Chereads / Reinkarnasi Pengangguran Di Ambang Kematiannya / Chapter 2 - Vol 1 Chapter 1“Reinkarnasi Tanpa Rencana””

Chapter 2 - Vol 1 Chapter 1“Reinkarnasi Tanpa Rencana””

Saat pertama kali membuka mata, hal yang saya lihat adalah tempat yang membentang tanpa batas di penuhi cahaya terang menyilaukan. Di waktu yang bersamaan terdengar sekilas suara dengan nada pelan memberitahuku.

***

"Bagaimana, apa kamu menikmati saat-saat terakhir hidupmu?"

"Aku tidak tahu. Kalau memang sekarang aku sudah mati aku tidak menyesalinya."

Sayang sekali ya. Tapi bagaimana kalau kamu mencoba hidup sekali lagi di dunia yang baru? Ini berbeda dari dunia mu sebelumnya, tetapi dengan berkat ingatanmu dari kehidupan sebelumnya tidak akan di hapus.

...

"Begitu, entahlah aku tidak punya hal berharga di kehidupanku dulu."

Saya mati dalam penyesalan!

Kalau begitu, silahkan menikmati kehidupan keduamu kamu akan menjadi anak pasangan muda, mereka akan memberimu kehangatan. Tetapi jangan memanfaatkan ibumu untuk menyusu hanya karena ibumu mempunyai payudara yang besar.

Pembicaraan selesai. Saya memicingkan mata dalam ketidaknyamanan, saat setelah penglihatan saya disesuaikan diiringi dengan kesadaran yang kembali normal.

Saya mendengar sorakan suara, tapi agak sedikit aneh dan tidak bisa aku artikan dari seorang wanita.

***

Suara terjemahan:

Waaahhhh

Selamat nyonya, anda telah melahirkan anak yang cerah.

Setelah penglihatan kembali normal, saya menjadi sadar akan kehadiran wanita muda dengan kulit bersih dan rambut biru langit

menatap saya dengan sorot matanya yang indah. Dia adalah seorang gadis cantik, dan lagi pemandangan tumpukan lemak yang menonjol di dada ini sedikit mengganggu.

Segera seorang pria muda rambutnya pirang menghampiri dengan senyum canggung tertuju pada saya. Lalu menghampiri wanita yang disampingku, sambil mengelus-elus kepalanya dengan sentuhan lembutnya. Dia tampak kuat seperti badai, dengan otot-otot yang mengesankan. Seketika pria itu berbicara dengan raut wajah yang terlihat cemas.

(Kamu tidak apa-apa sayang?)

Emm, aku baik-baik saja. Lihatlah anak kita!

Dia adalah seorang gadis cantik. Eh tunggu,tidak. Dia pasti seorang wanita.

Wanita itu terlihat bahagia memandangi saya, dengan senyuman hangat diwajah-nya sambil tertawa berseri.

"Anak? Apa yang dipikirkannya aku lebih tua dari kalian." Hoi hoi entah kenapa barusan aku merasa dia sedang tidak memujiku? Saya pikir.

Mereka berdua terlihat aneh, seharusnya saya bereaksi negatif begitu melihat pria bodoh besar ini-tetapi yang mengejutkan saya. Tidak ada hawa buruk dari keduanya, rambut biru cerah dengan rambut coklat menawan. Pantas saya pikir kalau mereka pasangan yang tepat.

Wanita itu menatapku dengan tatapan bangga dan berbicara. Namun, kata-katanya aneh tidak pernah kudengar sebelumnya dan sulit aku pahami. Apakah dia berbicara bahasa jepang?

Pria disampingnya menjawab sesuatu. Ekspresi cemas diwajahnya menghilang.

Saya tidak tahu apa yang sebenarnya merka bicarakan.

Kemudian suara ketiga yang masih sama tidak dapat kupahami bergabung ke percakapan, tetapi saya tidak dapat melihat siapa yang berbicara. Saya penasaran, saya mencoba untuk beranjak bangun kemudian berbicara kepada orang-orang ini agar dapat mengetahui keberadaan saya dan siapa mereka sebenarnya. Saya mungkin sedikit lebih gugup dalam berbicara karena setelah beberapa tahun mengurung diri, tapi bukan brarti saya tidak dapat berbicara dengan orang lain. Namun, entah mengapa, yang bisa saya keluarkan malah terdengar berbeda dari yang ingin saya bicarakan:

" OEKK! WOAHH "

Hanya kata-kata kacau dan jeritan rengek.

