Jantungku berdegup kencang, seolah-olah ingin mendorong tulang rusukku keluar dari tempatnya karena terlalu bersemangat. "Semuanya baik-baik saja? Ada apa?"
Mata Vanessa mengalihkan fokus seolah-olah dia sedang berkomunikasi dengan pasangannya. Menunggu rasanya seperti digigit oleh sekawanan semut api, setiap gigitan di kulitku mulai terasa terbakar saat aku gelisah, tidak sabar menunggu jawaban.
"Dia tidak ingin memberi jawaban apa pun sampai kita bertemu dengannya, tapi dia bilang keadaannya stabil." Ada nada ragu yang tidak pasti dalam suaranya, tapi aku tetap diam saat dia berbicara dengan Vester, merasakan kegelisahan yang kian memuncak dalam diriku.
Stabil.
Itu bisa berarti banyak hal, dan tidak semuanya baik-baik saja.
Marcus menegang di sampingku dan aku melirik ke luar jendela, mengharapkan melihat sesuatu di jalan.
Tidak ada apa-apa.
"Ada beberapa pengintai di dekat sini," ujarnya setelah jeda yang lama. "Vanessa, kamu dapat merasakan mereka?"