Chereads / Manusia Dan Coretannya (TAMAT) / Chapter 24 - 11. Selangkah

Chapter 24 - 11. Selangkah

Sang kegelapan selalu berdampingan bahkan bersembunyi dibalik titik buta sang cahaya harapan manusia. Apa yang menjadikan manusia itu terlihat seperti benang kusut serta coretan abstrak dalam benaknya? Trauma? Cemas? Depresi? Takut? Atau kematian itu sendiri yang membuat seperti marabahaya bagi akal sehat manusia?

Sewaktu aku mencoba mengakhiri hidup yang begitu kusut, banyak coretan di tembok kamar saat aku belum berpindah singgahan atau rumah baru milik keluarga kami. Sebuah proses atau mungkin itu mimpi buruk bagiku, tembok dan barang-barang sekitar menjadi saksi bisu dalam percobaan bunuh diri.

Entah, rasa sakit yang aku terima saat ajal ingin menjemput itu sangat bergairah dan menyakitkan. Saat itu aku juga pernah menceritakan persoalan tentang aku mati untuk yang ke-dua kalinya, lalu dibangkitkan kembali oleh sang cahaya ilahi memberi ujian yang jelas-jelas tidak semua orang dapat menerima atau menjalankan amanah sang ilahi dengan baik. Mereka hanya bisa mengeluh, sama seperti aku yang dulu.

Apa yang menganggu? Aku kehilangan banyak orang yang aku sayangi, itu adalah sebuah nasib sial atau beruntung? Sial jika aku merasa sedih begitu mendalam, serta beruntung aku dapat menikmati madu dari sarang yang di tinggalkan oleh sang lebah madu itu sendiri.

Pengalaman serta penerimaan, pernah saja aku lakukan agar aku tidak mengambil pusing tentang delapan pecahan kepribadian yang terjadi kepada diriku ini. Aku tidak mengetahui apa yang membuat mereka ada, tapi mereka jelas-jelas ada untuk melengkapi segala macam yang ada dalam hidup ini.

Dunia terasa terbelah menjadi beberapa dimensi. Yang pertama, dunia kenyataan. Yang ke dua, alam bawah sadar manusia itu sendiri. Yang terakhir alam spiritual. Ketiganya sangat berkaitan dan berhubungan dengan hati dan pikiran manusia.

Benar, sedikit lagi aku bisa mengendalikan kesadaran yang lain. Sesungguhnya itu sangat menyakitkan ketika aku harus memotong semua benang kusut yang ada dalam benak ini. Terasa tidak rela aku melepaskan rasa takut yang menyelimuti seluruh tubuh ini.

Dialog bersama pribadi lain, terasa seperti sebuah catatan atau dongeng fiksi yang orang ceritakan kepada anak-anak sebagai cerita sebelum tidur. Aku juga tidak mengetahui apa yang benar-benar terjadi ketika kesadaran lain mengambil alih seluruh tubuh ini serta juga kendali manusia itu sendiri.

Kasus untuk diriku cukup rumit. Entah lah, kenapa sang ilahi memberikan seperti ini? Melihat secara langsung dan mendengar kabar burung seseorang yang telah pergi dari hidupku. Sahabat, kerabat, semuanya akan pergi untuk selamanya pada waktunya.

Pelajaran sebuah pembentukan diri menjadi lebih baik dari versi sebelumnya. Bukan membandingkan diri aku dengan orang lain, lantaran kapabilitas setiap manusia memang berbeda-beda. Menjadi versi terbaru jauh lebih baik meskipun hanya 1% sebuah kemajuan itu sendiri dibandingkan dengan tidak sama sekali memiliki kemajuan pada diri itu sendiri.

Menerima sebuah kenyataan awalnya memang berat, berhubungan dengan alam bawah sadar yang terus-menerus mengingatkan bahwa mereka pernah ada dalam hidup membuat diriku semakin sulit ketika aku berusaha menghapus atau membuang semua ingatan bersama karya sang ilahi.

Setetes racun dapat mematikan semua tentara, itu juga berlaku jika kita terapkan kedalam meaning reverse method dimana aku dapat mengembalikan semua hal negatif menjadi energi positif.

