Sudut Pandang Aimee
Butuh waktu hampir lima jam untuk membersihkan rumah besar ini. Tubuhku seperti mau patah, aku betul-betul ingin berbaring di atas rumput hijau dan tebal ini.
Aku tidak tahu apa yang sudah dilakukan Alpha James, tiga omega lainnya yang juga dianggap pelayan oleh semua anggota pack tidak membantuku sama sekali. Mereka bahkan bersikap sinis seolah-olah membenciku. Aneh.
Umumnya, mereka selalu berbicara dan bersikap ramah kepadaku. Nasib kami tidak terlalu berbeda, mereka juga sering mendapat perlakukan tidak menyenangkan karena status omega dan dianggap lemah. Meski demikian, mereka tentunya mampu berubah menjadi serigala, ya, aku jelas di bawah mereka jika diurutkan.
Aku telah membayangkan bagaimana rasanya tubuhku menyentuh ranjang ketika suara James bergema di telingaku.
Aku berpaling kepadanya, pria dingin itu telah tiba di hadapanku dengan ekspresi yang tidak pernah berubah dan tatapan tajamnya yang khas.
"Ganti pakaianmu, kita akan pergi," kata James, "Jangan tanya apa pun."
Sebuah perintah yang jelas, aku mengangguk dan meninggalkannya menuju gubukku yang kecil.
Andai saja aku punya cukup keberanian untuk melawannya... tubuhku sangat lelah, aku ingin tidur. Toh, terlalu panas untuk keluar. Apakah dia tidak melihat matahari bersinar terlalu terang?
Atau mungkin... aku harus menolaknya?
Ya! Seharusnya aku punya keberanian untuk melakukan itu, mungkin jika aku bicara dengan baik dan memberinya sedikit pemahaman tentang betapa sulitnya semua ini, dia akan mengerti. Aku tidak kira dia seburuk itu.
Untuk pertama kalinya, aku punya keberanian melebihi apa yang telah aku rasakan. Namun, semua itu hilang saat pintu terbuka. Tatapan tajam serigala yang duduk di depan pintu membuat isi perutku menciut. Aku menutup pintu dengan cepat dan langsung bergegas mengganti pakaian.
Ide untuk menolak Alpha James sepertinya bukan ide yang baik.
**
"Seharusnya kamu punya setidaknya satu kemampuan untuk bisa membuatku sedikit kagum padamu. Bahkan untuk ganti pakaian saja kamu butuh hampir setengah jam, ironisnya tidak ada yang berubah tentangmu. Kamu dan celana hijaumu benar-benar terlihat murahan."
Aku hanya bisa menundukkan kepala, meski aku merasa celana ini cukup bagus. Aku tidak memiliki banyak pakaian yang bagus, aku tidak seperti gadis-gadis yang membeli pakaian trendi dari pasangan mereka.
"Pegang tanganku."
Sebuah tangan putih dengan urat yang mencuat terulur di depanku. Aku menoleh ke atas dan melihat Alpha James mengangkat alis kepadaku.
"Cepat, Aimee!" ia berseru.
Aku langsung mengikuti kata-kata James dan dia membawaku dengan kecepatan tinggi.
Jantungku berdebar, ini adalah pertama kalinya aku menyentuh tangannya yang begitu dingin dan lembut. Andai saja aku bisa memegang tangan ini dengan penuh kasih sayang, pasti semuanya akan terasa lebih indah.
Kami berhenti di sebuah danau besar yang sangat indah. Aku belum pernah melihat danau ini sebelumnya, airnya begitu jernih, rasanya sangat mengundang siapa saja yang melihat untuk segera menyelam.
Aku tidak berani bertanya kepada Alpha James, aku bahkan tidak berani melepaskan tangannya yang masih memegang tanganku. Entah dia lupa atau sengaja, aku memilih untuk tetap diam dan membiarkan semua ini terjadi.
