Jiang Xin berbalik dan menatap punggung mereka. Ia merasa tangan yang bersatu itu sangat mencolok. Ia menggenggam gagang payung dengan erat, dan matanya sudah tidak sepolos dulu. Sebaliknya, penuh dengan amarah dan cemburu.
"Kebenaran? Heh, aku tidak akan membiarkanmu tahu." Jiang Xin mengejek.
Ketika Jing Chen dan Su Wan pulang ke rumah, Jing Yu dan Jing Hao langsung mengelilingi mereka. Jing Yu menatap mereka. "Ayah, Ibu, jangan sedih. Nenek bilang bahwa Buyut hanya pergi menemani Buyut. Dia akan menjadi bintang dan mengawasi kita dari langit. Buyut pasti tidak senang melihat kalian sedih."
"Benar. Kakak dan aku sangat patuh," kata Jing Hao.
Jing Chen dan Su Wan saling pandang dan tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis. Mereka merasa enak menjadi anak-anak. Mereka akan cepat lupa hal-hal yang sedih.
