BAB 1
"Ini adalah hari yang indah untuk kita pergi jalan jalan bukan" ucap seorang pria paruh baya dengan penuh semangat, tubuhnya yang bugar sama sekali tidak menunjukan tanda tanda bahwa ia jatuh dari masa keemasanya dan mulai memasuki masa senjanya
Seorang pria yang berdiri di belakangnya hanya bisa menepuk dahinya tanpa daya"Ayah meskipun benar ini adalah hari yang cerah itu bukan berarti kita dapat langsung keluar begitu saja"
Tiba tiba lelaki paruh baya tersebut jatuh lesu
"Tapi kenapa kita tidak bisa pergi..... Kyanna bukankah menurutmu kita harus pergi dan bersenang senang sebagai keluarga pada hari yang cerah ini"
Lelaki itu pada akhirnya berlari ke arah perempuan yang baru saja memasuki ruangan.
"Ayah mertua, apa yang dikatakan oleh Satya itu ada benarnya.... Kita tidak bisa langsung pergi begitu saja" Kyanna menceramahi ayah mertua nya
Sang ayah mertua hanya bisa mundur dan tidak percaya "..... Tidak mungkin bahkan kamu juga Kyanna, sudahlah kalian tinggalkan saja pria tua sepertiku mati dan membusuk disini" ia jatuh ke lantai dan tidur secara telentang sambil bergumam
"Pantai dan berjemur, pantai dan kelapa muda, pantai dan es krim... selamat tinggal kalian semua" ia bergulung dilantai dan bergumam dengan nada yang rendah
Satya tak mampu menahan amarahnya hingga urat nadinya muncul "Baiklah baiklah jika pantai yang ayah inginkan, maka kita akan segera pergi kepantai, Kyanna mari bersiap siap untuk pergi"
Satya menunjuk sang ayah lalu memberikan interuksi kepada Kyanna untuk pergi bersiap.
Sang ayah mendengar hal ini lalu langsung berdiri dan menggoda satya dengan memeluknya dari depan dan mengelus dagunya
"Ah pria tampan, sepertinya aku jatuh cinta pada dirimu dan seribu bintang yang ada di matamu.... Berkencanlah denganku"
Satya hanya dapat menggerutu dan mencoba memisahkan diri dari sang ayah dengan semua tenaganya "Ugh ayah jika kau tidak melepaskanku dalam 3 detik. Mari batalkan saja rencananya.... Satu.....Du-"
Tak sempat satya menyelesaikan kalimatnya, suara ayahnya sudah terdengar dari seberang meja makan.
Sembari meminum kopi sang ayah hanya berkata dengan wajah yang lurus "A- Aku tidak tau apa maksutmu..... Aku daritadi hanya meminum kopiku disini dan tidak melakukan apapun"
Satya hanya berdiri dan menunjuk cangkir "Itu bahkan bukan kopi, itu adalah teh nya kyanna"
Gerakan meminumnya tersendat, lalu ia menatap Satya tak percaya "Sa- Satya kenapa kau tidak memberi tahu ayah kalau ini adalah tehnya kyanna"
Ia melihat cangkir lalu menatap sesaat pada satya yang terdiam, sebelum kembali menatap cangkirnya
"Haruskah aku memuntahkannya kedalam cangkir lagi" "Tolong jangan lakukan itu pada istriku" ucap Sang ayah yang dipotong secara langsung oleh Satya
Saat ini Kyanna keluar sembari membawa Koper dan sebuah kacamata hitam tergantung di wajahnya
[Kyanna dengan kacamata hitam]
"Mari kita berangkat semuanya... Hm?"
Kyanna melihat suaminya yang berdiri diam sambil membuat gesture berdoa sedangkan Ayah mertua disisi lain hanya gemetar memegang cangkir teh
"AAAAAAAAAAAAAH Ayah kenapa kau meminum teh herbalkuuu" Kyanna berteriak sebelum disusul oleh lolongan kesakitan dari sang ayah
"OOOOOOOW AAAAAAAAAAAAAH Kyanna maafkan ayahh"
Saat ini Kyanna, Satya, dan sang ayah tengah duduk didalam mobil dalam perjalanan menuju ke pantai yang berjarak hanya sekitar 5KM dari rumah mereka.
