Bab 1
Ch.1.1
" kak vei….." Suara tama memanggil kakak nya.
" Ahhh Tama…."
"kakak…." Tama memeluk vei.
Tama menangis atas kepergian vei dari desa.
"kakak….."
Dengan nada sedih mata vei pun mulai berkaca " iya maaf ya kakak harus pergi"
" tama gamau….tama gamau…." Perlahan tangan tama terlepas dari pelukan vei ditarik oleh neneknya.
"tama nenek kan ada sayang…." Nenek tama menyemangati.
"kakak ….." Tama berteriak.
" tama kamu yang sehat ya…" Vei berkata dengan sedih dan pasrah.
"kakak nanti pulang ke desa ya…"Teriak tama.
"...." Vei menangis menutup wajah menangis sambil memalingkan wajah.
Tama kecil pun menangis seharian sampai lelah dan tertidur.
Tama adalah gadis yang hidup di desa kecil yang bahkan tidak ketahui peta. Kepergian vei menjadikannya sedih karena hanya dia anak kecil satu satunya di desa tak ada teman seusianya maupun anak muda karena desa tersebut dipenuhi oleh banyak orang tua. Tama hidup berdua bersama nenek nya, ayah dan ibunya tidak pernah ada karena tama adalah anak yang ditinggalkan oleh sepasang kekasih yang tidak mau bertanggung jawab. Tama dan vei adalah anak yang hidup bersama di desa, tama selalu memanggil vei kakak karena vei lebih tua.
Time Skip 5 tahun
Malam hari
"bagaimana ini" Kata kepala desa.
"mohon tuan dia adalah keluarga satu satunya" Nenek tama memohon.
"sudah 4 gadis yang sudah kita selamatkan dari kepala desa di sebelah"
"iya tuan tapi aku mohon…" Nenek tama sambil bersujud.
"dia bukan keluarga atau keturunanmu biarkan dia di korbankan"
Pada malam itu nenek tama terus bersujud dan memohon sepanjang malam.
Besok hari
Hari pun cerah, seperti biasa tama sudah bisa mandiri bertani di ladang halaman mereka.
"nenek….nenek…." Tama sedang memanggil dan mencari neneknya.
"sini tama….. ayo sini" Nenek memanggil tama dengan tergesah.
"ini tas hadiah nenek untuk tama" Nenek memberikan tas jerami dengan jaitan benang warna-warni.
"uwahh….." Tama mengambil tas pemberian neneknya.
Dengan senang tama memakai tas pemberian neneknya.
"tama…." Nenek memanggil dan menyentuh kedua tangan tama kecil.
Tama melihat nenek dan mendengar.
"tama pernah tidak jalan-jalan"
"hmm…" Tama heran.
Kemudia nenek menjelaskan.
"Tama cucu kesayangan nenek...besok tama pergi melihat matahari terbit ya,….dari sana tama dapat melihat matahari terbit dan melihat desa dari kejauhan,….. pemandangan dari sana sangat indah tama pasti suka karena itu tempat kesukaan nenek" Nenek yang sedang meyakini cucunya.
"tama mau nek tama mau"
"Yasudah tama bersiap siap dulu nanti nenek antar menuju kereta kuda"
Akhirnya tama bersiap-siap, tama sangat senang karena dia berfikir akan pergi liburan bersama neneknya.
Malam pun tiba tama yang sangat bersemangat pun tidur namun, nenek menggendong tama di punggung belakang dengan nafas yang berat karena faktor usia.
"tuan pedagang mohon bawa cucuku pergi ini sebagai biaya nya" Nenek memberikan 11 Silver coin kepada pedagang.
"baiklah, tetapi kenapa anak ini harus dilarikan dari desa ini ?" Tanya pedagang.
"Desa ini memiliki hanya memiliki anak ini sebagai bayaran hutang kepada desa sebelah, kenapa desa ini tidak memiliki anak muda karena semuanya sudah dilarikan oleh masing-masing keluarga di desa ini" Nenek menjelaskan.
"kalian mempersusah keadaan sendiri kenapa tidak di nikahkan saja" Tanya pedagang.
