Sementara itu, Petrus, sang supir pribadi, dengan teliti memeriksa kondisi mobil untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Dia memeriksa ban, oli, dan segala sesuatu yang diperlukan untuk memastikan perjalanan mereka aman dan nyaman.
Sementara Vera yang tengah hamil duduk dengan nyaman di dalam mobil, memeluk erat Mia si bayi kecil dalam dekapannya yang hangat. Ia melihat keluar jendela, memperhatikan dengan penuh perhatian suaminya yang sibuk di luar mobil, dibantu oleh Emma.
"Elio, bisakah aku membantumu?"
Tanya Vera dengan lembut saat Elio kembali ke mobil setelah mengecek bagasi.
Elio tersenyum lembut sambil menggeleng.
"Tidak, sayang! Kamu tdak boleh terlalu lelah. Mending kamu menjaga Mia aja dalam mobil! Biarkan aku dan Emma yang mengurus sisanya! Kesehatanmu dan kesehatan bayi kita yang terpenting."
Vera tersenyum lembut.
"Aku baik-baik saja, sayang. Aku ingin membantumu mengemas barang."
Elio menggeleng ringan.
"Tidak, sayang! Aku dan Emma akan menangani semuanya! Kesehatanmu dan kesehatan bayi lebih penting. Kamu harus istirahat dengan baik di dalam mobil!"
Vera memahami dengan senyum.
"Baiklah, sayang. Aku akan mematuhi perintahmu."
Elio memperhatikan istrinya dengan penuh kasih.
"Aku akan selalu memperhatikanmu, sayang. Yang penting, pastikan untuk selalu beristirahat dengan baik, ya?"
Akhirnya, semua barang telah terkemas rapi di bagasi mobil dan Petrus selesai memeriksa kondisi mobil, suasana bahagia pun terpancar dari wajah mereka semua.
"Kita akan berlibur selama lima hari."
Ujar Elio, senyumnya menghiasi wajahnya yang berseri-seri.
Vera tersenyum lembut, hatinya dipenuhi oleh kebahagiaan.
"Ya, Elio. Aku sudah tidak sabar menantikan pemandangan-pemandangan indah yang ada di foto-foto dalam brosur yang kamu perlihatkan itu."
Petrus memulai menyalakan mesin mobil, dan semua pun bersiap memasuki mobil. Sebelum memulai perjalanan, Elio memberikan instruksi kepada Petrus.
"Petrus, aku tahu kau adalah supir yang sangat berpengalaman. Tapi aku ingin mengingatkanmu untuk berkendara dengan hati-hati, terutama karena Vera sedang hamil! Keselamatan mereka berdua adalah yang terpenting!"
Ucap Elio dengan senyuman tapi serius, matanya memandang tajam ke arah Petrus.
Petrus mengangguk penuh pengertian.
"Saya akan berhati-hati, Pak Elio. Keselamatan Nyonya Vera dan bayi yang dikandungnya adalah prioritas utama saya."
Petrus memulai mengemudikan mobil, dan dengan perlahan mobil itu meluncur meninggalkan rumah mereka.
***
Di tengah perjalanan, suasana penuh kebahagiaan melingkupi mereka.
Elio duduk di sebelah Petrus yang memegang kemudi dengan hati-hati. Vera duduk di kursi tepat di belakang Elio, sementara Emma, dengan penuh kasih sayang, menggendong Mia yang sedang tertidur pulas, duduk di kursi belakang sebelah Petrus.
Mereka sangat menikmati momen indah ini, saling berbagi camilan, dan mengobrol ringan sambil menikmati pemandangan yang melintas di sepanjang perjalanan.
***
Di tengah perjalanan poros yang berkelok-kelok, Vera tiba-tiba meminta untuk berhenti.
"Petruss..!! Petrus..!! Berhenti, Petrus..!"
Petrus dengan cemas segera menepi di tepi jalan yang sepi. Mobil kemudian melambat dan akhirnya berhenti.
"Eh, ada apa, Nyonya Vera?"
Tanya Petrus dengan nada khawatir begitu mobil berhenti dan dia memalingkan wajahnya ke arah Vera.
Vera menarik napas dalam-dalam, wajahnya pucat.
"Maafkan aku, Petrus. Aku merasa sangat mual tiba-tiba. Aku keluar dulu sebentar."
Ujar Vera dengan suara lemah, tatapan matanya terlihat penuh ketidaknyamanan.
Vera dengan susah payah keluar dari mobil dan berjalan sedikit menjauh dari jalan.
Vera kemudian meringkuk di tepi parit yang panjang, menghadap ke hutan belantara yang berjejer di seberang jalan, sambil menahan rasa mual yang melanda.
Elio, yang duduk di kursi belakang, segera bergegas keluar dari mobil begitu melihat Vera dalam kondisi tersebut.
"Vera, apa yang terjadi? Kamu baik-baik saja?"
