Lu Qingyi berjalan ke kamarnya, tapi ia tak bisa tidur. Ia duduk di tempat tidurnya dengan kaki menyilang dan mulai bermain di laptopnya, membuka game, Happy Match.
Ia sebenarnya tidak terlalu suka bermain game, hanya menikmati permainan yang terasa merangsang kecerdasan, hanya untuk menghabiskan waktu.
Ia merasa frustrasi saat ini.
"Hei, Qingyi, apakah kamu bertemu dengan bosnya, Falcon? Apakah kamu menghancurkan gedung itu? Hanya satu gedung? Itu bukan gayamu, jadi apa rencanamu kali ini?"
Teleponnya mulai bergetar, Li Xiyi menelepon. Qingyi mengangkatnya, dan Li Xiyi mulai berceloteh.
Menghancurkan satu gedung, terutama yang telah dikosongkan sebelumnya, itu tidak terasa seperti hal yang akan Qingyi lakukan. Ketika Li Xiyi mendengar beritanya, dia cukup bingung.
Lu Qingyi mendengarkan Li Xiyi, tak mengucapkan sepatah kata pun.
"Hei, Lu Qingyi, apakah kamu kehilangan akal, atau ada orang yang menyamar sebagai kamu?"
Li Xiyi mulai berteriak di ujung telepon lainnya.
