Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Aethernum

🇮🇩ars_7000
--
chs / week
--
NOT RATINGS
1k
Views
Synopsis
Tahun 2300, dunia terlihat begitu damai. Teknologi yang dikembangkan oleh manusia semakin canggih. Namun, ada sebagian manusia yang menerima berkah dari Tuhan. Mereka adalah Vivira, kelompok yang menjaga kedamaian dunia. Seorang Vivira mempunyai kekuatan yang sangat spesial yang tidak dimiliki oleh manusia lain. Mereka harus menempuh pendidikan di salah satu akademi ternama di dunia, yaitu akademi Invicta agar mendapatkan izin untuk menggunakan kekuatannya.
VIEW MORE

Chapter 1 - Introductio

"Gaome, apa kamu ga merasa gugup?"

"Nggak. Memangnya kenapa?"

"Kamu hebat yah, detik-detik sebelum ujian ga ada rasa gugupnya"

"Dibawa santai aja kali, Amar"

Akademi Invicta, salah satu akademi ternama yang menerima Vivira. Vivira merupakan manusia yang telah diberkati oleh Tuhan dengan kekuatan yang spesial. Kekuatannya bermacam-macam, ada yang dapat mengendalikan elemen, menembus tembok, peningkatan fisik, dan masih banyak lagi. Saat ini, aku masih tidak percaya bahwa aku diterima sebagai murid di akademi ini.

Oh yah, namaku adalah Gaome Aritta. Aku berasal dari sebuah desa yang sangat jauh dari akademi Invicta. Aku diterima di akademi Invicta karena mendapatkan berkah dari Tuhan. Sebenarnya, aku masih belum mengetahui kekuatan spesial apa yang aku punya, tapi tetua di desa terus mendesakku agar melanjutkan pendidikan di akademi Invicta.

Akademi Invicta ini jika dilihat-lihat sangatlah mewah. Orang desa sepertiku rasanya masih tidak menyangka dapat menginjakkan kaki di akademi ini. Jujur saja, aku merasa sangat gugup ketika pertama kali menginjakkan kaki di akademi ini. Aku mulai memikirkan hal-hal yang berlebihan seperti bagaimana dengan teman sekamarku nanti, teman sekelas, dan mungkin juga guru-guru yang akan mengajariku.

"Halo, kamu anak baru yah?" Ucap seorang laki-laki.

"Ah, halo. Iya, aku anak baru" sahutku.

"Namaku adalah Amarta Wijaya. Kamu boleh memanggilku Amar. Aku juga murid baru di akademi ini" ucap Amar.

"Hm, namaku... Namaku-"

"Ga usah gugup gitu, santai aja" ucap Amar sambil menenangkan diriku yang gugup.

"Namaku adalah Gaemo Aritta" ucapku.

"Wah, nama yang cukup bagus. Oh yah, gimana kalau kita jalan bareng menuju asrama?" tanya Amar.

"Wah, boleh tuh. Aku juga bingung dimana letak asramanya" jawabku.

"Kamu bisa mengandalkanku, Gaome"

"Ok, mohon bantuannya, Amar"

Akhirnya kita berdua jalan menuju asrama. Sepanjang perjalanan, aku hanya merasa takjub karena yang aku lihat kanan kiri berasa berbeda jauh sekali dengan di desa. Disini, terlihat sangat maju, baik dalam segi teknologi, bangunan, transportasi, dan lainnya. Amar juga sesekali bercerita tentang dirinya. Sepertinya, dia memang seorang yang ceria.

"Kita sudah sampai di asrama" ucap Amar dengan nada senang.

"I-ini asramanya?" Tanyaku dengan bingung.

"Iya, emangnya kenapa, Gaome?" sahut Amar.

"Apa ga terlalu besar? Apa jangan-jangan cuman pikiranku saja yah?" jawabku.

"Ah, aku lupa karena kamu berasal dari desa. Apa kamu tahu, Akademi Invicta itu merupakan salah satu akademi terbaik di dunia" jelas Amar.

"Kalau itu, aku tahu. Cuman, aku ga nyangka aja asramanya sebesar dan semewah ini" sahutku.

"Harus begitu dong. Sebagai salah satu akademi terbaik, fasilitasnya juga harus yang terbaik, termasuk asramanya. Ya udah, sekarang kita masuk dan cari nomor kamar" ucap Amar.

Kami berdua pun memasuki asrama. Terlihat sangat penuh karena semua murid baru berdatangan pada hari itu juga. Aku berusaha menyelinap untuk sampai ke papan pengumuman. Usaha menyelinapku berhasil, aku melihat bahwa kamarku berada di nomor 375. Karena waktu melihat di papan pengumuman sambil berdesakan, jadi aku tidak melihat teman sekamarku siapa. Yah sudahlah, yang penting aku sudah tahu kamarku dimana. Saatnya aku mencari kamarku. Aku berharap mendapatkan teman kamar yang baik.