(Tokyo, 9 Desember)
"(Luthor..... Aku mengenal Luthor sudah sangat lama,)" pikir Dae Kim yang terdiam duduk sendirian di kursi ruangan pertemuan. Di sana sangat sepi dan sambil berpikir dan memainkan pena yang ada di tangan nya dengan pikiran yang sangat banyak.
"Haaahhh..... Aku masih belum ingat juga," dia menghela napas panjang melihat langit langit lalu menyalakan rokok nya. Tapi tiba tiba ia teringat akan sesuatu.
"(Baru aku ingat.... Jika tak salah... Luthor menikahi seorang Dokter bukan? Kemudian dia punya seorang Putri.... Bukankah dia sendiri mengaku bahwa Putrinya sangatlah cantik, tapi kenapa Putrinya malah bilang berbeda sekali...)" dia terdiam bingung, mungkin selama ini, Luthor selalu bercerita padanya pasal Lex Luthor bahwa dia sangat menyayangi putrinya tapi di pandangan Lex Luthor, itu justru memang berbeda.
Lalu ada yang membuka pintu yakni Lex Luthor. Dae Kim menoleh dan tersenyum. "Yo sayang.... Lihat siapa yang menunggu duluan di sini.... Kau sudah sarapan?" tatap nya.
"Ada apa dengan pertanyaan mu?" Lex Luthor menatap dingin.
"Yah.... Kau bilang Luthor kurang perhatian pada mu bukan, jadi aku bisa menjadi penggantinya kan.... Bukankah aku baik dalam hal ini.... Memperlakukan wanita dengan lembut adalah kemampuan ku," tatap Dae Kim yang mendekat memegang dagu Lex Luthor.
"(Bahkan dagunya terasa lembut... Kulit nya memang terlihat agak pucat tapi ini terlihat lembut... Bahkan sudah terasa.)"
Lex luthor menjadi menyingkirkan tangan Dae Kim dengan pelan. "Bisa kita langsung pada inti nya? Aku di sini untuk mendengar kerja sama mu dengan Luthor...." dia menatap.
"Baiklah..... Tentu...." Dae Kim menjadi berdiri lalu memberikan dokumen pada nya.
"Itu projek yang aku buat bersama Luthor selama 5 tahun dan sudah tertinggal kan selama 20 tahun karena Luthor tidak lagi kemari untuk membahas langkah terakhir," kata Dae Kim.
Lex Luthor membaca nya sebentar dan melihat tanda tangan Luthor. "Apa Ayah ku sudah menandatangani ini?"
"Tentu... Jika tidak kenapa aku bilang projek itu belum selesai.... Dia menandatangani nya sebelum projek itu selesai karena dia hanya titip kerja sama, aku harap kau tidak sepertinya. Kepedulian dalam bisnis kerja sama juga harus penting... Jangan menyerahkan apapun pada lawan kerja sama mu sementara kau hanya titip tanda tangan dan syarat nya saja.... Kau mengerti ini, Sayang?" tatap Dae Kim.
"Aku mengerti... (Yang mereka bangun adalah bisnis kasino yang sangat besar..... Orang ini memilih tempat yang bagus dan menyiapkan banyak properti sementara Ayah hanya memberikan dana yang di perlukan.... Aku hanya harus memberikan sisa dana yang akan di tambahkan dan menandatangani ini.... Tidak lebih dari kerja sama yang kuat,)" Lex Luthor menyetujui nya lalu menutup dokumen itu tapi ada foto kertas yang jatuh membuat nya terdiam melihat kertas itu jatuh.
Ia lalu mengambil nya perlahan dan melihat foto itu. Seketika ia berwajah sangat terkejut dengan mata melebar tak percaya melihat kedua orang tuanya berfoto bersama di saat yang tepat.
Dengan Ayah nya yang memakai jas hitam dan ibunya memakai baju Dokter. Ibu Lex Luthor rupanya seorang Dokter. Mereka tampak sangat bahagia sekali, pasangan yang sangat cocok.
"Ini..." Lex Luthor masih terdiam tak percaya.
"Sayang.... Lex Luthor.... Kau tahu apa yang paling berharga dalam hidup mu sendiri?" tatap Dae Kim.
