Udara di antara Aimee dan saya terasa pekat dengan emosi setelah pengakuannya yang diucapkan perlahan. Untuk sejenak, kutukan, kegelapan, dan semua kesulitan yang telah menyergapku seolah menghilang. Yang dapat kufokuskan hanyalah cara dahinya bertumpu pada dahiku, bagaimana napas hangatnya bercampur dengan napasku. Dunia terasa lebih ringan, seolah alam semesta memberi kami kesempatan untuk sekadar... bersama.
Namun sebanyak aku ingin tinggal dalam momen itu, kenyataannya punya cara kejam untuk menarik kami kembali.
"Aku juga mencintaimu," akhirnya saya berbisik, suara saya serak dengan beban kebenaran. "Tapi cinta tidak akan melindungimu dari apa yang akan datang."
Tangan Aimee sedikit mengencang di wajahku, tekadnya terbakar melalui sentuhannya. "Kau pikir aku butuh perlindungan? James, aku bukan gadis kecil yang rapuh. Aku sudah melalui banyak hal, jika tidak lebih, sepertimu. Aku tidak akan tinggal diam dan melihatmu menderita sendirian."