"Lalu mengapa kau masih berdiri di sini?" Kaizan memarahi. "Pergi dan temukan orang yang tepat."
"Ya, tuan," dia mengangguk dengan tegas. Sihirnya hampir muncul di tangannya ketika suara berat terdengar dari belakang.
"Kaizan, apakah kamu akan pergi makan malam?" Tadgh bertanya.
Terkejut, dia memalingkan kepalanya ke arah pria kedua dengan mata lebar. Apakah dia juga dalam kelompok itu? Dengan sangat sulit, Maple menekan sihirnya.
"Ya," jawab Kaizan, masih melihat pelayan bar itu. "Bisakah kamu minggir?" katanya kepada wanita itu. "Saya harus keluar."
"Y—ya, tuan," dia berkata dengan gugup dan bergerak ke samping.
Kaizan keluar, mengunci kamarnya dan setelah memberinya satu tatapan lagi, bergabung dengan Tadgh yang berdiri di tangga.
Dia melihat Kaizan menggelengkan kepala sambil berkata, "Saya belum pernah melihat pelayan bar yang lebih jelek!"
Tadgh terkekeh. "Saya pikir itu seorang laki-laki yang berdandan sebagai wanita."
Kaizan meledak tertawa.