Jangan kamu terus berlari dan sembunyi dari rasa takut tertelan oleh kegelapan itu sendiri, aku memeluk sang kegelapan serta menggandengnya bersama sang cahaya pada hati dan akal sehat.

Sebuah syair tertulis untuk kalian semua para pembaca, dan aku juga. Terdengar seperti sebuah ocehan dari perasaan bias menjadi hal biasa. Semua manusia memiliki coretan pada dirinya, begitu banyak hal kusut dan berantakan karena coretan itu sendiri yang mengutuk seseorang agar tidak bisa menerima kenyataan.

Hidup, memang satu kali. Tapi aku berbeda, hanya beberapa keping kesadaran aku harus menghapus coretan yang begitu menumpuk pada jiwa dan raga ini. Semua akal sehat aku kembalikan lurus dengan sebuah tulisan.

Setiap puisi dan sajak aku tulis atau sebuah karangan cerita yang aku sajikan seperti restoran kecil menyajikan semua harapan manusia dan meluruskan sebuah coretan menjadi tulisan. Benang kusut dan kegelapan bisa menjadi teman yang sesungguhnya. Jangan kamu pernah menutup diri dari cahaya begitu juga jangankan kamu jauhi kegelapan.

Jiwa ini penuh dengan pertanyaan serta pernyataan yang membuat aku terbelah menjadi beberapa bagian. Memang, iya aku sendiri yang membuat dimensi itu terjadi menjadi nyata. Bukan hanya kemauan diriku sendiri, namun terlahir dari akal sehat yang hidup tanpa pinta.

Terasa berat bahasa yang aku berikan, sedikit lagi! Benar! Sedikit lagi! Aku yang sedang meluruskan sebuah coretan menjadi sebuah tulisan selama 3 bulan belakangan ini sangat bersyukur aku dapat meluruskan melalui menulis.

Coretan seperti kegelapan yang menyelimuti seluruh pikiran manusia, manusia harus bisa menulisnya bukan mencoret dirinya sendiri! Berhenti, berhentilah sejenak untuk merenung apa yang sebenarnya terjadi?

Menulis? Terapi? Memang terlihat sepele bagi orang awam khususnya orang tua yang jelas-jelas kurang atau minim dengan literasi dan berpatok pada zaman mereka hidup tanpa beradaptasi bahwa dunia telah berubah.

Hal pertama yang aku lakukan ketika memulai berkenanalan dengan persona yang lain adalah menulis dan memerintahkan mereka menulis juga apa yang mereka bisa. Sempat menjadi bukti nyata bahwa mereka dan untuk pertama kalinya saat 2018 salah satu pecahan diri menulis beberapa puisi yang untuk diriku. Menjadi sebuah saksi saat pertengkaran kedua orang tua ku yang hampir saja membunuh diriku dan mamaku.

Sebuah puisi yang tertulis dari ingatan masa kecil, sampai detik ini. Gambar itu menjadi bukti nyata bahwa kesadaran lain juga dapat merasakan apa yang aku rasakan juga. Mereka dan aku (8 persona yang hidup dalam tubuh ini). Pikiran, serta perasaan mereka juga berbeda dengan aku. Mereka layak seperti manusia pada umumnya tapi mereka khusus dan cukup berbeda.

Pada tahun ini memang sedikit lagi aku dapat menulis dan menyelesaikan semua coretan kusut menjadi sebuah novel yang dapat orang lain baca. Terutama kasus terhadap persona yang ada dalam tubuh ini.

Secara umum dan ketika aku masih sekolah dulu, aku sering menyembunyikan 8 persona yang ada dalam diri ini. Berusaha tetap menganggap aku = aku bukan sebagai aku = aku yang lain. Mereka bahkan menganggap aku sehat seperti biasanya, tertawa dan bernyanyi dengan lantangnya terlihat sebuah kesedihan yang tertutup rapat dari tawa dan nyanyian paling lantang saat itu.

***

2020, setelah tamat SMK.