Dengan gemetar nenek menjelaskan "mereka itu kejam….., setelah gadis dari desa ini dipaksa hamil, saat melahirkan mereka akan di telantarkan kemudian ketika meninggal mereka tidak akan menguburkannya melainkan membuang jasad di depan desa ini" Nenek merasa ketakutan.
"sudah sudah, begitu panjang aku tidak bisa lama lagi" Pedagang menghentikan cerita nenek.
"tolong selamatkan dia bawa dia pergi mala mini juga tuan".
Pada saat ini tama tertidur di dalam gerobak, tama pun tersadar dan sedikit mendengar.
"nenek serahkan kepada pedagang Upitipu kami akan menjaganya" Pedagang meyakinkan.
Tama pun setelah mendengar sedikit perkataan itu kemudian tidur lagi.
Pada malam itu juga kereta kuda pergi dari desa kecil itu dan tama berhasil dilarikan secara diam diam oleh pedagang upitipu. Saat ini tama tertidur di kereta kuda berbekalkan 2 pakaian, 1 Buku harian tama beserta pensilnya, dan sepucuk surat di tas barunya.
BAB 2
Ch.2.1
Kereta kuda terus berjalan tanpa henti, tama terbangun dari tidurnya namun tidak ada neneknya dan ia pun menghampiri kusir kuda.
"dimana nenek tama..?" Tanya tama dengan heran.
"ah kamu sudah bangun anak kecil"
"apa paman melihat nenek tama" Tama bertanya lagi.
"nenekmu mengatakan dia tidak ikut" Kusir kuda mencari alasan.
"tama mau sama nenek paman…." Ucap tama dengan sedih.
"jangan menagis hmm... nenekmu berpesan kepadaku anak kecil, alasan dia tak ikut karena nenekmu ingin cucunya mandiri" Kusir kuda mengarang alasan sambil mengelus kelapa tama.
"benarkah...!" Ucap tama dengan semangat.
"kemari duduk…" Kusir kuda menarik tama agar duduk di kusir kuda.
Ini adalah perjalanan tama mengenal dunia luar dan teman pertama tama adalah seorang kusir kuda. Tama melakukan perjalanan yang sangat panjang melewati beberapa desa dan beberapa hutan-hutan.
11 Hari berlalu
Sudah 11 hari semenjak tama meninggalkan desanya tama selalu menikmati perjalanan yang ia lalui dengan rasa gembira dan bercerita mengenai nenek, desa, dan kakaknya yang sudah pergi meningalkan desa untuk menghabiskan waktu dengan setiap kusir kuda yang bersamanya. Disini tama dengan polosnya berfikir bahwa dia masih liburan karena belum sampai tujuan dan tama juga berfikir dia akan diantar pulang.
Hari ke 12
Kereta kuda paling depan berhenti menandakan bahwa kepada kereta kuda yang dibelakang bahwa rombongan akan istirahat.
"paman isikan punya tama" tama meminta makanan dan memberikan piring.
"ini dia sedikit besar untuk tama kecil kita"
"terima kasih paman" tama pun duduk di bawah pohon dan menikmati makanannya.
Disisi lain beberapa kusir kuda berunding dengan pedagang upitipu.
"tuan tolong pikirkan kembali kita bisa memutar perjalanan menuju kingdom of peace dan meninggalkannya disana" Salah satu kusir angkat bicara.
"tidak bisa itu akan memakan waktu, kalian tau bahwa rencanaku itu menuju kota pusat asosiasi dahulu untuk meresmikan kamar dagang agar bisa berjualan di kingdom of peace" Tuan upitipu berkata.
"lalu kenapa kita harus meninggalkannya jika nanti juga ke peace of kingdom" Kusir yang sama bertanya lagi.
"Kalian dengar langkahku untuk menjadi pedagang terpercaya sudah sedikit lagi, dalam perjalanan kita menuju pusat kota asosiasi ada beberapa desa yang dipimpin oleh bangsawan, anak itu akan menjadi penghalang karena dia akan merusak citraku di setiap wilayah desa sebelum mencapai ibu kota asosiasi" Tuan upitipu menjelaskan alasannya.
"dia hanya anak kecil…." Kusir yang sama.
"iya benar…." Sorak beberapa kusir.
