```
"Ava, saya rasa ini bukan ide yang baik." Suara Lukas terdengar tegang, dan meski tidak terlalu mengenalnya, saya bisa membayangkannya berjalan mondar-mandir, tangannya mengepal dalam frustrasi.
"Tidak masalah, karena aku akan pergi." Syukurlah dia tidak bisa melihatku, aku merasa sedikit canggung karena terdengar kekanak-kanakan. Berdiri untuk diri sendiri adalah hal baru bagiku, dan setiap kali melakukannya, aku merasa seperti remaja yang memberontak.
Saya tidak pernah memiliki masa remaja yang pemberontak, tapi saya bayangkan inilah caranya mereka terdengar. Itu mengingatkan saya pada keluhan Jessa, yang selalu mengeluh bahwa Ibu dan Ayah merusak hidupnya dengan aturan ketat dan tuntutan untuk berhenti berkencan dengan siapapun cowok yang jadi favorit minggu itu, dengan alasan dia harus memikirkan tentang pasangan masa depannya.
Tentu saja dia tumbuh keluar dari itu pada suatu titik. Mungkin sekarang giliranku untuk terdengar seperti itu.
"Ava…"