[Sudut Pandang Ketiga]
"Hentikan ini sekarang juga!"
Lonceng besar yang tergantung tepat di atas arena berbunyi, menandakan akhir dari pertarungan. Tidak seperti Damon berencana untuk memberikan pukulan terakhir, bagaimanapun juga. Harper telah pingsan karena luka-lukanya, tergeletak lemas di tanah dengan matanya tertutup. Darah menetes dari sudut bibirnya, tubuhnya penuh dengan lebam hitam dan biru.
Damon menatap tajam sosok Harper yang tidak sadarkan diri, sebuah emosi yang tidak dikenal bergejolak dalam dadanya. Dia adalah manusia serigala― atau setidaknya, dia masih sebagian merupakan satu. Dengan segala alasan, dia seharusnya mulai sembuh dari luka-luka permukaan ini.
Jadi mengapa dia tidak bangun?
"Damon, apakah kamu benar-benar gila?!" teriak Blaise pada abangnya segera setelah dia memasuki arena.