"Akhirnya aku bisa bebas dari neraka kecil ini, walau tidak begitu buruk saat 3 tahun semasih aktif sebagai murid aku dapat beberapa pengalaman yang cukup seimbang, mungkin". Pikiranku setelah lulus dari sekolah, berpikir bahwa cobaan akan segera selesai dan tidak akan ada lagi masalah menimpa kehidupan ini.

Pagi itu aku bangun dari tidur yang begitu nyenyak, memulai beberapa hal kewirausahaan aku lakukan setelah lulus. Aku melanjutkan beberapa bisnis yang sudah aku siapkan dari semasih aku sekolah dulu. Beruntung aku memiliki kecerdasan yang cukup menangkap beberapa pelajaran dunia non akademik.

Aku berinovasi untuk membuka sebuah kelas privat dan mengajar, awalnya aku dapat menjadi seorang guru privat yang baik bagi beberapa murid didik. Beberapa metode pembelajaran efektif dan belajar menjadi seseorang yang bermanfaat bagi manusia saat itu, memang sebuah bayaran kecil aku terima saat menjadi seorang guru privat.

Berakhir aku memutuskan untuk berhenti, dan mencoba masuk kembali ke dalam dunia crypto currency dan instrumen investasi lainnya. Aku mulai mempelajari itu semua sejak aku masih sekolah, namun aku sempat berhenti karena modal belum aku pegang.

Menjadi pekerja serabutan dan menjalankan beberapa jasa untuk membantu masyarakat yang membutuhkan sebuah jasa aku siap mencari sebuah modal berbekal akal sehat dan tidak memiliki uang sepeserpun.

Sama seperti aku yang hidup menjadi gelandangan saat beberapa tahun yang lalu ketika aku tidak secara langsung terusir dari rumah secara halus karena pertengkaran puncak yang aku buat terhadap orang tuaku.

Aku memastikan diri ini hidup dengan ilmu pengetahuan yang aku miliki, aku tidak merasa takut sedikitpun jika aku tidak bisa makan untuk hari esok dan seterusnya. Sesampai kedua orang tuaku mencari informasi tentang pepergian aku yang menghilang dari rumah selama beberapa hari karena pertengkaran aku dan keluarga.

Mengingat kemampuan bertahan hidupku cukup baik, aku mencoba untuk mempelajari kembali dengan modal Rp. 50.000 untuk memasuki instrumen investasi yang bernama crypto currency.

Dengan bangganya selama 3 bulan aku dapat menghasilkan sekitar 2 juta rupiah dengan waktu singkat, untuk pertama kalinya aku merasa hebat karena dengan modal kecil dapat merubahnya seperti sulap uang mainan yang tiba-tiba saja berubah.

Aku juga membangun sebuah kelas investasi dan belajar menjadi mentor mereka, serta aku sempat mengadakan jasa sinyal atau informasi seputar crypto currency up to date dengan biaya bulanan yang aku berikan kepada anggota kelas investasi itu.

Saat itu aku juga sering menjalankan sebuah live trading bersama anggota untuk sama-sama untung dari masa itu. Awalnya aku hanya mempelajari tentang perdagangan satu arah tanpa kontrak pihak ke-tiga.

Singkat cerita 2020 saat puncaknya bitcoin sedang naik-naiknya aku sempat terjun dan untung banyak dari hal itu. Beberapa anggota juga sama untungnya dengan aku karena mereka mendapatkan informasi sinyal secara akurat untuk beberapa waktu yang akan datang. Malamnya aku sempat menawarkan kakak dan mamaku untuk memesan apa saja yang mereka inginkan.

"Kalian mau apa gak? Nanti di beliin deh hari ini lagi untung banyak nih!"

"Ah mama ga minta apa-apa de, coba tawarin ke kakak kamu aja"

"Oke deh, nanti bakal di tanyain". Dengan percaya dirinya aku menawarkan segala hal yang mereka inginkan untuk membuat orang rumah senang karena aku berhasil saat masa itu. Aku juga sepertinya sudah kehilangan tentang diri sendiri dan termakan oleh kesombongan serta keserakahan yang aku miliki.

