu Liang
Karena Talent yang mereka dapatkan adalah Talent tingkat SSS yang benar-benar langka, bahkan aku menyeting kemungkinan talent ini muncul secara alami adalah 0,001%. Selama aku bermain game Kotak Buana aku hanya menemukan orang dengan talent SSS sekali dalam rentang 1000 tahun, lalu di generasi ini tiba-tiba terdapat 2 orang dengan talent SSS
Alya :
Talent SSS (The choosen One) "she is chosen by the world, loved by the world and awaited by the world"
Efek dari talent ini Alya memiliki mana yang tak terbatas dan 8 atribut dunia api,air,tanah,angin,es,alam,listrik dan cahaya sejak dia lahir kecuali atribut kegelapan, serta Trait Immortalily yang membuat dia tidak bisa mati karena menua
Kris :
Talent SSS (The Blessing One) "He who has development beyond all living creatures"
Efek dari talent ini Kris memiliki perkembangan stat yang melebihi siapapun seusianya, karena itu di usianya sekarang dia memiliki kekuatan setara jendral perang
Namun kemunculan Talent- Talent luar biasa ini dibarengi oleh suatu kebetulan dimana mereka memiliki Sudara kembar dengan Talent yang merugikan diri mereka sendiri
Raka:
Talent F (the Forbidden One) "He who should not exist in the world and will not get anything from the world" effect dari Talent ini Raka tidak memiliki Trait dan atribut apapun sejak dia lahir lalu dia tidak bisa meregenerasi mananya sendiri
Kai:
Talent E (The echos One) "He who cannot create only reflects"
Effect dari Talent ini Kai tidak bisa menciptakan teknik atau sihir nya sendiri, sebagai gantinya semua serangan yang dia terima bisa dia kembalikan 2 kali lipat
Fenomena saudara kembar ini mereka sebut
Vinculum Caeleste...
sebuah ikatan surgawi, Ikatan ini terjadi pada saudara kembar yang memiliki kondisi unik—satu terlahir dengan Talent kutukan yang berbahaya, satu lagi dengan Talent berkah yang luar biasa kuat. Fenomena ini menarik perhatian para Dewan Kuil Holy Star di Elaria karena mereka berharap ikatan ini akan menghasilkan individu-individu kuat dari ras manusia.
Namun, ikatan ini punya risiko besar... Jika salah satu dari si kembar meninggal, Talent kutukan dan berkahnya akan hilang dari yang lain. Dewan Kuil hanya peduli pada Talent berkah untuk menciptakan individu kuat bagi ras kami. Tetapi untuk menjaga kami yang punya Talent kutukan tetap hidup demi kestabilan saudara kami, Dewan terpaksa harus merawat kami juga.
Itulah sebabnya, di sini, di Stellar Academy, kami dipantau dan dididik bersama oleh Bu Liang. Beliau adalah peneliti di Monolit Institute yang mempelajari pengaruh Talent dan Trait. Dia diutus untuk mencari cara memutus efek samping dari fenomena Vinculum Caeleste... dan menjaga rahasia ini tetap tersimpan.
Raka menarik napas dalam-dalam, menatap wajah-wajah akrab di sekitarnya, merasakan ikatan di antara mereka sebenarnya ingin di putus oleh pihak lain, namun mereka tetaplah saudara. Mereka adalah keluarga dalam beban dan tanggung jawab yang berat.
Bu Liang: (menatap ke arah mereka dengan bijak) "Baiklah, sudah saatnya kita mulai sesi hari ini. Seperti yang kalian tahu, tujuan utama kita di sini adalah untuk memahami bagaimana Talent berkah dan kutukan ini mempengaruhi kalian, dan juga melatih kalian untuk bisa saling melindungi."
Kai: (dengan antusias, memberi semangat pada yang lain) "Baiklah, kita harus memberikan yang terbaik, kan? Ini demi kita semua."
Alya: (mengangguk, memandang Raka dengan penuh tekad) "Kai Betul, Kak. Kita akan terus berjuang bersama, Oke!"
Raka: (tersenyum kecil, merasakan dukungan mereka) "Oke , Terima kasih."