```
Sebelum aku sadari, gadis penjual sedang membimbingku ke ruang ganti dengan sekumpok pakaian di tangannya. Aku merasa seperti menghabiskan berjam-jam mencoba satu persatu baju, lalu berjalan keluar untuk mendapatkan penilaian kritis dari Ivy.
"Hmm, aku nggak suka yang itu," ujarnya, sambil mengerutkan hidungnya melihat gaun hitam yang seksi. "Selanjutnya."
Dengan patuh aku kembali ke balik tirai, berganti dari gaun itu ke celana panjang dengan pinggang tinggi dan kamisol sutra. Ketika aku muncul kembali, Ivy bertepuk tangan dengan gembira.
"Itu dia! Kamu kelihatan sangat chic. Kita ambil itu. Sebenarnya, langsung pakai saja. Itu kelihatan lebih baik dari yang aku bawa."
Ivy ini sangat berbeda dari Ivy yang sudah kukenal sebelumnya, dan aku merasa pusing dengan perubahan mendadak itu.