Chereads / Kisah Couple yang Cocok / Chapter 33 - Chapter 33 Tumbangnya Lex Luthor

Chapter 33 - Chapter 33 Tumbangnya Lex Luthor

"Syarat masuk ruangan ini adalah nyawa, antara kau dan aku, Tuan Alandra, buktikan padaku bahwa Nona Luthor tak salah memilih mu," kata Hajime dengan tatapan serius.

"Apa maksudmu... Jadi kau menganggapku tak terlihat kuat dan Lex Luthor salah memilih ku?" Alandra menatap tajam.

"Ya.... Dan kau tidak sama sekali menunjukan kekuatan mu," kata Hajime. Tapi tiba tiba Alandra memukul tangan Hajime yang menodongkan pisau pada nya dari samping. Membuat pisau itu tak lagi menodong nya dan Alandra membalas nya dengan merebut pisau itu.

"(Hah..... Sangat cepat!!!)" Hajime menjadi terkejut. Tapi ia tak mau berhenti, ia melawan Alandra di kediaman itu membuat getaran gaduh di sana.

Hingga Hajime berhenti dengan mengangkat tangan nya karena Alandra benar benar sudah menodongkan pisau tadi di leher nya.

"(Gerakan itu tadi..... Sangat mudah di baca untukku.... Tapi dia benar benar gesit.) Aku menyerah... Nona Lex Luthor tak salah memilih mu Tuan Alandra," kata Hajime.

Lalu Alandra memberikan pisau nya. "Katakan padaku sekarang dan ceritakan semua nya," tatap Alandra dengan sangat serius.

"Baiklah, aku mengerti silahkan duduk. (Saat pertama kali penyerangan, dia menggunakan senjata dari pisau yang aku bawa, seharusnya jika bertarung dia harus mengeluarkan pisau nya sendiri. Sudah sangat jelas bahwa dia dulunya berlatih fisik tanpa ada nya senjata....?)" Hajime terdiam duduk di hadapan Alandra.

"Dulu kediaman paling berpengaruh di Tokyo adalah kediaman Wuno tapi semenjak seorang Pria bernama Luthor datang melamar Nona Besar, kediaman ini menjadi berubah nama dan berkurang nya pengikut maupun suruhan. Nama Nona Besar adalah Wuno Noe.... Tuan Luthor memanggil nya Noe.

Mereka berdua memiliki kisah sendiri saat datang bersamaan. Itulah kenapa Tuan Luthor sangat mendukung Wuno di saat kasus Nona Lex Luthor menyerang Tuan muda Wuno," kata Hajime.

"(Jadi.... Luka luka di tubuh Wuno itu memang lah Lex Luthor yang melakukan nya tapi Ayah Lex Luthor lebih mendukung Wuno di bandingkan putrinya sendiri saat tuntutan kasus,)" Alandra menjadi terdiam berpikir.

"Nona Lex Luthor tumbuh sendirian, semenjak kasus Wuno... Dia tak pernah menerima sepeser uang pun dari kediaman maupun Tuan Luthor. Dia berusaha keras membangun sebuah pencapaian nya sendiri hingga membuat gedung yang ia ciptakan sendiri tanpa ada nya bantuan dari Tuan Luthor. Namun saat Nona Lex Luthor ingin menunjukan kemampuan pencapaian nya, Tuan Luthor tiada tanpa kabar. Mayat nya di bawa pulang kemari dan Nona Lex Luthor memilih meng kremasi jasad Ayah nya dan dia sepenuh nya harus mengurus dalam bisnis maupun garis keluarga... Sekarang anda lah yang mengambil alih sementara dalam kediaman sementara Nona Lex Luthor meneruskan bisnis Ayah nya," tatap Hajime.

"(Masalah soal Wuno aku sudah mengetahui nya sekarang, Lex Luthor.... Kau harus menganggap semua ini hanyalah sesuatu masa lalu yang tidak akan pernah terjadi. Aku juga masih belum percaya soal hubungan Wuno dengan hal ini. Jika Wuno memang ingin mengambil alih maka kediaman ini tidak akan bernama kediaman Luthor, tapi kediaman Noe,)" pikir Alandra.

"Saya harap, anda bisa menjaga kediaman dengan baik tanpa di ambil alih oleh Wuno, menjaga perlindungan anda dan jangan tumbang untuk Nona Luthor," kata Hajime.

Tapi Alandra terkejut. "Tunggu!!"

"Kenapa?"

"Aku tidak bilang aku akan bersedia melakukan nya, aku tidak sepenuhnya memiliki darah kediaman ini," kata Alandra.

"Itu tidak akan di pandang, karena yang di pandang adalah cara dari Nona Lex Luthor menunjuk mu sebagai pengurus kediaman ini."