Tuan upitipu pun meninggikan suara untuk mendiamkan kusirnya.
"kalian diam!!!!"
"tau apa kalian soal bisnis"
"perlu kalian tau orang-orang bangsawan itu memiliki pemikiran yang sangat merepotkan, mereka akan berfikir kalau anak itu seorang budak atau barang dagangan dan itu!!... akan mempengaruhi nama baikku di kalangan kalangan bangsawan sehingga mempersulit aku mendapatkan izin resmi kamar dagang di pusat kota asosiasi" Tuan upitipu akhirnya mengatakan semuanya kepada para kusirnya.
"kami mohon tuan" Kusir yang sama berlutut.
"kami mohon juga tuan…"Kusir yang lain ikutan
Tuan upitipu pun tidak bisa marah karena terlalu banyak kusir nya yang menekannya sehingga membuatnya tidak mau berfikir panjang.
"kuberi satu pilihan yaitu kita melakukan perjalanan bersama seperti biasa atau kalian bisa melakukan perjalanan dengan dengan anak itu sambil berjalan kaki" Tuan upitipu memberi ancaman.
Suasana menjadi senyap tuan upitipu pun pergi, saat ini para kusir terdiam dan tidak bicara sama sekali. Meskipun para kusir itu tidak memiliki pendidikan tetapi mereka tidak bodoh untuk berjalan kaki di pinggiran hutan kingdom of peace dan memutuskan untuk mengikuti kemauan tuan mereka.
Kembali ke tama
"tama…." Salah satu kusir kuda memanggil tama.
"hayyy….." tama menghampirinya.
"bagaimana jika kita bermain di dalam hutan sepertinya tuan upitipu masih sibuk menghitung barang"
"asikk tama mau kok"
"mari kita pergi" sambil memegang tangan tama.
Sesampai di hutan, mereka bermain banyak permainan dan kusir kuda menemaninya dengan senang bercampur sedih hingga permainan berakhir.
"paman…." Tama memanggil.
"iya ada apa…."
"tama ingat saat paman bilang kalau nenek ingin tama mandiri apa itu artinya tama sudah dewasa"
Saat mendengar perkataan tama sang kusir kuda menyembunyikan kembali pisaunya.
"kamu belum dewasa tama kamu masih kecil tapi kamu juga hebat" Sambil menggendong tama.
"oh iya bagaimana kalau paman buatkan ayunan untuk tama"
"ayunan apa itu" Tama bingung karna dari kecil tidak mengetahui ayunan.
"Oke kamu duduk dulu biar paman buatkan"
Menunggu beberapa saat ayunan pun jadi. Sambil memotong tali ikat terakhir ayunan, kusir kuda itu sekalian menggoreskan tangan nya hingga berdarah dan segera menggegam tangannya dengan kain agar tidak diketahui oleh tama.
"sudah siap…"
"wah ayunan" tama senang meskipun tidak paham apa itu ayunan.
"kemari deh tama cobain" tama pun datang dan di arahkan duduk di ayunan.
"uwaahhh…." Kusir kuda mendorong ayunan di belakang tama.
Mereka menikmati waktu disaat terakhir berpisah hingga
"tama tunggu disini dulu ya"
"paman mau kemana ?" tanya tama.
"sebentar ke kereta kuda, tama bermain sendiri saja dulu nanti paman kembali"
"hayyy"
Kusir kuda pun pergi dengan luka di tangannya untuk membuat bukti palsu kepada tuan upitipu bahwa dia sudah menghabisi tama dengan darah pada pisau yang dipinjamkan.
Tama pun asik bermain hingga dia bosan dan tetap menunggu di ayunan, hanya ada sebuah keranjang yang sebelumnya berisikan apel tapi sudah habis dimakan tama karena lama menunggu. Tama tidak mengetahui bahwa dia telah ditinggalkan rombongan di pinggiran hutan kingdom of peace.
Ch.2.2
Saat ini tama kecil masih bermain ayunan di pinggiran hutan kingdom of peace sambil menunggu paman kusir kuda. Setelah lama bermain tama akhirnya berhenti bermain ayunan dan ingin kembali sendiri menuju rombongan pedagang. Tama memiliki kebiasaan menulis buku hariannya saat matahari mulai terbenam.