"Hey Satya... Kyanna... Apakah perjalanannya masih jauh?? Ayah sudah tidak sabar untuk menghabiskan waktu ayah bersama keluarga ayah yang sangat ayah sayangi dan banggakan"
Melihat sang ayah tersenyum dengan hangat Satya hanya dapat tersenyum dan menjawab.
"Sebentar lagi kita akan sampai yah, Ini adalah jalan utama terakhir yang harus kita lalui sebelum sampai di Pantai"
'Ini adalah momen yang membahagiakan... Ku harap keluarga kami dapat bahagia seperti ini selamanya' ucap Kyanna dalam hati
Namun terkadang..... Momen membahagiakan seperti ini hanya datang sesaat.
BAB 2
Kyanna hanya dapat memandang pemandangan menakutkan didepannya sambil menutup bibirnya dengan telapak tangannya
Karena tak lama setelah momen yang hangat di mobil tadi tiba tiba pemandangan didepan mereka berubah.
Sebuah Energi api berputar membuat gerbang portal dari udara tipis.... Dan dalam hitungan deik tiba tiba banyak monster keluar dari dalam sana... Hellhound, Goblin, Orc dan segala macam bentuk jenis monster keluar dari sana.
Monster ang lewat secara membabi buta menyerang setiap manusia yang ada di depannya. Untungnya bagi Kyanna dan keluarganya jarak antara mereka dan portal api tersebut berjarak cukup jauh.
Namun hal yang sama tidak berlaku bagi semua orang. Kyanna mendengar dan melihat berbagai macam jeritan rasa sakit, minta tolong, maupun teriakan seorang anak kecil. Didepan matanya sendiri ia melihat bagaimana tubuh seorang anak kecil berusia kurang dari 10 tahun dicabik cabik dan dikoyak oleh sekawanan Hellhound.
Sebelum ia tiada, Kyanna sempat mendengar apa yang diucapkan oleh anak itu disela sela batuk darahnya
"ibu.... ini rasanya sangat sakit..... uhuk uhuk tolong aku ibu.... aku rindu pelukan hangatmu.... Kenapa rasanya aku sangat mengantuk"
Kyanna merasa tak kuasa saat melihat anak itu. Ia merasa hatinya sangat sakit dan ia merasa mual akan apa yang dilihatnya. Pemandangan seorang anak yang kaki tangannya terputus dikoyak oleh sekawanan anjing yang mengeluarkan api dari tubuhnya.
Meskipun Kyanna tidak mengeluarkan suara sama sekali saat melihat sekawanan hellhound itu. Nampaknya tatapan dari kyanna saja dapat membuat para hellhound memusatkan perhatian mereka pada Kyanna
"Oh tidak... tidak tidak tidak. Ini benar benar tidak baik sama sekali. Kyannaaaa ayo segera lari dari sini"
Satya secara naluriah mulai menarik tangan Kyanna pergi meninggalkan area tersebut yang diikuti oleh sang ayah dengan anjing hellhound yang mengejar mereka dari belakang.
Saat ini, sang ayah berdiam dari tadi akhirnya membuka mulut dengan suara yang lirih
Ia menunduk sambil berlari lalu berkata "Hei Satya, Kyanna.... Masih ingatkah kalian tentang kenangan kita bersama selama ini.... Aku sangat berterimakasih padamu Kyanna karna sudah mau menerima Satya ku yang ceroboh"
Mereka berlari dengan sekuat tenaga saat akhirnya Kyanna terengah engah. Sang ayah menyadari hal ini lalu jatuh kedalam lamunan nya
Sang ayah yang duduk di teras menatap pemandangan kota di malam hari berkata kepada dirinya sendiri "Martha.... bagaimana menurutmu apa yang telah aku lakukan selama ini adalah sesuatu yang benar oh istriku"
Ia melirik kedalam rumah dan tersenyum "apakah menurutmu aku telah berhasil merawat buah hati kita Satya dengan baik?? Jujur saja semenjak kepergianmu saat itu aku sangat terpuruk"
Matanya berkilau oleh sinar rembukan dan air mata.. penuh akan suasana melankolis
"Aku yang tiada apa apanya tanpamu merasa seperti seonggok waktu yang berhenti saat kepergianmu. Ingin sekali aku tuk segera menyusulmu cintaku! Namun aku tidak mampu"
Ia memegang dadanya kuat kuat seakan mencoba mencabut jantungnya keluar dari tempatnya
"Dadaku terasa sangat sakit saat aku mengingat senyuman terakhirmu kala iTu namun aku tau. Jika aku pergi menyusulmu. Satya kecil kita akan lebih menderita daripada aku. AKU TAU AKAN HAL ITU TAPI KEHILANGAN DIRIMU MENJADIKANKU NESTAPA STAGNAN. Tuhan berapa lama lagi aku harus manahan rasa sakit ini... aku sudah tidak mampu menahan semua ini oh dewa yang agung SEHARUSNYA KAMU AMBIL NYAWA PRIA TAK KOMPETEN SEPERTIKU DAN BUKAN MATAHRI DAN CINTA SEUMUR HIDUPKU"
Ia merasa semakin kacau saat semua emosi yang ia pendam mulai keluar satu per satu
"Martha... kenapa tuhan sangat tega dengan keluarga kita. Ia memberiku buah hati, namun ia mengambil dirimu dariku.... Apakah takdir harus sejahat ini kepadaku."