"Yang harus aku lakukan apa ketika aku bersedia mengurus kediaman ini?" Alandra menatap.

"Setiap hari yang harus anda lakukan adalah turun ke jalanan, anda harus menunjukan sikap keras, mengalahkan semua orang orang yang tidak terikat dalam bahasa Luthor... Atau anda bisa menggunakan tema milik Ayah Anda, mencari bawahan dan menjadi penguasa," kata Hajime membuat Alandra terdiam bingung sebentar.

"Apa aku harus melakukan hal itu? Apa tak ada hal yang lain lagi?"

"Anda bisa berlatih bertarung di sini, jika ada kediaman lain yang ingin menjalin kerja sama dengan kediaman ini, maka yang harus datang adalah Anda sendiri," balas kembali Hajime.

Alandra kembali terdiam, dia lalu menghela napas panjang dan menyetujui nya. "Baiklah.... Aku mungkin harus berpikir dulu...."

Lalu Hajime mengangguk dan membiarkan Alandra pergi dari kediaman.

Di jalan malam, Alandra menjadi terdiam menatap jalanan dan tidak melihat ke depan, layaknya dia khawatir dan putus asa secara bersamaan.

"(Ini benar benar buruk, aku tak terbiasa menghadapi pekerjaan seberat ini..... Aku bisa menayangkan kelelahan Lex Luthor yang membuat nya ingin selalu berjalan keluar sebagai Gadis yang ingin berjalan jalan.... Dan, aku mulai merindukan nya perlahan.... Aku harap dia masih menungguku,)" Alandra terdiam berhenti berjalan, lalu menengadah tepat di mana ada malam berbintang. Lalu ada bulan bulat yang terlihat.

"(Hari ini purnama?)" Alandra menatap bulan.

Sementara itu Lex Luthor berjalan di lorong di ikuti asisten nya.

"Nona Luthor... Malam ini Tuan Dae Kim ingin bertemu dengan mu."

"Aku akan datang nanti," balas Lex Luthor. Lalu ia membuka pintu masuk ke ruangan itu yang merupakan kantor yang besar. Ia terdiam berhenti berjalan melihat jendela kaca besar di ruangan itu.

"(Purnama?)" dia mendekat melihat bulan yang sama seperti yang di lihat Alandra.

Lex Luthor berjalan mendekat ke kaca yang besar itu melihat bulan yang sangat besar melingkar bercahaya.

Lalu ia ingat perkataan Dae Kim.

"Hal yang paling berharga adalah, selalu tak memiliki bentuk apapun. Meski kau memiliki ataupun kehilangan nya kau tak akan pernah tahu."

"(Aku pernah melihat bulan yang sama seperti ini.... Tapi..... Dia tak memancarkan sinar putih melainkan meneteskan darah merah yang mengerikan.... Aku tak bisa kembali mengingat itu,)" Lex Luthor terdiam menutup mata mengingat masa lalu nya.

Tapi tiba tiba masa lalu yang ia ingat membuat nya sakit kepala dan dada milik nya sesak membuat nya harus menekan sakit dada nya dengan tangan nya.

Nafas nya menjadi berat. "(Kenapa..... Kenapa harus sekarang!!?)"

"Sayang, aku datang....." seseorang membuka pintu yakni Dae Kim tapi ia terkejut ketika ia masuk dan membuka pintu, di saat itu juga Lex Luthor terjatuh tak sadarkan diri.

"Luthor!!!" Dae Kim sigap melesat menangkap Lex Luthor yang jatuh. Untung nya dia benar benar menangkap Lex Luthor.

Dae Kim menjadi berwajah tak percaya. "(Apa yang sebenarnya terjadi?!)"

Beberapa jam kemudian, tepat di tengah malam, Dae Kim keluar dari ruangan rumah sakit dan merokok di lorong rumah sakit.

Lalu datang Jun, asisten Lex Luthor yang berjalan berbondong bondong dengan panik.

"Hoi.... Mau kemana kau?" Dae Kim menatap serius membuat nya berhenti dan mendekat.

"Tuan Dae, maaf kan aku.... Aku kemari mencari Nona Luthor."

"Kau jangan mengganggunya, Dokter bilang dia demam tinggi, kau tak bisa mengganggunya."

"Tapi ponsel Nona Luthor terus berbunyi dari Tuan Alandra."

"(Alandra?.... Siapa itu?) Berikan pada ku," Dae Kim menagih dengan mengulur tangan.

"Tapi...."

"Berikan saja, kau tak boleh mengganggu Luthor... Atau kau akan memperburuk keadaan nya. Dokter juga bilang dia terlalu banyak menggunakan pemikiran nya," Dae Kim melirik tajam membuat Asisten Lex Luthor itu hanya bisa terdiam lalu memberikan ponsel nya. Terlihat banyak sekali panggilan tak terjawab dari Alandra.