Saat aku ingin menggerakkan tubuh yang terjadi malah tubuhku tidak bisa ku-gerakkan seperti keinginanku, aku hanya bisa menggerakkan jari dan lenganku. Tapi aku tidak bisa duduk.

Pria berambut coklat itu dengan tangannya yang kelihatan besar, dia membungkuk dan tanpa diduga mengangkatku. Aku tidak bisa berpikir normal ini sungguh tidak masuk akal! Beratku yang mencapai lebih seratus kilogram ini. Bagaimana dia bisa mengangkatku dengan mudah? Apakah aku turun berat badannya setelah mengalami koma yang lama?

Saat saya mencoba mengangkat tangan saya, saya berkata dalam hati kemudian ingin menjerit seakan tidak percaya. namun seperti biasa aku tidak bisa melantunkan kata-kata sesuai yang diinginkan.

Ehh sebentar ada yang aneh, tubuhku…

Tubuhku…

(Mengecil?)

Apa-apaan tubuh ini, kenapa tubuhku mengecil? Seingatku aku hanya mengalami kejadian malang waktu itu.

Kalau dipikir lagi itu adalah peristiwa yang buruk dimana saya mengalami hal yang diluar nalar, kemudian terjebak di kondisi yang mengancam nyawa saya dan banyak orang saat itu. Tubuh saya terbakar panas beberapa tulang rusuk patah melukai organ dalam. Selama peristiwa itu, pikiran saya cuma satu:

Hidup saya akan benar-benar suram.

Mari kita lompat beberapa bulan!

Rupanya setelah mengalami hal-hal yang mengejutkan selama ini. Saya mengetahui kalau saya terlahir kembali. Realitas situasi menyadarkan: Saya masih bayi saat ini.

Saya akhirnya bisa mengetahui setelah saya memastikannya sendiri. Saya diangkat dan di peluk, tidak mungkin ada orang yang mau mengangkat dan memeluk saya dengan berat seratus kilogram lebih ter-lebih yang melakukannya gadis cantik yang usianya lebih muda dariku. Tetapi mengapa saya masih memiliki ingatan tentang semua kehidupan saya sebelumnya? Bukannya aku tidak ingin, tetapi siapa akan membayang-Kan  jika seseorang terlahir dengan semua ingatan kehidupan lamanya. Bukannya itu

kelihatan aneh.?

Masih ingat dengan dua orang yang pertama kali saya lihat ketika saya datang ke dunia ini? Mereka adalah orang tua saya.

Jika saya menebak, saya akan mengatakan  kalau ayah saya masih berumur sekitar awal dua puluhan dan ibu saya masih sedikit dibawah-nya. Itu jelas lebih muda dari kehidupan saya yang lalu, tetap saja. Diri saya yang sudah berusia setengah jalan mendekati kepala tiga akan menganggap mereka seperti adik-adik saya di kehidupan sebelumnya.

Aku sedikit merasa kesal ke diriku dan cemburu dengan mereka yang sudah melahirkan anak pada usia itu.

Huft…Mereka benar benar membuatku iri

bisa menikmati malam pertama mereka di usia yang masih muda "desahku"

Awalnya saya berpikir saya terselamatkan dan berada di luar negeri untuk penanganan lebih lanjut. Namun setelah melihat semua perbedaan dari bahasanya berbeda dan orang tua saya tidak seperti figur orang di dunia saya sebelumnya, kebanyakan orang juga mengenakan pakaian yang terlihat seperti pakaian kuno. Saya tidak melihat barang apapun yang dirasa itu dari kehidupan lama saya yang sudah maju, seorang pelayan wanita datang dengan pakaian pelayannya kemudian membersihkan dengan kain lap. Furniture, peralatan makan terbuat dari kayu. Dimanapun ini, jelas ini bukan peradaban maju.

Bahkan di tempatku yang sudah terkenal sangat maju dalam industri memiliki inovasi teknologi pada setiap bidang, jadi sudah bukan masalah besar untuk menangani masalah pencahayaan untuk tempat pelosok. Berbeda dengan disini. Jangankan menyalakan lampu, listrik saja tidak ada.

