"Kamu membuat ini jadi lebih sulit dari yang seharusnya. Aku berharap bisa menikmati momen ini, tapi sekarang aku harus bergegas menyantap makananku, sebaliknya." Suaranya terdengar kecewa, bukan marah, dan perbedaan itu membuatku menggigil.
Itu lebih buruk dari pada saat dia marah. Itu menunjukkan bahwa perjuanganku tidak lebih dari sebuah gangguan baginya.
Saat taringnya menembus kulit, rasa sakitnya tak tertahankan.
Itu lebih buruk dari api di pembuluh darahku. Ini sakit begitu dalam sehingga seluruh tubuhku berdenyut dan terbakar, aku membuka mulut untuk berteriak, tapi tak ada suara yang keluar; aku tak bisa bernapas.
Melayang di atas rasa sakit adalah kenikmatan yang mengejekku dengan kebahagiaan, menggiurkan dengan ketiadaan rasa sakit. Aku mendambakannya, ingin tenggelam di dalamnya, ingin melarikan diri dari penyiksaan ini—
Mata, Ava! Teriak Selene. Serang matanya!