Saya terbangun dengan suara gemerisik daun dan bunyi lembut hutan di sekeliling saya. Sinar matahari pagi menembus kanopi, menerangi lantai hutan dengan cahaya bercak-bercak. Di samping saya, James tidur dengan tenang, dengan wajah yang damai dalam cahaya pagi yang lembut. Saya tersenyum, bersyukur atas momen tenang yang bisa kami curi di tengah-tengah tugas kami sebagai pemimpin kawanan kami.
Saat saya duduk dan mengulurkan anggota badan sambil menikmati ketenangan hutan, pikiran saya melayang kembali ke pertempuran baru-baru ini. Kami telah menghadapi musuh yang tangguh dan keluar sebagai pemenang, tetapi efek dari energi gelap masih terasa berat dalam pikiran saya. Mengontrolnya merupakan perjuangan—a delicate balance between harnessing its power and resisting its corrupting influence.
"James," bisik saya lembut, while gently brushing a stray lock of hair from his forehead. Dia terbangun, berkedip melawan sinar matahari yang menembus daun-daunan.