Saya heran bagaimana orang-orang disini bisa hidup tenang tanpa listrik. Saya teringat ketika masih di dunia sebelumnya ditemani dengan komputer kesayangan, entah kenapa saya merindukan komputer dengan waifu yang ada disana. Saya mengira diawal kalau orang tuaku sangat miskin sehingga mereka tidak dapat membeli lampu atau membayar tagihan listrik di awal bulan.

Tapi apakah semua prediksi itu benar?

Untuk memastikannya, mereka punya pembantu. Kupikir mereka mempunya uang untuk memperkerjakan seorang pembantu akan tetapi disisi lain aku berpikir kalau itu saudara perempuan ayahku, atau ibu saya.

Itu tidak terdengar aneh, dia pasti sangat membantu untuk mengurus rumah sehingga mempermudah pekerjaan mereka semua bukan?

Saya berharap kalau aku bisa menjalani kehidupanku lebih terang, melakukan segala sesuatu lagi dan memperbaiki kesalahan di kehidupan lama saya. Tapi yang terlahir dari keluarga sangat miskin akan susah untuk melakukan itu karena semua untuk membayar utilitas. Tidak persis seperti yang saya pikirkan.

***

Setengah tahun berlalu…

Setelah enam bulan lamanya mendengarkan orang tua saya bercakap-cakap, saya mulai memahami beberapa bahasa. di kehidupanku sebelumnya nilai bahasaku tidak terlalu bagus, tapi apa yang dikatakan semua orang benar apa adanya,

bahwa setiap anak yang lahir akan menempel dekat dengan bahasa orang tuanya. Itu akan membuat lebih sulit maju, jika anda ingin mempelajari bahasa baru dalam sebuah studi. Mungkin dikarenakan saya mempunyai tubuh baru, otak saya yang masih bisa berproses mencerna sekitar akan lebih efisien untuk belajar kali ini? Saya merasa memiliki kemampuan yang tidak biasa untuk mengingat banyak hal, mungkin karena usiaku sangat muda.

Tidak hanya pengetahuan dasar tentang dunia ini yang aku pelajari, mengesamping-kan itu aku harus bisa berjalan segera. Di awali dengan merangkak perlahan, bisa bergerak adalah sesuatu yang luar biasa. Selama ini saya tidak pernah merasa bersyukur telah memiliki kendali atas tubuh saya sendiri.

Ibuku yang selalu memperhatikanku dari lama, dia mengingat persis setiap gerak-gerik yang saya lakukan.

"Begitu kamu mengalihkan pandanganmu darinya, dia akan menyelinap ke suatu tempat,"kata ibuku.

"Benarkah, aku tidak percaya anak sekecil ini sudah bisa mempermainkan ibunya."

kata ayahku dengan senyuman yang membuat ibuku sedikit merasa jengkel.

Saya merasa mungkin ayahku adalah orang populer di kalangan wanita dulu, tunggu! Tidak. Lebih tepatnya "pria bejat" Terlihat dari cara dia memperlakukan ibuku ketika malam hari dengan gairah sexual-nya yang liar sampai ibuku menjerit dengan kata-katanya yang khas di telingaku:

Ahhh lagi sayang lagi ahh…

Sayang kamu lebih bersemangat hari ini. Baiklah malam masih panjang ayo kita lebih lama bermain-nya.

Ahhhhh…

Begitulah, mereka melakukan rutinitas itu setiap malam hingga tega menelantarkanku dalam ranjang bayi berada di sudut ruang-an. Saya merasa heran kenapa ibu mau menikah dengannya. Mungkinkah ada yang spesial dari hubungan mereka berdua?

Baiklah cukup membicarakan mereka berdua.

"Ngomong-ngomong anak kita juga tidak pernah menangis kan?" Kata ibuku.

"Ya kamu benar sayang. Aku sempat khawatir dia tidak pernah menangis selama ini, tapi setelah aku memperhatikan, aku merasa dia memiliki keunikan sendiri pada dirinya. Aku yakin ketika dia beranjak dewasa, dia akan menjadi hebat sepertiku"

Kata ayahku yang seakan membanggakan dirinya.

"Akan lebih baik kalau dia tidak memainkan banyak wanita sama sepertimu tuan."

Saut Elisa, pelayan dirumah kami. Dengan nada sinis sambil menyuguh-kan minuman.