Pemasukan kali itu dalam setahun mungkin jika aku kumpulkan semua sudah menjadi bernilai 1 rumah komplek yang bagus. Untuk pertama kalinya seorang Cen atau Shendi dapat puncak kekayaan pribadinya bisa menghidupkan dirinya sendiri.

Akibat market crash atau resesi bitcoin dan dollar saat itu sedang menguat. Nasib berkata lain, semua uang yang aku punya hilang karena harus membayar hutang dari bunga perdagangan dua arah (kurang lebih mirip seperti forex).

Juga semua modal yang kedua orang tua berikan juga hangus dan hilang begitu saja. Bukan seperti awal yang sehat namun hari yang begitu buruk menimpa diriku. Aku yang rajin beribadah, setelahnya aku malah menyalahkan Tuhan lantaran aku tidak diberikan kenikmatan. Betapa sombong dan angkuhnya diriku ini. Sampai melupakan tentang pecahan diri yang selalu mengingatkan untuk hati-hati namun aku selalu mengabaikan mereka seperti Agnes, Alvaro, Arsel, dan kepribadian lainnya juga sering mengingatkan tentang hal ini.

Sampai akhirnya hidupku hancur berantakan karena kesombongan serta serakah dalam hidup ini. Mungkin jika Tuhan mengizinkan aku untuk mendapatkan semuanya, bisa jadi aku akan menjadi monster yang semakin menyeramkan.

Malam itu, kepala begitu sakit dan kepribadian lain mulai mencoba menggabungkan kesadaran utama. Mereka berusaha keras untuk aku sadar dan Jangan terlalu tamak dengan apa hal yang di inginkan.

Disini melibatkan Naka, Alvaro, Arsel, dan aku dalam satu tulisan yang jelas-jelas semuanya berbeda. Jika diperhatikan aku sebagai Shendi atau yang kalian kenal akrabnya itu Cen, juga memiliki beberapa draft nyata dan faktual dari kejadian 2020 setelah aku terpuruk karena kehilangan semua harta yang aku miliki.

Jika dibaca, tulisan mereka memang mirip dengan aku. Namun, setiap karakter memiliki beberapa cara untuk menulis. Bahkan tulisan puisi lelah 2018 yang aku tulis tanpa kendali normal dapat merubah gaya penulisan bahkan kebiasaan serta semuanya.

Kala itu aku mengutuk diriku lagi untuk ke sekian kalinya, merasa marah dan ingin mematikan diri untuk tidak hidup. Mengingat rasa sakit dari kematian itu sangat menyeramkan, aku gagal meracuni diriku dengan menelan puluhan obat apapun sampai overdosis. Namun Tuhan berkata lain, semua obat yang aku telan memang sempat hampir membunuhku. Semua obat keluar dari mulut karena aku memuntahkan semua obat-obatan yang aku minum. Akal sehat saat itu hanya terisi sebuah coretan, bukan sebuah draft dan tulisan yang mengarahkan aku. Tapi aku merusaknya.

Sebenarnya masih ada draft lain dari foto yang aku berikan kepada kalian para pembaca, namun beberapa buku setelah beberapa depresi berat dan rebutan kontrol kesadaran diri ini terpecah menjadi beberapa bagian. Seingatku Alvaro lah yang membuang dan membakar 3 buku yang berisi tentang aibku sendiri.

"Shen, ga pantes lu coret-coret beginian!". Tegas Alvaro menegur aku yang menulis sebuah laknat begitu banyak sehingga membuat kepribadian lain turut ikut memerangi diriku sendiri.

Kalau seingatku, disana juga ada beberapa tulisan yang memang aku adaptasi kembali dari novel ini. Hanya beberapa peninggalan draft yang masih tersisa. Untung Alvaro dan Naka tidak membakar semua yang aku sudah tulis. Naka lah yang merebut beberapa salinan buku dan mengamankan dari Alvaro.

"WOI JANGAN DI ILANGIN SEMUA GOBLOK!"

