Tiga malam. Tiga malam yang sepi dan hampa menatap langit-langit rumah sakit yang steril. Hanya suara Lukas di telepon yang memecah kesunyian, mengecek keadaanku tiap malam. Aku benci betapa nyamannya aku merasakan gema suaranya yang dalam dan menenangkan, benci karena aku terus melirik jam, menunggu panggilannya.
Hidup ini sulit tanpa Selene di sini. Dia akan bisa membantuku mengurai perasaan ini. Memilah mana yang aku dan mana yang tuntutan dari ikatan takdirku. Lebih dari itu, dia akan menghiburku dengan observasi cengengesnya yang cerdas.
Dokter Beaumont tadi pagi sempat menyebutkan, sepertinya proses penyembuhanku semakin cepat. Kebingungan beliau menggoda pikiranku. Apakah Selene semakin dekat? Setelah kecelakaan mobil itu, aku perhatikan lukaku menyembuh lebih cepat sesaat setelah dia kembali. Aku asumsikan itu karena birahiku, tapi mungkin...
"Nona Grey?"
Aku mendongak dan melihat seorang perawat mengintip dari pintu, dengan senyum ragu di wajahnya. "Kamu ada tamu."