Ia mengusap air matanya sedikit "Namun kamu tenang saja Martha, anak kita sekarang sudah tumbuh dengan sangat baik dan memiliki sosok istri yang menintai nya..."
Kembali ke akal sehatnya, sang ayah menuntun mereka memasuki gang sempit yang cenderung bersih tanpa mayat maupun gangguan sama sekali
Ia mengusap tetesan air mata yang jatuh sebelum kembali berkata "Dan kau Satya anak bodoh. Aku bangga memiliki putra yang sangat berbakti sepertimu.... kedepannya jaga istrimu baik baik ya"
Ia melihat anak dan menantunya pergi dengan senyuman. Lalu memblokir gerbang itu dengan tubuhnya. Bukan sebagai tubuh pria paruh baya. Ia berdiri kokoh sebagai sosok ayah untuk terakhir kalinya
Ia berteriak dengan segala emosinya. Cemas, Sedih, Amarah, semuanya bercampur aduk meskipun ada satu emosi yang tidak ia rasakan. KEKECEWAAN.
"KALIAN ANJING ANJING BRENGSEK KEMARILAH HEII. SERANG AKU DAN MAJULAH KALIAN ANJING ANJING KAMPUNG"
Ia berdiri dengan membawa sebatang kayu yang dia ambil dari tanah. Tongkat yang ia bawa diayunkannya berkali kali untuk membuat para hellhound menjaga jarak darinya...
..... Namun apa yang dapat dilakukan oleh seorang pria paruh baya dengan tongkat kayu dihadapan makhluk buas macam Hellhound.
Ia berhasil membuat beberapa hellhound mundur dengan tongkatnya namun ia lengah saat tongkatnya patah. Satu persatu hellhound mulai menerjang dan menggigit kaki, lengan dan bahkan lehernya.
Namun dengan segenap tenaganya ia masih memegang tembok gang di kiri dan kanannya. Ia sudah bertekad untuk tidak membiarkan para hellhound lewat apapun yang terjadi
[Picture of Rohan Standing blocking the road for his son and his daughter in law]
Namun ia merasakan rasa sakit yang luar biasa dan perlahan lahan ia kehilangan tenaganya. 'Aku sudah tidak kuat, mungkin ini waktunya untuk menyerah'
Namun saat ia mengingat kembali anak dan menantunya yang berlari dinelakangnya ia menggertakan gigi dan mengatupkan mulutnya. 'Aku harus bertahan untuk putraku' begitulah ia
Rohan. Ayah dari Satya dan Kyanna menghembuskan nafas terakhirnya
Rohan yang awalnya menatap kosong sekali lagi tersenyum dan menatap seorang wanita yang berdiri didepannya dengan senyuman hangat "Martha, aku kembali"
Yang disambut oleh pihak lain dengan uluran pelukan "Kamu telah melakukan yang terbaik Rohan"
[Picture of Rohan and his Wife martha]
"Ayah mertua, tidaaaaak" Kyanna melihat kembali pada ayah mertua nya yang ditikam oleh sekawanan hellhound tidak tega dan mencoba untuk berbalik dan menyelamatkanya.
