John masih mengikuti Pria tadi yang berjalan melewati banyaknya lorong yang gelap, bahkan seperti jalan rahasia, berantakan dan tidak terawat, di sana juga bisa di temui orang tidak di kenal yang tengah berdiri melirik mereka yang datang.
Tapi mendadak saja, orang itu menarik kerah John membuat tubuh John tertarik. Dia menarik ketika John akan melewatinya.
"Hei, kau, sejak kapan kau melewati jalan ini?" Dia menyadari bahwa John adalah orang baru.
Pria di depan tadi menjadi mendorong orang itu untuk melepaskan John. "Hei Bro, lepaskan dia, dia bersamaku" Dia menatap serius.
Hal itu membuat orang itu menatap tajam pada John yang juga melirik kesal sambil merapikan kerahnya, kemudian dia kembali mengikuti pria itu.
Di tengah jalan, dia mendengarnya berbicara. "Tadi nama mu siapa? John?" Dia menoleh sambil terus berjalan.
"Yeah, dan kau?" John menatap.
"Aku Edric, kau beruntung karena aku mengizinkan mu untuk ikut dengan ku, hanya karena kau adalah orang asing sama sepertiku" Kata pria itu yang mengaku bernama Edric.
"Tapi, sepertinya tidak hanya aku, tapi ada lagi, karena itulah aku ingin meminta bantuan"
"Memang nya siapa yang ingin kau tolong?" Edric melirik perlahan meskipun dia bisa dengan lurus berjalan.
"Dia keponakan ku, dititipkan padaku dan dia adalah gadis antibodi"
"Antibodi? Aku tidak pernah percaya hal semacam itu, itu hanyalah kebohongan pengakuan belaka" Edric mendadak menghentikan jalan nya seperti menghadap ke John sambil menyilang tangan. Apalagi ketika dia berbicara itu, tatapan nya seperti meremehkan seorang antibodi yang di percaya olehnya yang tidak pernah ada di dunia.
"Jika dia bukan antibodi, bagaimana bisa dia di kurung oleh mereka selama beberapa minggu, aku curiga mereka sudah memanfaatkan darah miliknya, dan dari awal, aku sudah salah membawanya ke tempat itu, ini baik baik saja jika kau tidak mempercayai nya, tapi jika ini memang sesama orang asing, mungkin kau juga harus menolong nya"
"Sebutkan ciri cirinya" Edric menatap.
"Hanya seorang gadis, rambut hitam, kulit putih dan mata merah muda, dia bernama Clarina dan seperti yang kau tahu, dia adalah putri dari kakak ku" Kata John. Mengetahui hal itu membuat Edric berwajah tak percaya, tapi ia kemudian membuang wajah dengan serius. "Apakah karena dia antibodi, kau menyelamatkan nya selain itu karena apa?" Tatap Edric.
Hal itu membuat John terdiam sebentar berpikir. "Sebenarnya tak ada alasan yang khusus, tapi jika bukan karena dia keponakan ku dan putri dari kakak ku, mau bagaimana lagi, aku juga harus menjaganya"
"Kenapa kau yang harus menjaganya, dan dimana Ayahnya?" Edric kembali bertanya.
". . . Dia sudah mati tertembak sangat banyak oleh militer sialan, jika saat itu aku datang, aku pasti sudah menembak militer itu dari jauh"
"Apa kau yang bukan membunuh militer itu?"
"Tidak, dia yang membunuhnya"
"Tunggu, apa? Jadi dia membunuh militer itu? Kau bilang dia tertembak mati?"
"Sebelum dia mati... Dia memang sudah tertembak sangat banyak peluru, mungkin dia kehilangan kendali ketika melihat Putrinya tersakiti, kemudian menyerahkan nya padaku" Kata John dengan wajah yang agak cemas dan khawatir mengingat kejadian itu, Clarina pasti juga tak bisa melupakan kejadian itu.
"Lalu, kau percaya dia antibodi dari mana?" Edric kemnali bertanya.
