Chereads / Hunter Story / Chapter 3 - Lore : Fairytail of Cik The Raccoon

Chapter 3 - Lore : Fairytail of Cik The Raccoon

Written Story by : Mc'Qufa Calloyald

Bab 1

ch.1.1

Jauh di jaman dahulu sebelum raja sulaiman terlahir ketika bumi belum menjadi seimbang dan dipisahkan antara dunia fana dan ghaib, pada zaman itu banyak makhluk hidup yang berakal selain manusia dengan bentuk tubuh yang beragam dan berbeda-beda. Zaman yang seperti ini memiliki banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman akan rahasia-rahasia dunia yang di peroleh melalui berpetualang menjelajahi berbagai tempat . Ini adalah awal dari kisah yang panjang tentang seekor rakun sakti yang hidup lebih dari 2000 tahun yang kita kenal sebagai cik.

Cik adalah seekor rakun sakti yang berusia 17 tahun, dari umur 3 tahun cik sudah dicuri oleh pengembara dari desa halamannya sehingga cik tidak pernah tau latar belakang dia hidup dari mana dan menganggap para pengembara sebagai keluarga yang sebenarnya, menjelajahi berbagai tempat dan mendalami berbagai ilmu membuat cik memahami dan mengenal dunia dengan baik bahkan untuk seekor rakun dia sudah bisa dianggap setara dengan manusia secara akal dalam berfikir.

Suatu hari cik secara tidak sengaja menemukan kumpulan-kumpulan kertas dari setiap perjalanannya bersama para pengembara yang mempetakan arah menuju surga berdasarkan info pada peta. Cik menyampaikan hal ini kepada ketua ekspedisi sekaligus yang dianggap sebagai ayah.

"Ayah lihat ini apa yang aku dapatkan" Cik menegur ayahnya yang sedang duduk balkon peninapan.

"Peta apa ini nak ?" Ketua bertanya.

"Ayah aku telah berhasil memecahkan misteri dunia...peta ini adalah jalan menuju surga" Dengan bangga cik menjelaskan.

"Hm.... menarik nak uhuk.....uhuk....." Ketua meletakkan minatnya sambil batuk-batuk.

"Ayah sakit mu bertambah parah apa sebaiknya kita bubarkan saja tim pengembara kita ?" Cik dengan nada sedih.

Cik mengalami dilema tentang niat pembubaran tim oleh ayahnya sehingga petunjuk yang berhasil dia temukan terpaksa harus di telantarkan.

"Ayah baik-baik saja...kamu jangan sedih nak seumur hidup mu ayah melihat baru kali ini dirimu sangat bersemangat dari semua perjalanan kita" Ketua memberikan harapan kepada cik.

"Jadi apakah kita melakukan perjalanan sekali lagi ayah...?" Cik dengan semangat dan penuh harapan bertanya.

"Tentu saja ini akan menjadi perjalanan terakhir kita sebagai pengembara hahahaha" Ketua memberikan harapan.

"Terima kasih ayah" Cik pun menuju bahu Ketua dan menjilati pipinya sebagai rasa senang dan terima kasih.

Sambil menikmati malam yang indah dengan hiasan cahaya bintang dan sinar bulan cik tidur di pangkuan bersama ketua.

ch.1.2

Pagi hari 

Setelah ketua memberitahu informasi dari cik kepada seluruh anggota tim, mereka bersiap-siap menyiapkan kapal dan perbekalan karena dari informasi pada peta menunjukan bahwa perjalanan sepenuhnya melalui jalur laut. Setelah persiapan selesai akhirnya perjalanan menuju surga dimulai.

Pada peta dijelaskan syarat bahwa untuk menuju surga harus melalui semua jalur sesuai arahan rute dan tidak boleh memotong jalur, mengalahkan cumi-cumi tengkorak dan mengambil permata yang terletak di kepalanya, memasuki alam ghaib di lautan lalu kembali kedunia fana lagi ketika sudah di depan segitiga terlarang, dan mengambil lentera samudra saat gerhana bulan merah di tengah-tengah segitiga terlarang.

Satu Minggu Kemudian dalam perjalanan

Setelah mendapatkan info dimana letak lokasi cumi-cumi tengkorak, akhirnya para pengembara sampai di Sebuah pulau berbentuk sabit yang memiliki lobang yang sangat besar dan sangat dalam, konon katanya lobang tersebut dulunya adalah sebuah tambang yang diisi oleh lautan pada dahulu kala.

Cik bertanya kepada penduduk sekitar dan mendapatkan beberapa informasi dan menyebarkannya kepada tim pengembara.

"Berdasarkan informasi dari penduduk sekitar bahwa cumi-cumi tengkorak berada jauh didalam palung dan hanya dua untuk menemuinya pertama menjatuhkan banyak bangkai hewan di atas palung atau menyelam di saat matahari tepat diatas langit karena kalau malam palung sangatlah gelap sehingga kita tidak bisa melawan" Cik selesai menjelaskan.

