Felicia hanya bisa menatap Erika, terlalu terkejut untuk berbicara. Dia berharap peluru itu akan mengakhiri hidupnya tapi tampaknya Erika sudah memprediksi tindakannya.
"Apa yang terjadi, Felicia? Kamu kaku?" Erika mengejek.
Felicia menggertakkan giginya sampai dia berhasil memaksa kata-kata keluar dari mulutnya.
"Apakah ini cara semuanya akan berakhir, Erika? Apakah kamu yakin ingin mencemari tanganmu dengan darahku? Kamu terlalu baik untuk ini jadi kembalikan saja senjatanya dan kita akan mengakhiri ini."
Erika menatap Felicia beberapa detik sebelum tertawa terbahak-bahak. Dia tertawa begitu keras sehingga Felicia merasa malu.
"Kamu tertawa tentang apa?" Felicia bertanya dengan giginya masih menggertak.
"Kamu kira aku bodoh, Felicia? Kamu tidak berkedip sebelum menembakku dan sekarang ketika peran kita terbalik, kamu ingin mengakhiri ini?" Erika tertawa lagi, memukul lututnya. "Bukankah ini memalukan?"
