"Damon tidak akan melakukan sesuatu seperti itu," kata Blaise dengan senyum pucat.
Saya bisa merasakan emosinya yang bergelora bergulir di dalam dirinya, emosi yang paling kuat adalah keengganannya untuk meninggalkan saya yang bertentangan dengan kesetiaan alaminya kepada Damon.
"Saya tahu ini sulit dipercaya sekarang, tapi dia memang peduli padaku sebagai kakak lelakiku. Dia tidak akan terus-menerus mengirimku jauh-jauh," kata Blaise, melepaskan bajunya dari tangan saya dan menggantinya dengan tangannya sendiri, memberikan ciuman lembut ke buku jari saya.
Sikap manisnya membuat saya tenang sejenak, namun pikiran kehilangan Blaise untuk selamanya menyerang saya lebih keras dari sebelumnya.
"Damon adalah bajingan," kata saya dengan gigi gemeretak. "Bagaimana kamu bisa tahan dengannya? Kamu tahu ini hanyalah siasat untuk memisahkan kita!"