". . . Aku mengetahui nya dari Ayahnya sendiri" Balas John.
Tapi Edric mulai memasang wajah meremehkan lagi. "Dia hanya berbohong, tak ada yang nama nya antibodi" Dia masih tak percaya sambil berjalan kembali. Hal itu memang membuat John terdiam, tapi dia hanya menggeleng tak mempedulikan bahwa Edric percaya atau tidak.
Hingga mereka sampai di sebuah tempat bekas kereta bawah tanah, di sana langsung ada beberapa orang yang muncul menatap mereka datang, kemudian di antaranya ada yang maju mendekat. "Dimana barang nya, Edric?" Tepatnya seorang wanita kulit hitam dengan luka di matanya menatap serius pada Edric.
Kemudian Edric memberikan tas ranselnya yang dari tadi dia bawa. "Di sana ada senjata senjata yang kau inginkan dan keperluan lain" Kata dia.
"Ini sudah lebih dari cukup, kami benar benar berhutang budi padamu" Tambah wanita itu, tapi ia melihat ke arah John yang ada di samping Edric.
Hingga Edric mengatakan sesuatu soal John. "Dia salah seorang asing yang membutuhkan bantuan kalian, dia bilang, keponakan nya yang di tahan oleh militer adalah seorang antibodi untuk virus ini, tapi itu mustahil di percaya" Edric benar benar secara fleksibel tidak pernah memihak sehingga dia juga harus meyakinkan wanita itu untuk tidak mempercayai John.
Tapi wanita itu agak percaya. "Antibodi? Apakah itu benar?" Dia menatap ke John.
"Yeah, dia adalah antibodi" John membalas.
Kemudian suasana kembali hening hingga wanita itu menjelaskan. "Jika kau membawa antibodi ke arah barat daya, dimana ada beberapa anggota Bloody Suck bawahan ku tengah mencari obat maupun membuat penawar, mungkin antibodi akan sangat berguna untuk pembuatan obat, keponakan mu akan berharga"
"Hei, kau mempercayainya?" Edric menatap meremehkan. Tapi mendadak John mendorong nya dengan sikunya. "Diamlah man, cukup sikap mu itu, keponakan ku memang seorang antibodi, jika tidak percaya, bunuh saja aku sekarang, yang perlu ku lakukan hanyalah mengambil kembali dia dan aku harus membawa pergi dari tempat sialan itu, aku sudah curiga pihak militer di sana sudah memanfaatkan darahnya secara percuma" John menatap serius. Dia juga perlahan menunjukan sikap yang tidak suka pada Edric.
Hingga kemudian wanita tadi berpikir sesuatu, lalu dia mengangguk setuju dan mengatakan untuk memperkenalkan diri. "Aku Asteria, aku ketua organisasi Bloody Suck dan seperti yang kau lihat, selamat datang di Bloody Suck, organisasi yang berjalan untuk kepentingan keselamatan dunia, kami mencoba membuat serum dan menghadapi kelaparan yang melanda dengan saling membantu" Kata wanita itu yang mengaku bernama Asteria sebagai ketua Bloody Suck dan akhirnya John bisa masuk ke kawasan Bloody Suck sesungguhnya.
"John" Balasnya.
"Apa kau sudah tahu apa itu organisasi Bloody Suck?" Asteria menatap.
John menjadi terdiam sebentar hingga membalas. "Yang aku tahu, kalian selalu menyerang militer dan memiliki anggota yang terpencar dimana mana"
"Yeah, mungkin bisa dikatakan begitu, aku membangun organisasi ini sudah dari awal, aku juga mengambil dan mengajari dari mereka di bagian medis agar kami bisa membuat serum penawar, sebenarnya aku sudah mengajukan kerja sama dengan militer, tapi mereka menolak karena kami di anggap penyelundup dan pencuri barang lain nya, kupikir kami sudah melakukan hal yang benar, ternyata salah dimata mereka, tapi jika kau menganggap Bloody Suck juga sama sama tidak di percayai sama seperti militer, itu mungkin baik baik saja dan tidak akan jadi masalah" Kata Asteria membuat John berpikir mendengar itu.
