Di kedalaman hatinya, Rosalind telah menghabiskan saat-saat tak terhitung memvisualisasikan pernikahan impian. Setelah bertahan melalui cobaan dan tribulasi, kesempatan kedua dalam hidup ini adalah hadiah yang berharga, dan dia menolak untuk menyia-nyiakannya untuk mengesankan orang-orang yang tidak dia sayangi. Bertekad untuk menciptakan sebuah hari yang melambangkan ikatan unik mereka, Rosalind mendambakan sebuah pernikahan yang mencerminkan kesederhanaan bersama mereka.
Namun, saat dia berdiri takjub di hadapan Ruang Takhta yang megah, yang dihiasi dengan susunan bunga yang halus, Rosalind merasa sulit percaya bahwa visinya telah terwujud. Lucas, kini suaminya, telah meyakinkan bahwa itu akan menjadi acara sederhana, hanya formalitas untuk melegitimasi posisinya sebagai adipatni resmi.