Tetapi ayahku tidak mempermasalahkan hal itu, dia membalas dengan tawanya, seakan sudah terbiasa dengan suasana rumah seperti ini.

Mari lanjut ke cerita!

Merengek adalah hal yang tidak sepatutnya dilakukan untuk orang sudah berumur seperti saya, tetapi tidak menutup fakta kalau diri ini sering menangis di kehidupan sebelumnya. Mungkin karena sudah banyak hal yang aku pendam sendiri selama ini tanpa mau berbagi rasa ke orang terdekat, hanya karena sering berpikir konotasi negatif orang lain terhadap saya. Namun kita tetaplah kita, kita tidak bisa menjadi orang lain atau terus memakai topeng untuk bertahan dari segala kondisi.

Kita bebas mengekspresikan perasaan, berbagi rasa ke orang lain tanpa harus mengekangnya. Bukankah itu yang dinamakan hidup sebenarnya?

Mungkin untuk saya yang sekarang karena masih dalam masa pertumbuhan, saya hanya merengek kalau merasa lapar. Saat-saat ketika saya meratap adalah saya mencoba hal baru, dan selalu gagal, untuk menahan diri agar tidak mengotori pakaian saya.

Saat ini aku hanya bisa merangkak, tetapi saya banyak belajar kemampuan untuk bergerak. Hal pertama kali saya lakukan adalah mengenal lingkungan sekitar, menganalisa rumahku dari setiap sudut ini jelas rumah keluarga kaya. Terbuat dari kayu dan bebatuan halus, berstruktur tiga lantai dengan lebih dari enam kamar terpisah dan kami memiliki staf sebagai pelayan. Awalnya aku mengira dia adalah bibiku, adik dari ibu atau ayahku, tetapi mengingat perlakuan dia terhadap orang tuaku yang sangat hormat. Aku sempat ragu dia keluargaku atau semacamnya.

Sedikit cerita, walaupun elisa hanya seorang pelayan yang bekerja untuk melayani ayah dan ibuku, tetapi selama ini tidak pernah terpikir olehku bahwa hubungan mereka hanya sebatas pelayan dan majikan. Meski elisa sudah lama bekerja mengurus rumah kami. Terutama hubungan elisa dengan ayahku, dia terlihat sangat tidak menyukainya tetapi untuk alasannya hanya dia yang tahu. Mau bagaimana kondisinya, mereka tetap akur selama ini, mungkinkah mereka berdua pernah mengalami hal yang sangat menyentuh dulu.? hihi untuk sekarang belum saatnya kita mengetahui.

Rumah kami jauh berada di pesisir benua, terletak di sebuah pedesaan. Di luar jendela terbentang pemandangan pastoral yang damai dan indah ini mengingatkan-ku pada cerita di zaman (edo), yang saya baca dari sebuah buku di kehidupan lamaku. Dan ada juga beberapa rumah lain, hanya tujuh atau delapan terletak di tengah ladang sayuran yang penduduk asli sini merawat-nya. Tidak hanya itu daerah kami juga dipenuh hutan yang lebat namun penduduk lokal tidak berani untuk memasuki area tersebut, konon di dalam hutan tersembunyi hal-hal yang mengerikan. Tetapi untuk sekarang ini aku tidak tahu apa itu.

Aku benar-benar kewalahan melihat situasi yang berbeda drastis dari kehidupan majuku, tidak bisa melihat tiang listrik maupun pusat perbelanjaan modern maupun lampu-lampu jalanan, Bahkan mungkin tidak ada pembangkit listrik di sekitarnya. Saya pernah belajar bahwa beberapa negara mereka meletakkan kabel listrik di bawah tanah, tetapi jika itu terjadi disini anehnya penduduk disini tidak memiliki listrik ataupun penerangan di setiap rumahnya.

Tempat ini terlalu pastoral. Itu membuat saya kecewa, karena saya terbiasa dengan kenyamanan di peradaban modern yang mempermudah setiap kegiatan manusia.

Di sinilah saya bereinkarnasi, akan tetapi sekali saja aku ingin mendapatkan komputer dengan waifu-ku. Apakah disini ada orang dari jepang?

Tapi semua itu berubah saat aku berada di lantai dua rumahku.

Karena saya masih melakukan semua hal dengan terbatas, saya memutuskan untuk melihat pemandangan sore hari dari jendela lantai dua rumah saya. Aku naik ke atas kursi kemudian mengintip dari jendela lalu pupil mataku melebar.