"(Dia menghubunginya beberapa kali.... Itu artinya dia orang yang menghawatirkan Lex Luthor... Aku ingin tahu siapa dia.) Hei... Kau bisa pulang," tatap Dae Kim pada Jun. Lalu Jun menundukkan badan dan berjalan pergi.

Dae Kim masih memegang ponsel Lex Luthor.

"(Mari kita lihat, siapa orang ini,)" dia kembali menghubungi Alandra.

Sementara itu Alandra tertidur di ranjang nya dan membuka mata ketika mendengar suara ponsel berbunyi di meja dekat ranjang nya.

Ia bangun duduk dan mengambil ponsel nya, terlihat di sana yang menghubungi nya adalah Lex Luthor.

"(Lex Luthor?!)" Alandra terkejut tak percaya Lex Luthor menghubunginya.

----

"Lex Luthor," Alandra memulai panggilan. Tapi tak ada suara sama sekali.

"Lex Luthor? (Apa yang terjadi? Kenapa diam saja?) Lex Luthor-

"Halo..... Tuan Alandra," kata suara yang menyela nya terdengar seperti suara Dae Kim. Suara itu membuat Alandra terkejut mendengarnya.

"Siapa... Kau? (Kenapa suara nya orang lain?)" Alandra menjadi terdiam.

"Tuan Alandra, kenapa kau menjadi diam saja, benar bukan... Nama mu Alandra?" kata Dae Kim. Dia berkata sambil memegang dokumen berisikan identitas Alandra sendiri.

Dia dengan cepat mendapatkan info soal Alandra.

"Siapa kau.... Di mana Lex Luthor?" Alandra memasang suara serius.

"Ah, aku belum memperkenalkan diriku dari tadi ya, aku adalah Suami dari Lex Luthor," kata Dae Kim. Seketika Alandra terkejut dengan mata nya yang besar. Kalimat mematikan yang bahkan tidak pernah dia dengar dari seseorang yang dengan berani-beraninya mengaku begitu.

"Apa maksud mu?!.... (Aku tidak salah dengar soal ini kan?!!)" Alandra menjadi terkejut.

"Hahaha kau begitu terkejut saat aku mengatakan itu... Jangan khawatir, aku belum menikah dengan nya.... Aku hanya bercanda, dan aku bukan Suami nya tapi calon Suami nya..... Aku harap kau mengerti, Tuan Alandra," kata Dae Kim.

Alandra masih terdiam tak percaya mendengar hal itu. "Apa maksudmu..... Kau menyentuh Lex Luthor?!?!"

"Haha, kau harus menghawatirkan kondisi nya.... Aku juga ingin tahu apa hubungan mu bersama Lex Luthor.... Bukankah dia Gadis yang manis," kata Dae Kim.

"Jika kau menyentuh nya aku akan datang ke sana dan membunuh mu!" Alandra mengatakan nya dengan mengepal tangan kesal.

"Akan ku nantikan itu," balas Dae Kim lalu ia menutup kembali panggilan.

Seketika Alandra memukul meja dengan kesal di meja dekat sofa rumah nya yang gelap, hingga meja itu retak.

"(Sialan..... Sialan.....)"

Sementara itu Lex Luthor membuka mata melihat dirinya berada di ranjang. Ia bangun duduk sambil memegang kepala nya.

"(Apa yang baru saja terjadi?)" dia melihat ke samping yang terdapat jendela yang mengarah langsung ke langit dan kota luar. Ia berjalan mendekat melihat kondisi bulan yang terang jika di lihat dari lantai atas rumah sakit saat ini. Ia lalu menengadah melihat bulan yang masih purnama.

"(Apa jadinya.... Jika aku takut pada malam... Aku tak tahu lagi harus apa,)" dia menghela napas panjang. Lalu terdengar suara bunyi ponsel di meja dekat ranjang. Ia mendekat mengambilnya dengan bingung.

"(Ada apa?... Kenapa ponsel ku bisa ada di sini?)" dia dengan rasa bingung mengambil nya.

Di sana tertera nama Alandra yang menghubunginya. Lex Luthor mengangkat nya, di saat itu seketika Alandra langsung mengatakan hal serius.

"Jika kau mencoba kabur, aku tidak akan memaaf kan mu.... Kau akan aku bunuh dan tunggu aku datang ke tempat mu.... Kau tidak tahu kenapa aku ada di sini... Jika kau berani menyentuh nya satu langkah pun aku akan membunuh mu, tak peduli siapa kau," kata Alandra. Seketika Lex Luthor terdiam dengan mata tak percaya.

"(Apa dia bercanda?!.... Dia ingin membunuh ku?!)"