"Hal.... Yang... Paling berharga...."
"Menurut mu apa itu hal yang paling berharga?" Dae Kim kembali mendekatkan wajah nya tapi Lex Luthor terdiam dengan tatapan kosong.
"Hal yang paling berharga adalah, selalu tak memiliki bentuk apapun. Meski kau memiliki ataupun kehilangan nya kau tak akan pernah tahu," kata Dae Kim dengan nada berbisik di telinga Lex Luthor.
"Apa maksud nya?" Lex Luthor menatap.
"Carilah tahu sendiri... Jika ingin tahu lebih soal Ibu atau Ayah mu... Kau bisa datang padaku, Sayang," balas Dae Kim lalu ia berjalan pergi dari ruangan itu.
Lex luthor masih terdiam melihat foto itu. Di sana kedua orang tuanya terlihat sangat bahagia dengan senyum yang menempel. Bahkan Lex Luthor tak pernah melihat hal itu, juga tak pernah merasakan hal yang sama seperti bahagia nya kedua orang tua nya yang telah tiada.
"(Aku tak pernah melihat Ayah tersenyum sangat senang seperti itu.... Kenapa dia hanya tersenyum ke kamera.... Dia sama sekali tak tersenyum ke arah ku.... Kenapa?... Kenapa..... Aku bertanya kenapa.... Apa kau menganggap ku sebagai orang yang tak pantas melihat senyuman mu secara langsung.... Kau tak berguna,)" Lex Luthor gemetar dengan mengepal tangan dan meremas foto itu.
"Sialan!!!!" dia tiba tiba berteriak sangat keras di saat itu juga petir muncul sangat keras dari luar di susul hujan lebat.
Di depan pintu ruangan itu Dae Kim masih berdiri bersandar mendengar teriakan itu tadi dengan merokok lalu ia tersenyum kecil.
"(Usaha yang bagus Putri Luthor.... Arti dari Luthor adalah pemanggil petir dengan kemarahan nya.... Jangan harap petir akan menelan mu... Dia hanya akan membuat mu terbakar,)" dia lalu berjalan pergi di lorong gedung yang gelap itu.
Sementara itu, Alandra terdiam melihat langit malam yang sangat gelap. Dia terdiam memegang pagar besi balkon di sana dan menghela napas panjang.
"(Dari dulu, aku ingin menjadi kuat... Meskipun aku tak tahu siapa orang yang akan aku lindungi nanti, sekarang mungkin aku harus berpikir dua kali soal keinginan ku itu.... Siapa yang mau aku lindungi, aku sangat suka pada Lex Luthor dan aku ingin melindungi nya tanpa peduli apapun itu, namun di sisi lain, dia sudah bisa melindungi dirinya sendiri, dia bahkan membela ku begitu banyak.... Sikap yang tenang dan sangat menikmati suasana.... Aku sangat suka itu.... Dan sekarang, aku merindukan nya....)" dia memikirkan Lex Luthor.
"(Sekarang aku tahu kenapa dia selalu terlihat sangat tidak peduli akan hal apapun.... Pekerjaan nya membuat nya bersifat sangat cuek padahal dia hanya ingin melihat langit yang sangat bebas di luar sana. Perempuan sepertinya membutuhkan cinta, tapi sejauh ini dia tak pernah berkata keras pada ku.... Apa ini karena dia benar benar mempercayaiku... Mungkin aku akan fokus pada yang seharusnya aku lakukan di sini.)"
Lalu datang seseorang. "Alandra," rupanya Bibi nya yang mendekat dari belakang. Alandra hanya terdiam tak menoleh.
"Alandra... Rupanya kau di sini..." tatap Bibinya mendekat.
"Kenapa bisa Bibi kemari?" Alandra melirik dengan dingin.
"Kau bilang kau di tempat ini, Bibi kemari hanya untuk memberitahu bahwa..... Mereka memanggil mu.... Orang dari kediaman.... Mereka meminta mu juga harus meneruskan kekuatan utama dalam kediaman," kata Bibi nya.