Tanya Elio dengan nada khawatir sambil mendekatinya.
Vera mengangguk lemah, masih menahan kejang perutnya.
"Iya, Elio, cuma sedikit mabuk perjalanan."
Jawab Vera dengan suara yang terengah-engah.
Setelah beberapa saat, mual Vera mulai mereda sedikit. Dia menoleh ke arah Elio dengan wajah lemah.
"Elio, maaf mengganggu. Bisakah kamu pindah ke kursi belakang di samping Emma dan Mia? Aku ingin duduk di depan bersama Petrus. Mungkin bisa membantu mengurangi rasa mualku jika aku fokus ke depan."
Pinta Vera dengan harap.
Elio mengangguk mengerti, memahami bahwa kesehatan Vera menjadi prioritas utama saat ini.
"Tentu saja, Vera. Aku akan pindah."
Jawabnya sambil menunjukkan senyuman kecil.
Mereka akhirnya kembali masuk ke dalam mobil, Elio merangkul Vera dengan lembut dan menggandeng tangannya sambil membantunya masuk ke dalam mobil.
Vera duduk di depan, dan Elio kemudian berjalan ke arah kursi belakang dan menempati kursi yang sebelumnya diduduki Vera tepat disamping Emma dan Mia.
Setelah Elio berpindah tempat, Vera merasa lega. Dia duduk kembali di kursi depan bersama Petrus, pandangannya sekarang terfokus ke depan.
Dengan perasaan yang lebih tenang, mereka semua sudah kembali masuk ke dalam mobil.
"Terima kasih, Elio. Aku harap ini membantu meringankan mualku."
Ucap Vera dengan senyuman lemah.
"Eh, tidak masalah, Vera. Yang penting kamu merasa lebih baik."
Ucap Elio dengan tulus, sambil meletakkan tangannya di bahunya sejenak.
Emma menambahkan,
"Selama ini saya tidak pernah melihat Nyonya Vera mengalami mabuk perjalanan. Ini mungkin karena Nyonya Vera sedang hamil, makanya dia merasa mual-mual saat perjalanan. Biasanya, wanita hamil memang lebih sensitif terhadap perubahan gerakan dan kondisi lingkungan."
Elio, yang semakin cemas, bertanya,
"Apakah ini berbahaya bagi bayi?"
"Tidak, Tuan. Mual-mual adalah hal yang normal dialami ibu hamil, terutama pada ibu yang masih hamil muda. Saya pun pernah mengalaminya ketika Mia masih dalam kandunganku."
Jawab Emma, berusaha menenangkan Elio.
Elio merasa lega mendengar penjelasan Emma.
"Syukurlah kalau begitu."
Kata Elio sambil menatap Vera dengan penuh perhatian.
"Vera sayang, lebih baik kamu istirahat tidur saja, supaya perjalanan jauh ini tidak terlalu terasa."
"Baiklah kalau begitu, aku akan tidur aja."
Ucap Vera sambil merendahkan kursi mobilnya dan berbaring untuk tidur, wajahnya terlihat lelah namun tenang karena mendapat penjelasan yang menghibur dari Emma.
Dengan hati yang lebih tenang, mereka melanjutkan perjalanan mereka kembali.
Di tengah perjalanan, keadaan masih tenang dan damai. Suasana di dalam mobil terasa nyaman, dengan hembusan angin yang lembut masuk melalui jendela terbuka.
Petrus, yang duduk di kursi pengemudi, tetap menjaga kecepatan mobil sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh Elio sebelumnya. Mata Petrus tetap fokus pada jalan, sesekali memeriksa spidometer untuk memastikan bahwa mereka tetap berada dalam batas kecepatan yang aman.
Vera, yang kini telah pindah tempat duduk ke kursi di depan bersama Petrus yang fokus mengemudi, terlihat seperti tertidur pulas. Rasa mual akibat perjalanan panjang dan kehamilannya membuatnya memilih untuk beristirahat sejenak. Dalam tidurnya, wajahnya terlihat tenang, tetapi sesekali ia bergeming ketika mobil melintasi tikungan atau jalan yang tidak rata.
Di kursi belakang, Elio duduk dengan santai, tetapi matanya mulai terasa berat karena musik yang diputar dari ponselnya. Suaranya yang tenang dan irama yang lembut hampir membawanya tertidur ke alam mimpi.
Emma, yang duduk di sebelah Elio, memegang erat bayi kecil Mia dalam dekapannya. Meskipun begitu, kelopak matanya juga mulai terlihat berat dan akan tertidur juga.
Tetapi tiba-tiba keheningan terganggu oleh tangisan Mia yang tiba-tiba muncul, Emma dengan cepat memeluk Mia yang mulai menangis dengan keras.
Emma, yang sebelumnya hampir tertidur, segera fokus pada bayinya.
"Mia, sayang, apa yang terjadi?"
Desisnya, mencoba menenangkan bayinya yang semakin gelisah.