Setelah tama kembali sudah tidak ada rombongan pedagang dan semuanya kosong bersisakan bekas api unggun yang padam. Ada beberapa makanan dan selimut yang tertinggal mungkin itu adalah upaya terakhir para kusir kuda berharap agar tama hidup sedikit lebih lama dan seseorang dapat menemukannya.
Tama kecil tidak berfikir bahwa dia telah ditinggalkan melainkan berfikir kalau mereka lupa dengannya dan mungkin. Tama pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke hutan tempat dia bermain sebelumnya sambil membawa selimut dan makanan yang tertinggal.
Malam pun tiba
Hutan kingdom of peace di selimuti cahaya bulan tama pun memandangi bulan tersebut sambil berselimut di bawah pohon. Dia berfikir dalam hatinya.
Semoga paman-paman itu menjemput tama
Tama senang banget pergi jauh dari desa meskipun sudah lama tidak kembali
Tama rindu nenek, rindu desa, dan ingin cepat sampai tujuan biar cepat pulang
Hari ini tama juga tidak bisa menulis buku harian tas tama masih di kereta kuda
Tama pun mulai bernyanyi.
"winkle, twinkle, little star
How I wonder what you are
Up above the world so high
Like a diamond in the sky
Twinkle, twinkle, little star…." Tama pun tertidur.
Besok hari
Tama bangun kesiangan dan dia menunggu agar dijemput. Tama sesekali tama keluar hutan untuk memastikan apakah mereka sudah sampai untuk menjemput tama.
Sore hari
Tama akhirnya menyusul mereka dengan berjalan kaki membawa satu keranjang yang berisikan separuh makanan semalam dan selimut. Tama berjalan dengan gembira dan berharap akan berjumpa dijalan, ada waktu untuk berhenti dan istirahat. Pada akhirnya tama terlalu menikmati perjalanannya dan memasuki hutan, secara tidak sadar tama telah tersesat didalam hutan.
Malam hari
Seperti biasa tama tidur dengan selimut di bawah pohon, persediaan sudah sedikit dan air minum sudah habis sehingga tama merasakan haus sebelum tidur dan tidak menyanyikan lagu seperti semalam.
Hari ke 2
Pagi hari
Setelah bangun tidur tama langsung bergegas dan melanjutkan perjalanan.
"uwaahh…." Tama menemukan ujung mata air dari aliran sungai.
Dengan semangat tama meminum air menghilangkan dahaga, mengisi ulang persediaan airnya, dan mencuci selimut yang biasa ia pakai.
Sore hari
Selimut sudah kering dan saat ini tama sedang mengumpulkan ikan untuk makan malam. Setelah selesai mengumpulkan ikan ternyata ikan yang sudah dikumpulkan dimakan oleh seekor kucing bersayap, Untuk pertama kali dalam hidup tama melihat monster.
Monster itu memakan semua ikan yang tama kumpulkan dan menyisakan satu ekor ikan di tangan tama. Tama pun dengan menyodorkan ikan terakhir kepada kucing itu, kucing mulai perlahan mendekati tama dan membuka mulutnya kemudian tama meletakkan ikannya di mulut kucing itu. Setelah makan kucing itu pun tertidur di tempat dan tama harus memulai mencari ikan kembali untuk makan.
Malam hari
Tama membakar ikan-ikan hasil tangkapannya di seberang sungai dari kucing istirahat. Tama memulai makan malam, dari seberang sungai kucing hanya melihat tama dari kejauhan. Waktu tidur pun tiba, tama memadamkan api untuk tidur kemudian kucing itu terbang menghampiri tama dan tidur disebelahnya.
Hari ke 3
Pagi hari
Dipagi hari kucing mulai bersiap untuk pergi tetapi sebelum pergi kucing itu menjilat selimut tama sebagai penanda bau.
Saat tama terbangun dari tidurnya kucing itu sudah menghilang, tama pun mulai bersiap untuk menyiapkan makanan untuk makan siang.
Siang hari
Setelah mengisi tenaga tama kemudian meletakkan beberapa ikan bakar di dalam keranjang sehingga menambah makanan yang ada di keranjang.