Seketika Alandra terkejut bermata lebar tak percaya. "(Kenapa aku?!) Kediaman Luthor bukankah hanya mengisi dalam kerja sama antar Yakuza? Mereka tak melakukan hal yang lebih seperti darah bertarung meskipun Yakuza sangat khas dengan gaya berpedang mereka bukan?" Alandra menatap.
"Bukan kediaman Luthor tapi kediaman milik Istri Luthor.... Mungkin kau harus mendengar kan sesuatu dari mereka," Bibi nya membalas.
Lalu Alandra terdiam sebentar dengan sedikit masih melihat ke langit malam.
"(Agak aneh aku meneruskan kediaman milik orang lain... Kediaman itu milik Luthor karena nama nya memang begitu.) Kenapa kau menyebutnya kediaman milik Istri Luthor?" tanya Alandra.
"Itu karena, Tuan Luthor mengambil kediaman itu dan merubahnya menjadi nama kediaman Luthor, yang seharusnya milik istrinya tapi dia bilang, istrinya mengatakan hal sebelum ia benar benar pergi. Dia bilang bahwa kediaman itu harus di pegang oleh Tuan Luthor sendiri dan ubahlah nama nya untuk menjadi penerus penerus yang berdarah Luthor atau yang terkuat," balas nya. Lalu Alandra kembali terdiam sebentar.
"(Ini memanglah benar, Jika saja Orang tua Lex Luthor melihat bahwa dia bisa memegang semuanya, pastinya mereka berdua akan sangat bangga.)"
"Alandra, bagaimana? Kau akan ke sana bukan?" Bibinya menatap khawatir.
"Entahlah, aku tidak tahu, kenapa aku diminta untuk mengurus kediaman sementara aku sama sekali tak ada hubungan nya dengan itu," Alandra membelakangi Bibinya dan kembali menatap pandangan nya.
Bibinya terdiam sebentar lalu menghela napas panjang dan mengatakan sesuatu. "Hanya kau, yang di percayai oleh Nona Luthor sendiri.... Hanya kau yang sudah di takdirkan," kata Bibinya.
"Berhentilah bicara hal yang bahkan tidak pernah aku mengerti, aku masih berkuliah dan diminta hal seperti ini?" sepertinya Alandra menolak nya tapi Bibinya mengatakan sesuatu.
"Bukankah kau ingin mencintai Lex Luthor?" tatapnya seketika Alandra terdiam sebentar, pikiran nya menjadi kosong dan angin hanya menerpa nya.
Dia menjadi terngiang soal kalimat itu, kemudian menoleh dengan lirikan tajam. Kemudian menghela napas panjang. "(Aku, ingin....)"
--
Sesampainya di kediaman, Alandra bertemu dengan Pria pengurus di sana. "Selamat datang Tuan Alandra, aku Hajime, pengurus kediaman milik Istri Luthor tepat nya pengurus kediaman milik keluarga asli Wuno," kata Pria yang bernama Hajime itu.
Tapi Alandra menjadi terkejut. "Apa maksud mu.... Kediaman Wuno?... Istri Luthor .... Apa dia dari kediaman Wuno?" tatap Alandra.
"Beliau memang dari keluarga Wuno.... Dan Tuan Wuno sendiri adalah adik nya...."
Seketika Alandra yang mendengar itu menjadi terkejut. "(Aku bahkan baru tahu... Itu berarti, Wuno adalah paman dari Lex Luthor.....?!)"
"Anda masih belum percaya maka dengarkan saya dan ikuti saya," Hajime berjalan duluan.
Dengan masih tak percaya, lalu Alandra mengikutinya.
Ia melewati pintu sambil berpikir dan itu membuatnya tertabrak kepalanya oleh pintu yang tidak tinggi.
BRAK!
Ia berhenti berjalan sambil memegang kening nya. "(Perasaan kemarin tidak begini? Kemarin aku menyadari pintu ini kecil jadi aku menunduk tapi aku sedang berpikir tadi,)" ia menatap pintu kediaman itu, tubuhnya terlalu besar untuk pintu pendek di sana.
Ia lalu melihat Hajime masuk ke sebuah ruangan. Ia juga akan kesana tapi tiba tiba sebuah pisau panjang di todong kan pada Alandra oleh Hajime sendiri.
Alandra terdiam dan berwajah serius. "(Kau mau melukai ku?)"