"Di mana dia?" gumam Alpha James. Sepertinya ada seseorang yang sedang menunggunya.
"James, apa yang kamu lakukan di sini?"
Sebuah suara wanita yang familiar terdengar dari belakang kami. James melepaskan tangannya dari tanganku dan berpaling ke sumber suara. Sementara aku masih beku tanpa bergerak.
"Emilia, aku datang untuk melihatmu."
Perkiraanku tidak salah, mereka bersama di mansion sejak aku berumur enam belas tahun, aku melihat mereka bercumbu di setiap sudut mansion. Beberapa kali saat aku membersihkan mansion, mereka membuat cinta dengan penuh gairah. Itu adalah pemandangan yang benar-benar membuatku mual saat itu.
"Kamu masih belum bisa menghapusku dari ingatanmu? Bahkan aromaku masih lekat, sebuah Alpha seharusnya bisa melupakan seseorang yang bukan pasangannya dengan cepat, kan, Aimee?"
Apa? Dia memanggil namaku. Aku berpaling dan melihat Emilia tersenyum lebar sambil mengangkat alisnya.
"Jadi, kamu datang ke sini untuk mengesahkan hubunganmu? Aku senang melihat James akhirnya mengakui kamu sebagai pasangannya. Selamat Aimee, kamu akan menjadi Luna."
Aku tidak bergerak sedikit pun, hanya angin yang menampar wajahku. Aku tidak salah dengar, aku yakin apa yang dikatakan Emilia adalah kenyataan, bukan mimpi. Emilia bilang bahwa aku adalah pasangan Alpha James.
"Aku tahu kamu cemburu Emilia, tapi itu tidak berarti kamu bisa menyebar berita palsu seperti itu. Kembali kepadaku jika kamu masih mau, aku tidak akan membahas kesalahan yang telah kamu lakukan. Pergi dengan sengaja karena pria yang kamu pikir jauh lebih unggul adalah satu hal kecil yang bisa aku maafkan."
Sebuah kalimat jelas memutuskan semua perasaan aneh dalam diriku. Itu tidak mungkin terjadi, pesan yang diberikan oleh Emilia pasti hanya dimaksudkan untuk mengejekku.
"Apakah itu benar? Tapi kamu datang bersama Aimee, pasanganmu. Kamu belum menolaknya, kan? Kenapa kamu membawanya untuk bertemu denganku?"
Emilia melemparkan pandangannya kepadaku, diikuti oleh sikap sinis Alpha James yang semakin bertambah terhadapku. Jujur, aku sangat ingin meninggalkan mereka berdua. Aku tidak ingin terlibat dalam drama romansa mereka. Sayangnya, aku tidak tahu di mana ini, aku pasti akan mati di hutan jika mencoba untuk pergi.
"Aku datang bersama Aimee karena aku ingin membuatmu marah dan cemburu, aku sangat ingin menikahinya, tetapi bukan karena aku mencintainya. Aku tidak akan pernah bisa melupakanmu, Emilia. Kembali kepadaku, kita hebat bersama, kamu tahu tidak ada yang menjadi pasanganku, kamu Luna-ku, pasangan yang ditakdirkan. Aku mohon, Emilia..."
"Maaf, James. Semuanya sudah berakhir, mungkin ada saatnya aku kembali tapi tidak sekarang. Aku datang hanya untuk mengambil sesuatu di sini, aku akan segera kembali ke barat. Jadi, sampai jumpa ketika aku melihatmu, James."
Emilia hanya melangkah di depan Alpha James tanpa memberikan pelukan atau ciuman. Dia menghilang seperti angin dalam bentuk serigalanya. Ah, apa sebuah perpisahan yang menyedihkan menurutku.
Aku bisa melihat air mata Alpha James yang dikenal sangat dingin, mengalir di pipinya. Tidak ada kata yang keluar dari mulutnya, di antara kami sekarang hanya angin yang membawa sisa aroma Emilia.