[Sudut Pandang Ketiga]
Damon menyaksikan tangan Harper yang secara perlahan menjadi lemas, kembali ke tempat tidur. Nafasnya dengan cepat melambat menjadi tenang, dan dengan dengkuran ringan yang lolos dari bibirnya yang terbuka, dia tahu pasti bahwa dia telah tertidur.
Dia tidak dapat membantu dirinya sendiri tetapi mengelus rambutnya, jarinya menarik-narik helai rambut dengan keras seolah-olah rasa sakit itu akan mengalihkan perhatiannya dari kekacauan emosional yang baru saja dihadapi hatinya.
Harper menatapnya begitu lembut, begitu penuh kasih, sehingga terasa seperti obat yang menenangkan jiwa lelahnya.
Kemudian, nama saudaranya terlontar dari bibirnya yang indah, sebuah kesadaran yang sangat menghancurkan sehingga membutuhkan setiap inci kekuatan mental Damon untuk tidak mengkerut. Dia merasa seolah-olah telah didorong dari tepi tebing yang tajam, dan dia tersisa berusaha keras mencari pegangan.