Tama melanjutkan perjalanan
Sore hari
Tama menikmati hutan sampai ia melihat sebuah badak dengan satu cula. Tama berfikir sama seperti kucing sebelumnya tama pun mulai mendekati badak tersebut hal buruk pun terjadi, badak itu dalam keadaan terluka dan culanya telihat ada bekas potongan separuh. Badak itu langsung ingin menyeruduk tama yang membuat tama terkejut dan jatuh di tumpukan kotoran badak yang membuat seketika badak berhenti. Badak yang awalnya ingin melukai tama kini berhenti dan mengendus tama lalu meninggalkanya, dari sini tama belajar bahwa ada monster yang tidak baik dan cara mengatasinya dengan kotoran mereka. Tama akhirnya menemukan cara bertahan hidup dengan cara baru dia memanfaatkan kotoran monster yang di usap ke tubuhnya kemudian menyusup ke habitat mereka untuk mencuri daging atau memakan buah hasil pencarian mereka dan tama paling sering ke habitat marmut.
Seminggu kemudian
Hari ke 10
Lama perjalanan yang tama lalui membuat hutan kingdom of forest seperti rumah sendiri. Tama lupa bahwa tujuannya kembali ke pedagang atau pulang ke desa kecilnya. Tama tetap berjalan tanpa arah hingga sesuatu terjadi.
Hujan turun
Tama menyelimuti dirinya dengan selimut agar dapat tidak terkena rintikan hujan. Tama berjalan dan menemukan 2 ayam besar. Kedua ayam tersebut lagi melakukan perkawinan tetapi hujan turun dan perkawinan nya batal membuat ayam marah dan menjadi agresif. Kedua ayam besar itu melihat tama dari kejauhan tama pun yang melihatnya lari sekuat tenaga. Saat ayam itu mulai mendekati tama muncul seekor kucing bersayap yang menghalangi kedua ayam tersebut, sempat terjadi jeda lalu kucing itu berbalik dan lari membawa tama dengan menggigit selimut tama, kucing membawa lari tama dengan cepat tetapi kedua ayam itu tetap mengikuti hingga saat jarak sudah sangat jauh kucing itu menurunkan tama dan kembali ke arah kedua ayam tadi. Tama pun langsung paham maksud kucing bahwa tama harus lari dan kucing itu akan menghadang kedua ayam tersebut.
Semua perlengkapan tama pun sudah hilang dan selimut yang biasa digunakan sudah tidak bisa dipakai kembali. Tama pun lelah berlari dan berjalan kemudian, tama tertidur di batu besar dipinggir sungai.
"mari kita kembali rekan" Suara terdengar yang membangunkan tama.
Itu adalah para hunter yang sudah menyelesaikan misinya.
"baiklah aktifkan skill portal gate" Hunter merapal skill.
Jarak tama dengan hunter sangat dekat namun tama tidak kelihatan karena disisi belakang portal. Tama melihat dari sisi portal disana ada kereta kuda milik upitipu, tanpa berfikir panjang tama memasuki portal terlebih dahulu dari sisi belakang portal.
Tama tidak menyadari bahwa dia sampai di pusat kota asosiasi dan tama berlari menuju rombongan.
Disisi lain
"akhirnya sampai juga" Kata hunter mage.
"hei kemana dia" Hunter warior mencari hunter assassin.
Hunter mage pun terkejut.
"hey apa kau tidak salah pada mantramu kan" Tanya hunter archer.
"tidak aku sudah menyiapkan portal untuk memindahkan empat orang" Hunter mage menjelaskan.
"lalu bagaimana ini terjadi" Tanya Hunter warior.
"aku sungguh tidak tau mantraku tidak pernah salah"
"sepertinya kita harus ke kantor asosiasi untuk request misi menjemputnya karena aku sudah tidak kuat lagi" Kata hunter warior
Akhirnya mereka menuju kantor asosiasi.
BAB 3
Ch.3.1
Dengan hati yang sangat senang tama akhirnya bertemu dengan rombongan dagang, tama pun berlari dan berteriak.
"paman….paman….." Tama teriak.
Suara tama terdengar di bagian belakang kereta kuda. Beberapa kusir yang tanda dengan suara itu menoleh kebelakang.