"Kyanna jangan.... kita harus terus berlari kedepan" Satya menahan Kyanna dan terus berlari dengan segenap tenaga saat ia mendengar suara erangan rasa sakit milik ayahnya perlahan lahan mulai mengecil dan akhirnya hilang sepenuhnya.
Mereka berdua berlari tanpa sekalipun berhenti ataupun menengok kebelakang sama sekali sampai akhirnya mereka tiba di sebuah kawasan yang sepi... Satya pada awalnya tidak menyadari hal ini saat berlari menjauhi para hellhound.
Namun sebenarnya area yang mereka dekati sebenarnya adalah area pusat dari portal api tersebut... Udara disini sangat panas bahkan bagi keduanya tuk bernafas pun rasanya sangat sulit.
Suara dentuman keras terdengar dari area yang tak jauh letaknya. Satya dan Kyanna yang mendengar inipun mau tidak mau menjadi waspada dan mulai meninggikan kewaspadaan mereka.
BUUUUUM!
BUUUUUUM!
Suara dentuman tersebut seakan mendekat menuju arah keduanya. Kyanna yang masih belum lepas dari bayang bayang kematian ayah mertuanya sekarang masih merasakan ketakutan yang hebat akan apa yang mungkin akan datang
Sesuatu yang besar datang! Saat semakin keras suaranya. Kyanna merasa bahwa sebuah monster mungkin saja akan muncul kapanpun dan merenggut nyawa suaminya
"Satya apapun yang terjadi tolong tetap berada di sisiku.... jangan tinggalkan aku" ucap Kyanna dengan suara yang lirih
Satya disisi lain hanya tersenyum dan menenangkan Kyanna
"Sayang, kamu tidak perlu khawatir akan hal itu. Aku akan selalu ada disisimu dan akan selalu berbagi senyuman bersamamu"
Saat ini Satya tidak lagi mendengar suara apapun dari luar. Ia berfikir untuk menghilangkan keraguan Kyanna ia akan keluar dan mengecek situasinya.
"Kyanna lihatlah ini" Satya mulai melangkah keluar perlahan lahan sambil memandang Kyanna
Kyanna hanya menggelengkan kepalanya dan berkata pada Satya "Satya jangan keluar itu berbahaya monster sebesar itu dapat muncul darimana saja"
Satya disisi lain hanya tersenyum berjalan mundur lalu saat ia berada diluar dia berkata
"lihat tidak ada apa apa bu- UUUGH"
"TIDAAAAAAAAAAAAAK" Kyanna saat ini melihat dengan mata kepalanya sendiri suaminya tercinta yang selama ini menjaganya dengan sepenuh hati saat ini berada di genggaman Monster
Ia melihat wajah kaku suaminya sesaat sebelum senyum sedih terpatri di wajahnya
"Kyanna.... Maafkan aku ya" Senyum tak berdaya suaminya saat ini entah mengapa tumpang tindih dengan senyum hangat Satya biasanya membuat Kyanna merasakan luka yang amat dalam di dadanya
Perlahan lahan ia melihat bagaimana monster berbentuk humanoid bermandikan lahar itu melahap suaminya dengan utuh tanpa menyisakan apapun.
Monster ini memiliki bentuk yang sangat besar. Berdiri dengan kedua kakinya. Memiliki perawakan humanoid dengan tubuh penuh dengan lahar dan magma membuatnya nampak sangat menyeramkan
Dalam puncak kesedihannya Kyanna merasakan rasa sakit yang sangat kuat di hatinya. Saat ia melihat suaminya meninggalkan dunia tepat didepan matanya.
Saat Emosi Kyanna berada pada puncaknya ia tiba tiba merasakan sesuatu yang berbeda terjadi didalam dirinya. Sebuah emosi yang meluap luap dari dirinya tiba tiba merubah area disekitarnya
Saat Blazeor itu mendekat dan mencoba meraih Kyanna yang berada didalam gedung tersebut, ia dikejutkan dengan sesuatu nampak membuat tangannya tersangkut
Aku Blazeor yang perkasa sebenarnya ditahan oleh makhluk rendahan. Ini tidak mungkin terjadi
Tiba tiba tangan Blazeor mulai mengeluarkan cahaya dan tiba tiba kekuatannya mulai bertambah secara eksponensial. Membuat apapun yang menghalanginya itu tiba tiba lepas dan menghilang tak mampu lagi menahan kekuatan raksasa dari Blazeor.
