Saat saya berdiri di depan cermin penuh, menyesuaikan lipatan terakhir dari busana hitam rumit ini, sebait kegelisahan menari di sepanjang tulang punggung saya. Kainnya merapat di tubuh saya bak kulit kedua, berkilauan dengan keindahan yang hampir magis. Kontras yang mencolok dengan kekacauan batin yang mendidih di dalam diri saya. Refleksi diri saya adalah bukti dari kekuatan dan kekuasaan kuno, namun saya tak bisa menyingkirkan keraguan yang menggerogoti kepercayaan diri saya.
"Apakah kamu sudah siap, Luna Rosalia?" suara Leticia memecah lamunan saya, menarik saya kembali ke masa kini. Matanya, yang lebar penuh kekaguman, bertemu dengan pandangan saya melalui cermin.
"Ya," jawab saya, suara saya lebih mantap daripada perasaan saya. "Saya akan pergi ke lapangan panahan sekarang."
Betharia memberi saya anggukan setuju. "Semoga beruntung. Kami akan menunggu di sini sampai Anda kembali."