"astaga ini keajaiban luar biasa" Beberapa kusir kuda yang melihat kejadian ini snagat bahagia.
"aku rindu paman-paman" Tama memeluk salah satu kusir kuda.
Namun suasana hangat terjadi tidak lama karena kusir kuda itu takut tuan upitipu akan marah dengan kehadiran tama dan itu dapat mengancam beberapa kusir kuda.
"tama baik baik saja kan, tama tidak luka" Tanya salah satu kusir kuda.
"tama gak kenapa-kenapa" Jawab dengan bangga.
"ano… tama…." Kusir kuda mulai heran.
"iya ada apa paman…." Tama menjawab.
"Tama kamu masuk deluan yak ke dalam kota" Kusir kuda meminta tama masuk ke dalam kota terlebih dahulu melalui jalur sipil (jalur sipil tidak ada pemeriksaan).
"hey tuan….apa kau penduduk kota ini" Salah satu kusir kuda memanggil seorang kakek dengan yang membawa troli berisikan kayu.
"iya ada apa?" Tanya si kakek.
" bisakah kamu membawa anak ini bersamamu?" Kusir kuda meminta bantuan kepada kakek itu agar tama dapat masuk dengan mudah tanpa pemeriksaan jalur sipil.
Para kusir kuda menjelaskan kepada kakek itu bahwa tama akan dijemput kembali jadi kakek itu bisa meninggalkan tama di alun-alun kota. Para kusir kuda itu berbohong kepada tama yang kedua kalinya.
"tama kita akan berpisah lagi disini, kamu kan sudah mandiri kamu pasti bisa bertemu lagi sama kami saat di dalam kota nanti" Ucap salah satu kusir kuda.
"paman-paman tidak lama kan….?"
"setelah kami masuk tama menetap saja di kota ini nanti paman-paman ini cariin tama" Salah satu kusir kuda meyakinkan.
"Hayy paman"
"tapi paman….."
Sebelum berpisah meninggalkan gerombolan.
"iya tama..?" tanya salah satu paman.
"tas tama dimana….?" Tama meminta tas hadiah neneknya yang tertinggal.
"oh iya… ayo kalian cepat carikan"
Akhirnya salah satu kusir kuda menemukan tas kecil tama dan memberikannya kepada tama yang dimana tas tersebut tidak pernah dibuka sama sekali (isinya masih ada).
"sampai jumpa lagi paman-paman bye.."
Saat didalam Kota
Tama akhirnya diturunkan dari troli.
"terima kasih ya kakek" Tama melambaikan tangan.
Kakek yang mengantar tama pun kemudian pergi.
Dalam hidup tama untuk pertamanya masuk kota, tama sangat senang dengan suasana kota yang ramai dan tama memutuskan untuk menunggu mereka dengan seharian menulis buku hariannya tentang apa yang dia jalani selama ini sampai saat ini.
Ch.3.2
Malampun tiba
Tama mulai berjalan di gelapnya malam menyusuri kota tanpa tujuan. Perut tama mulai merasakan kelaparan karena dia belum makan hampir dua hari hingga tama mencium bau makanan dari sebuah lorong gang.
Tama memasuki gang itu dan menemukan setumpuk makanan sisa di dalam kotak sampah. Tama menghilangkan rasa laparnya kemudian memakan makanan yang ada, tama sungguh makan dengan lahap karena dia sangat lapar dan sangat suka sisa ayam panggang yang ada di tempat sampah hingga.
"eh siapa kamu…" seseorang wanita terkejud melihat seorang anak kecil makan dari tempat sampah.
Tama pun melihat wanita itu dengan mulut penuh makanan.
"hah kok bisa… taamaaa…."
Saat ini mereka saling melihat satu sama lain, jeda beberapa waktu terjadi. Tama juga mengetahui siapa wanita itu meskipun begitu lamanya dan begitu juga sebaliknya.
Akhirnya mereka berpelukan sambil melepas rasa rindu bercampur tangisan di gang kecil itu.
"sayang ada apa ini" Seorang pria muncul dan bingung dengan keadaan yang terjadi.
"billy anak ini….. dia adalah tama.." Vei susah berkata kata.