Bangunan yang awalnya utuh kini hanya tersisa beberapa puing puing yang berantakan dimana mana. Dan dari reruntuhan bangunan itu nampak Kyanna tengah berdiri diatas kedua kakinya
(Kyanna berdiri dengan Aura yang kuat)
Tatapan sedih Kyanna seakan menusuk jiwa. Dengan dua makhluk humanoid terbuat dari puing puing berdiri didepan Kyanna melindunginya dari ancaman Blazeor yang berdiri penuh amarah
Dua makhluk tersebut nampak seperti mantan Suami dan juga ayah mertuanya.
Keduanya seakan melindungi Kyanna lagi dari ancaman makhluk kuat didepannya. Melihat keduanya berdiri melindunginya sekali lagi membuat Kyanna merasakan perasaan campur aduk namun ia sangat ingin mengerahkan semua kekuatannya untuk menyerang Monster itu
"Matilaaaaaaaaaaaaaah" Kyanna mulai berlari mendekat begitupula kedua makhluk humanoidnya. Saat mereka mendekat menuju posisi Blazeor.
Namun belum berhasil mereka mendaratkan satu serangan apapun tiba tiba monster itu mengeluarkan ledakan dana disaat terakhir ini pun keduanya masih sanggup untuk melindungi Kyanna
"Kalian ini..... jangan tinggalkan aku sendiri begini" Kalimat terakhirnya sangat lirih dan menyayat hati meninggalkan luka yang dalam.... bahkan dihati penulis
.
.
.
"Kyanna.... Bangunlah!" sebuah suara milik seorang pria yang penuh akan perhatin dan jug rasa khawatir memanggil nama Kyanna dan membangunkan dirinya dari Pingsannya.
BAB 3
"Ah Frozz ini kamu" Kyanna bangkit dan segera ia langsung memeluk Frozz erat erat seolah mimpinya tadi membuatnya mengingat kembali bagaimana rasanya kjehilangan dan ia kali ini tidak mau lagi merasakan hal yang sama
Ia tidak mau kehilangan Frozz dan ia ingin Frozz selalu ada di sisinya.
Frozz disisi lain yang dipeluk oleh Kyanna hanya membalas pelukannya. Mengusap punggung kyanna dengan lembut dan penuh perhatian....
Dengan nada yang lembut ia berkata kepada Kyanna "Yooosh Yooosh. Sekarang monsternya sudah tidak ada dan aku akan selalu ada disisimu meskipun ada masalah datang menghampiri, ingatlah kamu memilikku di sisimu" Froz melepas pelukan melangkah mundur
Lalu ia menunjukkan pose aneh dirinya memamerkan otot "Kamu memiliki frozz yang perkasa"
[Frozz pose memamerkan ototnya]
Kyanna yang melihat ini hanya bisa teertawa kecil dan juga menikmati candaan milik Frozz. Disisi lain Frozz yang melihat itu hanya merasa 'Tuhan! Aku rasa aku sedang jatuh cinta... Jika kami berjodoh aku akan sangat berterima kasih Tuhan.
Kyanna dan Frozz keluar dari sebuah gedung megah dengan orang memakai jas putih selalu berjalan lalu lalang kesana kemari.
Untuk mencairkan suasana Frozz akhirnya memecahkan kesunyian "Apakah para Alchemist memang biasanya menggunakan jas lab kemanapun mereka pergi?"
Kyanna yang mendengar ini tersenyum dan menjawab "Tidak juga! Mereka yang selalu menggunakan Jas lab biasanya hanyalah seseorang yang tengah dalam penelitian atau mereka hanya ingin pamer"
"Jadi begitu" Frozz hanya memandang Kyanna lalu bertanya tanpa pikir panjang "Lalu mengapa kamu tidak mengenakan jas lab yang keren seperti mereka?"