"BACOT NAKA! LU GA LIAT? ITU KALAU DI BACA SAMA ORANG BAKAL BAHAYA GOBLOK!"

"SETIDAKNYA JANGAN LU BUANG AL! BISA JADI BUKTI DAN PEMBELAJARAN BAGI KITA!"

"SUDAH! DIAM KALIAN BERDUA, NAKA DAN ALVARO!". Teriak tegas Agnes dalam alam bawah sadar kepada kepribadian lainnya. Agnes berusaha melerai kami supaya tidak terjadi luka pada fisik dan mengakibatkan semuanya celaka. Mungkin, jika Agnes tidak memisahkannya dari pertengkaran diri sendiri bisa jadi aku sudah tidak ada lagi karena aku sudah ingin mencoba mengambil benda tajam untuk menggorok leher ini.

Bersyukur karena mereka juga mencegah aku untuk melukai diri lebih jauh, aku senang meski demikian aku harus hidup dengan 8 dari 7 kepribadian yang ada dalam tubuh ini selama bertahun-tahun lamanya.

***

2023, sekarang.

Di tahun 2021 aku sempat benar-benar kehilangan arah dan dipaksa oleh kedua orang tua untuk kuliah. Semua depresi dan kecemasan menyelimuti diri ini serta kepribadian gelap yang aku kurung selama beberapa tahun lamanya yaitu Cahya terbebas dengan sendirinya dari kurungan di alam bawah sadar yang telah aku bentuk untuk dia tidak bisa mengendalikan diri ini.

Cahya sempat menepis tangan mama sehingga tangan mamaku cidera dan sampai sekarang tidak bisa kembali seperti normal. Ini salah aku dan membiarkan Cahya bebas karena aku mendatangkan depresi begitu dalam serta kecemasan yang menyelimuti seluruh jiwa dan raga.

Dia juga hampir melakukan pembunuhan terhadap keluargaku, dan aku mencegahnya agar mereka tidak benar-benar meninggal dunia dan membiarkan aku sendirian di dunia ini.

Entah kenapa dia ingin mengakhiri keluarga serta diriku, ternyata dia menulis sebuah catatan bahwa dirinya ingin aku tidak terus-menerus menderita dengan banyak hal. Apa lagi sampai berbohong kepada kedua orang tua bahwa aku sebenarnya tidak membayar biaya kuliah sama sekali karena aku mendapat beasiswa. Uang itu aku pakai untuk modal bisnis tapi uang itu sudah hilang dan tersisa hanya kenangan masa puncaknya seorang aku.

Cahya menulis pesan yang ada handphone lamaku, kira-kira dia mengatakan kepadaku seperti ini "aku akan mengakhiri penderitaan kamu" dan juga dia mengirimkan sinyal berbagi ingatan Cahya yang sedang merencanakan untuk pembantaian paling besar.

Sedikit lagi? Iya, sedikit lagi aku dan keluarga mati bersamaan. Hal diluar kendali terkadang masih terganggu saat itu. Aku mulai menerima beberapa hal di tahun berikutnya.

Juga aku sempat kenal dengan 2 orang pertama yang ada di laboratorium kampus dan salah satu dari orang itu adalah seorang mahasiswi, dia melirik ke arah mataku dengan tatapan tajam. Juga aku mengingat beberapa kata-kata dari dirinya yaitu "Abang ketawa lantang dan nyanyi aku seneng, gatau kenapa tapi mata Abang tetap kosong seperti ga punya kehidupan" begitu katanya dengan intuisi yang tajam membuat aku semakin waspada dengan salah satu mahluk ciptaan Tuhan ini.

Tapi aku bersyukur bisa kenal mereka ketika aku masih merasa paling terpuruk. Aku berhasil bangkit sebelum hari itu tiba, tepatnya sebelum kejadian yang terjadi pada bulan Desember 2022. Aku masih menjadi mahasiswa yang aktif dan berprestasi. Di kenal juga sebagai mahasiswa yang berkontribusi terhadap pembentukan kampus baru itu.