"ha kok bisa….. kalau begitu jangan disini kalian masuk dulu" Akhirnya mereka masuk ke dalam.
Akhirnya vei dan tama berjumpa kembali setelah sekian lama. Tama pun tertidur dan malam itu, namun billy dan vei berdebat sepanjang malam di bar.
"aku paham sekali tapi aku ingin kita hidup berdua saja" Billy menjelaskan dengan ego.
"aku mohon dia adalah sebab kenapa aku selalu tidak tenang selama ini" Kata vei.
Semenjak vei meninggalkan desa untuk tidak kembali lagi, setiap waktu vei merasakan tidak tenang karena berpisah dari tama bahkan vei hampir menangis sebelum tidurnya.
"lalu bagaimana dengan pernikahan kita….kita sebentar lagi menikah" Tanya billy.
Kejadian malam itu menjadi tontonan seru para hunter yang masih ada di bar, mereka menikmatinya dengan memesan banyak kentang goreng dan beer malam itu.
Hingga perdebatan berakhir akhirnya billy dan vei memutuskan tama tetap tinggal tetapi mereka tidak jadi menikah, Billy sangat menyayangi vei begitu juga sebaliknya jadi mereka tidak mau berpisah apapun yang terjadi.
Keesokan harinya
Billy, Vei dan tama pergi berkeliling kota untuk membelikan tama baju baru.
"waah kak lihat tama cantik…." Tama sangat senang.
"adek kakak harus cantik" Vei berkata dengan senyum.
Seharian billy, vei, dan tama menikmati perjalanan mereka berkeliling kota hingga larut malam.
Malam hari
Tama sudah tertidur, saat ini billy dan vei sedang berada di bar sambil menatap buku harian tama.
"mungkin didalam buku ini ada petunjuk kenapa tama dari tempat yang jauh sampai di pusat kota asosiasi" Billy berkata.
"tetapi aku tidak sanggup membacanya" Balas vei.
"kalian harus bacakan buku itu" seorang pria di bar berbicara.
"mon tenang ini urusan pribadi" jawab billy.
"aku tidak tenang menghabiskan waktu dua malam dengan cerita gantung" Mon menjawab perkataan billy.
"kau sudah gila" Billy menanggapi perkataan mon.
"iya aku memang gila jadi salah satu dari kalian bacakan buku itu malam ini" Mon dengan nada sombong mengeluarkan kantung berisikan uang setelah bicara.
"ini 500 gold untuk sewa bukunya" Mon mengambil buku harian tama.
"atha tolong bacakan untuk kami disini" Mon meminta atha untuk maju dan bercerita.
"baiklah sesekali aku memang ingin melakukan ini" Balas atha.
Atha pun melihat catatan tama sampai menemukan bagian perjalanan tama dimulai. Atha pun mulai membacakan buku harian tama di depan bar, semua yang ada di dalam bar tidak bersuara dan diam bahkan para bartender pun menghentikan pekerjaan mereka untuk mendengar atha bercerita.
"astaga tama…" Vei pun menangis.
Billy tidak bisa berkata-kata dan memeluk vei untuk menenagkannya. Seluruh bar menjadi hening dan diam.
Besok harinya
Cerita tentang tama pun menyebar keseluruh kota sampai terdengar oleh pihak asosiasi sehingga kantor pusat asosiasi melakukan penyelidikan lebih lanjut soal berita ini.
Setelah menemukan kebenaran berdasarkan bukti yang sudah dikumpulkan oleh investigasi asosiasi akhirnya sebagai otoritas tertinggi dikeluarkan keputusan di papan berita.
Di papan berita
PENGUMUMAN RESMI DAN SEPIHAK
KEPADA : PEDAGANG UPITIPU
ISI : TELAH DI TOLAK SECARA ABSOLUT OLEH ASOSIASI SEBAGAI PEDAGANG RESMI DAN DICABUT SEMUA IZIN BERDAGANGNYA KINI PEDAGANG UPITIPU TIDAK PERNAH MENDAPATKAN IZINNYA KEMBALI BAIK DISINI DAN DIMANAPUN ITU SECARA PERMANEN.
Cerita Berakhir