Elise bertanya-tanya ke mana Tuan Ian membawanya, dan pertanyaannya terhenti sampai dia tiba bukan di kamarnya, melainkan di salah satu kamar di lantai dua. Ketika pintu dibuka dan mereka masuk, Elise menemukan kamar tersebut luas dan besar namun kosong pada saat yang sama.
Ian menaruhnya di sofa panjang di depan tempat tidurnya. Ketika menaruhnya dan melihat Elise melihat sekeliling untuk mengalihkan perhatiannya dari rasa sakit sambil keringat bercucuran dari dahinya.
"Ini kamar apa?" tanya Elise, dia tidak pernah masuk ke kamar ini sebelumnya.
"Kamar saya." dan saat pernyataan itu diucapkan, Elise merasakan detak jantungnya meningkat tapi untuk alasan yang berbeda dari saat dia tahu bahwa dia terluka.
