Saat aku berdiri dalam cahaya bulan, memeluk James di pelukanku, beban dari segala yang terjadi kian berat di dadaku. Malam itu senyap, hanya suara gemerisik daun yang berdesir di tiupan angin, tapi rasanya seolah seluruh dunia menindih kami berdua. James selalu menjadi batu karangku, orang yang bisa kukandalkan tidak peduli apa. Namun sekarang, dialah yang goyah, dan itu membuatku lebih takut daripada apapun.
Saya bisa merasakan tubuhnya sedikit gemetar saat ia memelukku, dan saya mempererat pelukan saya padanya, mencoba memberikan kenyamanan sebisanya. Saya tidak yakin bagaimana membantunya, tapi saya tahu satu hal: saya tidak akan membiarkannya menghadapi ini sendirian.
"Kamu tidak harus melawan ini sendirian," bisikku lembut, suaraku hampir tidak terdengar di keheningan malam. "Kita akan mencarinya bersama."