Huapan di luar berhenti.
"Siapa.. siapa yang berhuap di luar?" Aegis bertanya, merasa kesal.
"Pergi periksa," dia melambaikan tangan, dan berjalan menuju kamarnya.
Faunana mengatupkan giginya, dan memutar bola matanya, "Kenapa dia mundur tiba-tiba?" Dia mengangkat alisnya.
"Kau berani menantang raja Faunana! Di mana rasa hormatmu?"
"Dia tidak pantas mendapatkan bentuk hormat apa pun.. tidak dari saya!"
Huapan itu bergema lagi melalui udara malam.
"Sepertinya serigala yang menyebalkan itu menginginkan pertarungan semacam itu, siapa dia? Bagaimana dia bisa masuk?" Faunana mengerutkan kening.
"Mari kita mencari tahu," Kaid menyarankan.
"Tidak mungkin Faunana, dan sisanya bersamamu ikut bersama kami, kalian adalah pengkhianat!" Aether mencibir.
Nox, salah satu penjaga yang telah memihak Faunana, mengetuk kakinya, "Ya sudah, lihat saja bagaimana kalian menghadapinya tanpa kami!"
"Kami akan baik-baik saja tanpa kalian, pengkhianat!" Aether mengatupkan giginya.