Ayah saya berada dihalaman rumah, mengayunkan pedang dengan terampil dia terlihat cukup berpengalaman dalam menggunakannya.

Apa yang dia lakukan? Dia cukup berbakat dalam menggunakannya. Apakah ini semacam wajib militer? Semacam di fiksi?

Ketika saya memandangi ayah saya yang sedang mengayunkan pedang, tubuh saya belum terbiasa untuk menjaga keseimbangan dengan baik. Saya bergerak maju mundur mencoba untuk menopang agar stabil.

Uh oh aku akan terjatuh. Dalam keterkejutan, saya mulai terjatuh dari kursi.

Tangan saya reflek meraih kursi, tetapi belum cukup kuat untuk menopang berat tubuh saya. saya merasa berat kepala saya lebih besar daripada tubuh ini dan saya terjatuh

DUAKKK!

Kepalaku menghantam lantai dengan suara keras dan segera mendengar teriakan ibuku, Aku melihat ibuku yang cemas segera mencariku kemudian wajahnya menjadi pucat saat dia mendekatkan tangannya ke mulutnya melihat aku terbaring di lantai karena terjatuh.

"Rio! Apakah kamu baik-baik saja?" Dia bergegas ke sisi saya kemudian meletakkan saya di pangkuannya. Saat tatapannya bertemu dengan tatapanku, ekspresinya mengendur karena lega, dia membelai pipiku "Ah, Syukurlah. Liat kamu baik-baik saja. Benar?"

Tenang, nona, terlebih kamu harus berhati-hati mendekatkan payudaramu ke kepala-ku. Itu membuatku sesak. "Ocehku."

Mengingat betapa paniknya dia barusan,

mengira aku mengalami jatuh yang cukup parah. Maksudku saat kepalaku tepat mendarat dan terbentur di lantai, mungkin aku akan kehilangan sebagian akal sehat-ku. Bukan berarti aku akan berubah seisinya.

Kepalaku masih berdenyut. Saya mencba untuk menggapai kursi tetapi tenaga saya tidak cukup untuk bisa melakukannya, tapi sepertinya ibuku sudah tidak terlalu gugup sekarang. Jadi aku mungkin tidak mengalami cedera atau pendarahan yang fatal.

Dia menopangku dengan hati-hati, raut wajahnya menunjukkan bahwa, cedera atau tidak, dia menganggap ini hal yang serius. Dia meletakkan tangannya ke bagian kepalaku yang masih sakit sembari mengucapkan:

"Tenang,rasa sakitmu akan segera hilang…"

"Dengan kekuatan kehidupan, jadilah pelindung dan kebahagiaan untuk semesta, buatlah rasa sakit ini hilang, sebagai kekuatan untuk bangkit kembali - penyembuhan!"

Apa apaan? Apakah itu sejenis ciuman My-Boo versi negara ini untuk membuat keadaan lebih baik? Atau jangan-jangan dia penganut ajaran fantasi lain seperti ayahku yang memakai pedang? Apakah ini kasus gangster menikahi seorang biarawan dari gereja suci?

Tetapi setelah sesaat ibuku berbicara begitu, tangannya seketika bersinar mengeluarkan cahaya yang redup, dan rasa sakit di kepalaku langsung menghilang.

Aku melongo melihat barusan menatap ibuku dengan ibuku, kemudian ibuku membalas dengan ciuman lembutnya.

Sudah hilangkan sakitnya.?

(Bwuh..Bwuh..)

Aku merasa takjub dibuatnya apa yang terjadi barusan sangat membuatku senang kegirangan, aku akan menjadi protagonis di cerita fantasi. Disusul dengan ibu berkata:

"Semuanya lebih baik", "Kau tahu, ibumu yang menawan ini dulunya adalah petualang yang cukup terkenal "suaranya terdengar bangga"

Pikiranku berputar-putar dalam kebingungan, berbagai istilah yang baru kudengar masuk di kepalaku: pedang, pejuang, sihir, mantra, petualang, penyembuhan.

***

"Apakah aku berhalusinasi barusan?Seseorang tolong beritahu aku!"

Ayah saya yang mendengar jeritan ibuku sebelumnya, menjulurkan kepala melalui jendela"Apa ada masalah?" Dia bertanya. Sekujur tubuhnya berkeringat mungkin karena latiannya dengan pedang.