Kyanna berlari kecil, menghadap kebelakang tersenyum ke arah Frozz "Jika aku mengenakan jas lab putih itu... Nanti bagaimana caraku menunjukan padamu kecantikanku"
Ekspresi Frozz gelap. Ia hanya melangkah tergesa gesa ke arah Kyanna, memandang matanya dan menggenggam tangannya dengan erat
Kyanna merasa sangat bingung dan khawatir "A- Apakah aku mengganggumu.... maafkan aku, aku tidak-"
Sebelum kyanna selesai berbicara. Frozz hanya menggenggam tangannya lebih erat yang membuat Kyanna semakin bingung. Frozz lalu berkata dengan wajah yang dipenuhi dengan bintang bintang "Kamu sangat cantik! Jadilah kekasihku Kyanna"
Terikan keras Frozz mau tidak mau membuat orang orang disekitar memandang mereka... beberapa merasa terganggu sedangkan yang lainnya merasa kalau apa yang didepan mereka sangat menggemaskan
"Aaaaaw kisah cinta anak muda sungguh menyenangkan bukan ho ho ho." Seorang pria dengan topi, jubah dan senapan berburu tergantung di punggungnya berbicara pada dirinya sendiri saat ia melihat keduanya dari kejauhan.
Ia hanya berdiri disana sebentar sebelum akhirnya pergi meninggalkan area itu secara sembunyi sembunyi. Menyisakan helaian rambut berwarna ungu yang terbawa angin di kejauhan
Namun tidak satupun dari mereka disana yang menyadari hal tersebut karena sama dengan pria tersebut. Semua orang disana hanya terfokus pada Kyanna dan Frozz
"A- Apa yang kamu katakan bodoh" Wajah Kyanna memerah dengan ungkapan perasaan Frozz dan juga perhatian dari semua orang menuju mereka
"Aah apakah itu artinya kamu menolakku? Hahaha maafkan aku" Frozz menggaruk kepalanya dan menundukkan kepalanya ke arah para pengamat. Saat ia merasakan tangannya dipegang oleh seseorang
Kyanna memegang tangan frozz dan hanya berkata "Bukan berarti aku tidak mau, hanya saja aku merasa sangat malu diperhatikan orang sebanyak ini"
"Eh? Apakah itu artinya kamu mau denganku" Frozz menunjuk dirinya penuh kebingungan... Kyanna disisi lain hanya menganggukan kepalanya dan bersuara pelan "Um"
Frozz tertawa menggendong kyanna dan berputar disana "Hahaha ini hebat Kyanna aku sangat mencinti"
Ia mengungkapkan kebahagian hatinya itu dengan pelukan hangat dan tawa renyah. Yang juga disambut oleh tepuk tangan hangat orang orang disekeliling mereka
Kyanna yang malu akhirnya menarik lengan Frozz dan berlari menjauh dari kerumunan. Namun tatapan penuh ketidak sukaan dilemparkan kepada mereka oleh beberapa orang disana.
"CK Jika jalang itu tertangkap. Aku akan mencabik cabiknya dan membuatnya memohon dibawah kakiku" Seorang pemuda dengan tindik di alis dan bibir nya berbicara kepada 4 temannya yang mereka sambut dengan tawa penuh ejekan kepada Kyanna dan Frozz
Ia berdiri dan memimpin ke 4 nya. "Ayo ikuti mereka."
Ke empatnya berdiri dan segera menyusul langkah boss mereka "Baik boss", "Pimpin jalannya boss", "Hahaha waktunnya perburuan", "Hm"
"Kyanna ayo lewat sini aku mengetahui jalan pintas tercepat menuju toko es krim dekat sini" Frozz dengan senyuman terpatri diwajahnya menarik tangan Kyanna menuju gang
Saat keduanya tengah berjalan dan bergandengan tangan melewati gang menuju tempat es krim tersebut mereka tiba tiba mendengar suara orang dari belakang
Hooligan 1 berkata "Hey bung serahkan semua uangmu dan wanita disana kepada kami sekarang juga atau aku akan membunuhmu disini dan saat ini juga"
"Ho? Sekelompok anjing liar menggonggong?" Frozz mendorong Kyanna dengan lembut kebelakangnya.
Dengan gerakan lembut ia mengenakan sarung tangan besi. Menekuk kaki depannya dan menyalurkan mana ke setiap sendi dan bagian tubuhnya. Ia membuat kuda kuda dan menyodorkan kedua tangannya kedepan saat tubuhnya agak miring menghadap ke arah kiri.
