```
"Namun, mungkin kamu ingin merapikan rambutmu. Terlihat seperti kamu telah... sibuk."
Pipi Lauren memerah, namun matanya menyipit sebal.
Merasakan permusuhan yang kian tumbuh, Steffan melangkah maju, meletakkan dirinya sedikit di antara kedua wanita tersebut.
"Dolly, ada yang kamu butuhkan?" tanya dia, suaranya tenang namun tegas, mencoba meredakan situasi.
Mata Dolly beralih kepadanya, ekspresinya sedikit melunak. "Sebenarnya, iya. Saya perlu membahas beberapa file pasien denganmu sebelum saya pergi, tetapi saya bisa lihat kamu... sedang sibuk," ujarnya, nada suaranya masih terasa sarkastik.
Lauren menyilangkan tangannya dan menegakkan kepala sedikit. "Nah, seperti yang kamu lihat, Dolly, kami sedang dalam suatu pembicaraan. Jadi jika kamu tidak keberatan, mungkin kamu bisa membahas file-file tersebut nanti," ucapnya, suaranya merayapi ketidaksempatan.