"Sayang kamu harus mulai memperhatikan anakmu lebih dari pedang"Tegur ibuku." Dia berhasil menaiki kursi. Dia bisa saja terluka parah.

Ayah saya tampak lebih tenang."Hei anak-anak pasti lebih banyak energi. Dia akan banyak belajar dari pengalamannya."

Setelah mendengar pembicaraan mereka, saya cukup merasa tersentuh dengan perlakuan mereka yang selalu memperhatikan dan menyayangi saya.

Sudah sangat lama saya tidak merasakan

perasaan ini. Tak disangka aku mengalaminya lagi di kehidupan baru-ku.

Pandanganku mulai sedikit kabur, air mata menutupi penglihatanku. Dan menetes dengan halus membasahi wajahku saat itu.

Ibuku yang kemudian melihatnya merasa khawatir:

"Rio, Apa rasa sakitnya masih ada? Apa yang membuatmu menangis.?"

Perlakuan seperti ini cukup umum terjadi antara orang tua dengan anak. Tapi kali ini, ibuku tidak hanya diam, mungkin karena melihat kepalaku terbentur keras.

"Sayang dia bahkan belum berumur satu tahun.Akankah membunuhmu bisa menunjukkan lebih banyak perhatian untuknya?"

"Seperti yang aku bilang: jatuh dan terluka dan mengalami benturan adalah cara anak-anak untuk belajar berkembang" kalau dia terluka kamu juga bisa menyembukannya!"

"Aku hanya khawatir dia terluka parah dan tidak bisa menyembuhkannya"

"Dia akan baik-baik saja"ayahku meyakinkannya.

Ibuku mendekapku dengan lembut, wajahnya menjadi merah.

"Kamu terlalu mencemaskannya, hanya karena dia tidak pernah menangis sejak lahir. Jika dia laki-laki brengsek maka dia akan baik-baik saja" Ayahku membungkukkan badannya untuk mencium ibuku.

"Baiklah, kalian berdua tidur dikamar ya?"

Setelah itu orang tua saya membawa saya naik ke lantai atas, memasuki kamar untuk menidurkan saya. Menjadikan saya seperti bayi laki-laki maupun perempuan. Aku tahu karena aku mendengar derit dan rintihan dari lantai atasku. Saya mengira itu adalah berita dari internet.

Dan juga sihir..?

Setelah semua percakapan itu, saya memberi perhatian extra pada percakapan orang tua saya dengan satu sama lain. Saat melakukannya, saya memperhatikan mereka menggunakan banyak kata yang tidak kukenal, kebanyakan di antaranya adalah nama negara, kawasan dan teritori-semuanya jelas berbeda dari pengetahuan-ku. Belum pernah saya dengar sebelumnya.

Saya tidak ingin langsung menyimpulkan semua kejadian ini secara serentak, tetapi pada poin ini cuma berarti satu hal: Saya berada di dunia yang berbeda sekarang.

Dunia pedang dan sihir.

Sudah lama aku memikirkan ini sejak aku hidup di kehidupan sebelumnya, di temani dengan komputer dan video game dalam kamar saya, yang menjadi busuk kehidupanku dulu. Saya selalu berfantasi untuk ingin menjalani hidup di dunia fantasi. Mau bagaimanapun sekarang semua keinginanku terwujud aku terlahir kembali di dunia ini, ini adalah tempat fantasi tinggi. Dimana tidak ada akal sehat yang harus tahkluk dengan aturan atau hukum yang mengekang di kehidupan sebelumnya.

Saya bisa bebas melakukan apapun yang saya inginkan, melakukan hal hal yang mencolok, kalaupun saya jatuh saya tidak akan menyerah seperti masa laluku dulu.

Dirimu yang telah mati dengan penuh penyeselan, kemudian terlahir kembali dengan berkat memiliki ingatan di kehidupan sebelumnya. Mati dengan penuh frustasi atas ketidakberdayaan dalam mencapai apapun, tapi sekarang saya tahu langkah yang harus saya ambil dengan berbekal pengetahuan dan pengalaman dari kehidupan masa laluku. Saya akhirnya bisa memulai menjalani kehidupan lebih cerah di dunia baruku.

Saya akhirnya bisa menjalani hidup dengan benar.