"(Jadi, begitu... Apakah dia bukan orang Indonesia juga?)" Dia terus terdiam.
"Baiklah, karena aku sangat menginginkan antibodi itu, bagaimana jika aku memberikan beberapa orang ku untuk membantumu mengambil keponakan mu termasuk di bantu Edric" Kata Asteria membuat Edric terdiam tak percaya dan mengeluh.
"Oh ayolah, aku tak mau"
"Apa kau lupa kau juga berhutang budi pada Bloody Suck?" Asteria menatap tajam ke Edric yang menghela napas panjang dan menyetujuinya.
"Baiklah, terserah..."
"Tunggu" John menyela membuat Asteria terdiam menatapnya.
"Apa yang akan kau lakukan jika kau mendapatkan antibodi itu? Apa kau akan membawanya?"
"Bukan aku, tapi kau bersama dengan Edric akan melakukan penyelundupan dengan membawanya ke arah barat dimana beberapa anggota Bloody Suck akan menunggu antibodi, kau harus percaya pada organisasi ini" Kata Asteria.
John terdiam, jika soal kepercayaan, dia tidak tahu harus percaya atau tidak, tapi jika itu demi ia bisa melihat kondisi Clarina, dia akan setuju. "Baiklah... Aku akan menyetujui nya dan aku percaya..."
--
Di pagi hari, ketika semua orang belum terbangun dan hanya ada beberapa penjaga militer yang berjaga di tempatnya masing masing, mendadak saja ada sebuah ledakan dari bagian selatan gerbang kampus itu membuat semua militer yang berjaga secara acak menjadi terkejut dan berjalan ke sana, sebagian dari mereka membangunkan orang orang untuk membantu.
Rupanya ada beberapa Bloody Suck yang memang meledakan gerbang dengan boom, kemudian menembaki militer yang bodoh dengan berjalan tanpa waspada ke sana, meskipun sebagian dari militer sudah berada di posisi menyerang.
"Bloody Suck menyerang lagi!!" Teriakan peringatan membuat semua yang ada di garda depan ikut membantu militer melawan Bloody Suck yang satu persatu juga tumbang karena tertembak.
Tapi di antara itu, Edric berhasil melewati jalan lain meskipun juga harus membunuh beberapa militer dengan cara diam, dia mengendap endap masuk sendirian ke dalam bangunan khusus dimana militer menjadikan nya sebagai sarang medis, di sana dia melihat ke sekitar dengan waspada sambil terus berjalan masuk.
"Gadis kecil.... Gadis kecil...." Dia terus mencoba mengingat ciri ciri yang di sebutkan John sementara John sendiri membantu pasukan Bloody Suck menyerang militer.
Awalnya dia cukup kesulitan karena para medis yang ada di beberapa ruangan lorong itu, mengetahui ada penyusup masuk, jadi mereka diam diam melepaskan infected yang awalnya harus menjadi bahan percobaan, langsung di lepas keluar dari pintu ruangan membuat Edric harus terhambat dengan melawan mereka, dia juga memiliki kesempatan untuk membunuh beberapa anggota para medis yang ingin menghalanginya.
Tapi dimanapun dia membuka ruangan di sana, Gadis yang ia cari cari tidak ketemu. "Shit, dimana dia!!" Antara panik dan kesal membuatnya harus terus membuka pintu dan berjalan ke depan secara buru buru sebelum dia di serang lagi.
Hingga ia melihat seorang Gadis yang berjalan perlahan dengan penuh kesakitan, dia berjalan sambil menahan tubuhnya di dinding.
Karena melihatnya, membuat Edric berhenti berjalan sambil terengah engah. "Apa dia?" Dia akan mendekat tapi mendadak saja, karena sudah terlalu lemas, gadis itu tumbang membuat nya terkejut tak percaya.
"Tunggu, jangan mati!!"