Archi duduk sendirian di taman, ia berkata kepada Nyx bahwa ia ingin berada di taman karena ia menyukai keindahan bunga-bunga di sana.
"Rumah kita di kampung tidak memiliki bunga seperti ini," katanya dengan senyuman yang sedih.
"Pemandangan yang sangat indah," ia memeluk dirinya sendiri sambil masih mengagumi kecantikan itu.
"Memang sangat indah," kata suara di sampingnya.
Ia terlonjak ketika mendengar suara itu, menoleh ke belakang bahu, ia menyadari itu adalah Oberon.
Matanya terbelalak, "Yang Mulia," ia membungkuk.
Oberon menekan bibirnya, meskipun Nyx sudah menyuruhnya untuk menjauh, ia tidak bisa, ada benang tak terlihat yang menariknya ke arah Archi.
Ia mendekatinya dan membuatnya berdiri, "Jangan memanggil saya begitu," ia menggelengkan kepalanya.
"Tapi mengapa? Semua orang di sini memanggil anda demikian."
Oberon tersenyum manis dan mencium keningnya, "Bagimu, panggillah saya Ayah, oke?"
"Ayah?" Ia bertanya, linglung sejenak.
"Iya, kenapa?"
