Apartemen yang diomongin Clayton ada di tengah kota, di gedung pencakar langit yang menonjol di atas bangunan lainnya di area itu. Tempatnya berbau duit banget.
Aku mengikuti Clayton melintasi lobby yang mewah, merinding ketika sepatu ketsku berdecit di lantai marmer yang mengkilap. Aku nggak cocok di sini, di ruang yang sleek, penuh kemewahan lewat kesederhanaan.
Dua pria besar dengan setelan rapi berdiri di pintu masuk, matanya mengikuti setiap gerak kita.
"Penjaga?" gumamku pada Clayton, berusaha menjaga suaraku biasa meski ada rasa tidak nyaman yang merayap di tulang punggungku.
Dia mengangguk sekali, menggiringku menuju lift. "Untuk penghuni manusia, ya. Kami berusaha menghindari insiden apa pun antara manusia dan shifters."
Alisku terangkat mendengar itu, dan aku mengambil risiko menoleh padanya saat kami masuk ke dalam kotak lift yang kosong. "Sering terjadi insiden di sekitar sini?"