Bola-bola kuning yang menerangi panggung kini mengitari penari, menempatkannya di bawah sorotan. Dia naik di atas kabut dan melayang ke arah penonton dengan tangan dan dada bergerak menggoda. Seutas kabut melilitnya dan membawanya lebih tinggi ke tingkat tempat Ileus dan Anastasia duduk. Kabut itu tampak seperti ular putih melingkar di tubuhnya bak kekasih dan membawanya tepat di samping Ileus. Keterkejutan melintas liar di hati Anastasia saat penari itu menurunkan tubuhnya untuk menyentuh Ileus.
Anastasia tercengang memandangnya, berusaha menembus matanya melalui tabir. Dia bisa merasakan mata penari itu tertuju padanya. Ketakutan yang tak dikenal mengendap di hatinya. Jantungnya berdetak sangat cepat hingga Ileus menggenggam tangannya dan meletakkannya di pahanya karena keterkejutan yang mengejutkan indera mereka. Dia mencoba menghiburnya secara mental tetapi sia-sia. Dia membuka mulut saat dia merasakan pahit di tenggorokannya.