Para pengembara akhirnya berfikir dan memutuskan untuk menyelam karena tidak mau mencemari laut penduduk pulau. Pengambara berencana untuk menarik langsung cumi-cumi tengkorak ke daratan dan menyerang bersama penduduk pulau yang niat membantu. Rencana para pengembara dan pemburu (penduduk terpilih) berhasil untuk menarik cumi-cumi tengkorak muncul di tengah-tengah palung namun ditengah perburuan para pengembara pergi, pengembara menemukan menemukan bahwa cumi-cumi tengkorak memiliki anak yang masih kecil sehingga ketika cumi-cumi tengkorak dewasa teralihkan perhatiannya oleh pemburu disisi lain para pengembara menghabisi salah satu anaknya dan mengambil permata yang terletak di kepala cumi-cumi tengkorang kemudian semua pengembara kembali ke kapal dan pergi dari pulau tanpa pamit.

Setelah itu para pengembara memasuki dunia ghaib di lautan dan melanjutkan perjalanan tentang petunjuk peta.

Disini para pengembara harus menyesuaikan waktu di lautan ghaib dan tujuan harus tepat waktu karena gerhana bulan merah akan terjadi 2 bulan lagi sehingga mereka harus sampai di lokasi melalui dunia ghaib sedangkan rasio waktu dunia fana dan ghaib adalah 6 hari di dunia ghaib sama dengan 1 hari di dunia fana. Selama di dunia ghaib mereka tidak boleh berhenti dan selalu berjaga karena di lautan ghaib banyak makhluk seperti manusia duyung dan beberapa makhluk sejenisnya yang siap menyerang mereka sehingga itu akan menghambat perjalanan. Selama di dunia ghaib tiada hari tanpa bertarung namun itu tidak menggoyahkan mereka untuk tidak berhenti berlayar karena mengejar waktu atau menunggu gerhana bulan merah 12 tahun lagi.

Dua Bulan kemudian di depan segitiga terlarang

Akhirnya pengembara kembali di dunia fana dari dunia ghaib tepat di depan area segitiga terlarang. Masih ada waktu 2 hari untuk menunggu gerhana bulan merah terjadi, sambil menunggu para pengembara benar-benar menikmati perjalanan karena dari awal sampai saat ini tidak ada korban dan mengatakan kepada delia (seorang budak wanita yang disiapkan sebagai tumbal, biasanya beberapa misteri memerlukan tumbal sebagai pertukaran harta, pengetahuan tertentu, dan kekuatan) bahwa dia beruntung.

Malam gerhana bulan merah

Gerhana bulan merah hanya terjadi selama enam jam setiap 12 tahun sekali sehingga saat gerhana bulan merah dimulai para pengembara harus bergegas karena hanya pada saat gerhana bulan merah saja area segitiga terlarang menjadi laut biasa dan tenang.

Setelah 4 Jam berada di tengah-tengah segitiga terlarang akhirnya para pengembara menemukan sebuah pulau sangat kecil yang dipenuhi terumbu karang dan bebatuan dengan mercusuar yang ada di pulau tersebut, akhirnya dikerahkan perahu kecil untuk mencapai ke pulau tersebut, saat tiba di pulau tersebut terdapat banyak barang-barang yang tidak diketahui itu apa dan berbagai harta karun yang berceceran sepanjang daratan pulau. Namun hanya cik yang menyadari bahwa ini adalah ujian sehingga dia tetap fokus mencari syarat terakhir yaitu Lentera Samudra, cik berusaha fokus pada pencarian dan mengabaikan tumpukan emas yang dia lewati. Cik melihat banyak lentera-lentera mewah namun cik yakin bukan itu, sampai ketika cik sampai di sebuah rumah gubuk dengan lentera tergantung di meja teras rumah dengan banyak patung-patung yang terlihat ingin meraihnya sehingga membuat cik sadar bahwa mereka membatu dengan gerakan ingin mengambilnya namun dipehuni emas-emas yang terletak didekatnya, disini cik berfikir untuk mengambilnya sendiri dan meminta rekannya kembali ke perahu, dengan rasa yakin tanpa ragu cik melangkahkan kaki kecilnya untuk jalan ke arah lentera tersebut dan beruntung cik berhasil mengambilnya kemudian cik berlari membawa lentera menuju perahu karena mengingat waktu mereka tidak banyak untuk keluar dari titik tengah lokasi segitiga terlarang. Ketika cik dan beberapa rekan kembali ke kapal tanpa pikir panjang mengambil perahu para pengembara langsung berangkat pergi keluar dari segitiga terlarang, dalam perjalanan berpacu dengan waktu cik mengamati bahwa di pada lentera memiliki rangkaian unik yang ternyata lentera dikombinasikan dengan permata dari kepala cumi-cumi tengkorak sehingga satelah itu lentera mengeluarkan sebuah cahaya yang cik sadari bahwa titik cahaya paling terang adalah arah dan tujuan akhir mereka, namun itu hanyalah kesenangan sesaat karena gerhana bulan merah sudah berakhir dan mereka sedikit lagi mencapai diluar perbatasan segitiga terlarang. Kapal mereka tertarik oleh daya segitiga terlarang sehingga mereka terpaksa harus membuang meriam-meriam, sebagian perbekalan makanan, dan barang-barang seperti kasur maupun prabotan sejenisnya di buang agar kapal lebih ringan sehingga dapat melawan daya tarik dari segitiga terlarang, meskipun selamat dari segitiga terlarang namun tidak menjanjikan selamat dari kelaparan. Namun mereka tidak boleh berlabuh karena itu akan melanggar aturan pertama yaitu harus mengikuti rute sepanjang perjalanan meskipun rute pada peta hanya sampai segitiga terlarang tetapi rute berikutnya dituntun oleh lentera samudra yang akhirnya para pengembara setuju untuk memilih melanjutkan perjalanan karena sudah meyakini bahwa ini adalah perjalanan menuju surga.