Jujur, pertama kali aku bertemu dengan salah satu tokoh hebat yaitu Prof. Onno w Purbo dia adalah dosen sekaligus wakil rektor dari kampus. Aku mendapatkan seperti harapan hidup setelah dia mengatakan bahwa aku dapat bisa menjadi orang yang berguna kelak nantinya.

Dirinya juga mengingatkan bahwa aku harus menulis sebuah buku karya ilmiah agar aku bisa cepat lulus dari masa perkuliahan. Mungkin, aku belum membuat sebuah buku yang beliau inginkan. Tapi aku sekarang menulis buku tentang kesehatan mental, serta pengalaman menyelesaikan masalah yang telah aku lewati saat itu.

Selain Isyaf, beliau juga mengingatkan aku pada almarhum kakek, Isyaf, dan kerabat lainnya. Mereka mendukung aku untuk menulis, bukan mencoret tapi menulis. Terlalu banyak coretan dalam hidup ini, maka aku harus menulis tanpa coretan.

Paralel waktu terasa cepat, aku bertemu dengan banyak orang-orang hebat sehingga aku dapat belajar dari mereka sebelum aku benar-benar berhenti kuliah seperti saat ini. Menjadi orang yang lebih berakal serta belajar menjadi seseorang yang lebih baik dari dirinya yang lalu.

Kiasan dasar yang aku tulis, seperti paralel waktu yang saling berhubungan dengan satu sama lain dengan syarat aku harus sembuh walau pada faktanya memiliki kepribadian yang lebih dari 1 adalah pemberian abadi dan akan selalu ada sampai mati tetapi tetap saja, aku harus bisa memimpin mereka semua.

Segala pengobatan dari metode yang aku pelajari, aku terapkan kedalam keseharian serta menjadikan menulis adalah kebiasaan bukan sebuah paksaan. Berkat aku sering menulis, dan orang sekitar juga mendukung aku menulis buku. Pertama dan akhirnya aku bisa menyelesaikan draft dari beberapa hal yang sudah terbengkalai menjadi formula inti dari cerita hidup yang dapat menjadikan kesempatan untuk menerima diri jauh lebih baik dari sebelumnya.

Sebuah identitas yang terbentuk dari sang kegelapan memeluk erat sang cahaya, kami harus bisa menempuh rumusan dasar untuk mengatasi hal dalam hidup ini. Meski, sebenarnya aku juga tidak tau apakah tulisan ini dapat berguna bagi orang-orang?

Mungkin, dan bisa jadi tidak sama sekali. Tidak semua orang peduli dengan diri kamu. Bahkan keluarga kamu sendiri bisa menjadi orang asing bagi pribadi masing-masing.

Tapi aku yakin, bahwa aku bisa menjadi teman bagi para kepribadian lainnya. Juga, bisa mencintai masa lalu lebih dari apa pun yang terjadi dalam sebuah takdir yang akan datang. Serta-merta bagi kalangan orang yang tidak peduli dengan kesehatan mental ada kalanya mereka akan mendapatkan sebuah edukasi atau pembelajaran penting betapa keharusan menerima diri sendiri dan juga mengenali diri sendiri lebih dari siapa pun.

Banyak kasus juga, terutama kasus langka seperti yang aku alami. Sebagian besar dari mereka sama yang aku katakan beberapa kali di atas yaitu mereka selalu menganggap hal itu biasa tanpa adanya penanganan medis untuk hal yang telah di alami.

Juga mereka menganggap kegelapan adalah sumber masalah sebenarnya tidak juga. Menurut pemahaman dan apa yang aku rasakan, biasanya aku yang sekarang bisa memanfaatkan kegelapan untuk membuat diri jauh lebih kreatif dan inovatif jikalau aku berhasil menghubungkan dari sisi terang itu sendiri.

Catatan pribadi menjadikan alasan aku mencari cara untuk menstabilkan tekanan pikiran yang terus menjerumuskan aku kedalam jurang tak berujung. Mungkin, sedikit lagi aku bisa merasakan kedamaian dari cinta yang aku buat sebagai rasa sayang diriku pada diri sendiri dan mengenali diri sendiri jauh lebih dari apa yang orang lain lihat.