"Majulah kalian.. Ah Kyanna kamu bisa pergi terlebih dahulu.... aku akan menyusulmu nanti"
Tanpa menunggu jawabannya Frozz langsung melesat kedepan dan menghajar pipi hooligan 1 dengan tangan kanannya. Lalu salah satu dari mereka yang membawa pedang besar datang dari samping mengayunkan pedang raksasanya.
Namun tepat sebelum bilahnya sampai ke Frozz. Ia manamparnya dari samping dan dengan fly knee ia menumbangkan hooligan 2 yang bertubuh bear ke tanah dan memukul hidungnya hingga patah
BAAAAAAAAAAK!
Hantaman terakhirnya sebelum ia melompat mundur saat si hooligan 4 menembakkan projectile fire ball ke arahnya. Tangan yang berlumuran darah musuh nya itu ia silangkan guna untuk menangkis sihir yang datang.
"Hanya segini doang? Mana cukup kalau ingin membunuhku" Frozz berlari ke arah Hooligan 4 sang Mage saat tiba tiba ia tersenyum dan mengatakan "Kena kau"
Ia melangkah mundur dan mengatakan "Hooligan 3 sekarang waktunya! Kunci ia ditempatnya"
Hooligan 3 yang selama ini bersembunyi di bayangan akhirnya menampakkan diri dan tersenyum menghina Frozz.
"Hahaha dengan skill [Shadow Binding] milikku kau takkan bisa pergi kemanapun... sekarang matilah"
[Gambar Frozz terjebak dalam skill musuh]
Pada detik ini Frozz sudah merasakan jantungnya berhenti berdetak dan ia menghembuskan nafas dengan berat. Dari ujung matanya ia melihat ujung dagger sang Hooligan 3 sudah bergerak dengan sangat cepat menuju kearah lehernya.
'Tuhan terimakasih kamu sudah mempertemukan ku dengan wanita se sempurna kyanna. Aku sudah lebih dari sangat puas dapat bersamanya meskipun hanya sesaat. AMBILLAH NYAWAKU INI JIKA ITU YANG KAU INGINKAN... Namun aku masih sangat berharap aku dapat pergi ke Shantipura dan memakan es krim bersamanya'
Sesaat sebelum ujung bilah dagger itu sampai menyentuh leher frozz, tiba tiba terdengar suara ledakan yang datangnya dari samping nya.
Saat ini tiba tiba suara Kyanna terdengar dari belakang. Ia terdengar sangat putus asa dan sangat marah
"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti orang yang aku cintai lagi"
Menggunakan kekuatannya sebagai Golemaster ia mengendalikan bangunan disekitar mereka serta tanah dibawah kaki mereka. Memenjarakan mereka ditempatnya dan membuat mereka tidak bisa kabur dari mana mana
"Uh aku selamat? Hahaha Terimakasih sayang, jika tidak ada dirimu enth bagaimana keadanku saat ini" Frozz dengan tangan yang masih berlumuran darah datang mendekat.
Kyanna hanya memeluknya dan mengucapkan "Jangan pernah lakukan itu lagi Frozz" Saat ia mengatakannya Frozz hanya tersenyum dan menampar Hooligan 5 yang dari tadi tidak muncul
Mereka berdua tidak mengetahuinya sekarang namun cerita mereka berdua ini adalah awal mula terciptanya julukan hebat pada peperangan besar di Colloseum. [Frozz Sang Benteng Bergerak] dan juga [Kekuatan cinta Frozz].
Pada akhirnya mereka berdua menghabiskan malam yang panjang berdua, berbaring di hamparan rumput yang luas pada padang rumput di Shantipura
"Bintang yang indah ada dilangit tak mampu menyaingi indahnya dirimu pada malam ini. Kekalkanlh cinta kita meski hanya nama yang tersisa"
Dengan Ucapan terakhir dari Frozz Cerita ditutup dengan keduanya bersama memandang indahnya langit malam di Shantipura
....
"Ooooh keduanya bahkan menemukan tempat ini?" seorang pria berambut ungu membawa senapan itu hanya menggelengkan kepalanya "Kurasa mereka memang pasangan yang diberkti tuhan bukan. Hahahaha" ia tertawa dan menghilang bersama kepakan bulu dari sayap burung merpati yang ia lepaskan.