ch.1.3

Satu Bulan telah berlalu

Para pengembara telah memasuki wilayah yang sangat dingin sejauh mata memandang dipenuhi tembok-tembok yang terbuat dari es.

"Nak bagaimana perjalanannya...?" Ketua bertanya kepada cik.

"Aku cuman bilang sangat luar biasa bahkan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata" Cik menjawab dengan senang.

"Ini adalah perjalanan yang sangat berkesan dari banyak petualangan yang kujalani seumur hidupku" ketua menjawab.

Ketika cik ingin menlanjutkan pembicaraan tiba-tiba lentera bersinar dengan sangat terang mengarah ke goa es di depan mereka sontak para pengembara dengan ekspetasi tinggi sangat semangat dan mengabaikan kedinginan yang mereka alami.

Di dalam goa es 

Lentera menyinari gelapnya goa sehingga jalur mereka aman di dalam gelapnya goa sampai sesuatu terjadi.

"Akhirnya pengunjung terakhir telah sampai" Sebuah suara misterius muncul.

Sontak para pengembara terkejut.

"?!?!..." Seluruh orang dikapal bingung dan panik.

"Sesuai janji antara dunia kalian adalah pendatang terakhir dari dunia ini untuk menjadi bagian dari penduduk Asgard". Suara misterius berkata.

Seluruh pengembara dengan senang bersorak bahagia karena perjalanan mereka adalah kenyataan, namun disinilah hal tak terduga terjadi.

"Pilihlah salah satu diantara kalian yang akan menjadi tumbal, mereka yang di korbankan akan menjadi syarat untuk mengantar kalian ke asgard" Suara misterius berkata.

"kalau boleh tau apa itu asgard ?" Cik berkata.

"Asgard adalah dunia yang jauh dari dunia kalian dan tempat yang mulia atau yang kalian sebut sebagai surga, lalu pilihlah siapa yang akan dikorbankan diantara kalian" Balas suara misterius.

Disaat seperti ini umumnya yang dipilih adalah delia si budak yang akan dijadikan korban namun.....

Dengan keputusan sepihak Ketua menggenggam cik dan menyatakan bahwa dia adalah tumbalnya.

"Maaf nak memilihmu..." Dengan Wajah Datar tanpa bersalah.

Cik terdiam merasakan sakit hati dan tak bisa berkata apa-apa, keadaan yang dimana tidak ada para pengembara yang membelanya.

"Karena tidak ada perempuan diantara pengembara kami memilih budak ini untuk ikut bersama kami dan juga dia telah hamil mengandung anakku, percuma kami di surga kalau penduduk bumi tidak meneruskan keturunan" Penjelasan ketua sebelum meninggalkan cik. 

Akhirnya Cik terangkat di depan sebuah altar kemudian disedot paksa kekuatan dan kesaktiannya sehingga portal menuju asgard terbuka. Kapal dan seluruh pengembara tiba-tiba menghilang ketika masuk portal.

Saat semuanya telah pergi tinggal cik sendiri dalam goa dengan tubuh yang pasrah. Tiba-tiba goa bergetar dan mulai runtuh, cik tidak berfikir untuk mengamankan diri sehingga cik tenggelam di dinginnya lautan es. Di dalam dinginnya laut laut mengalami Rapid Freezing (Pembekuan Instan) sehingga membuatnya membeku dalam bongkahan es.

Bab 2

Ch.2.1

2000 Tahun sudah berlalu

Bongkahan yang entah dari mana di tepi pantai kemudian mencair dan seekor rakun terbangun dari tidur nya. Pada masa ini adalah zaman yang dimana utusan dunia sulaiman telah menyeimbangkan dunia namun ada beberapa kesaktian cik yang masih tertinggal dan sebangian sudah dicabut oleh hukum dunia, alasan cik masih hidup itu karena saat membeku dia berada di dekat permata cumi-cumi tengkorak selama berabad-abad sehingga antara cik dan permata beresonansi menjadi satu yang membuat cik kini menjadi makhluk separuh fana dan separuh makhluk gaib.

Saat ini cik berada pada waktu portal break telah lama terjadi. Cik yang awalnya masih bertanya-tanya dan kebingungan berusaha untuk mengenali dunia yang dimulai dengan memahami bahasa, kalimat, budaya, sejarah, dan keadaan dunia. Namun semua yang dia dapatkan juga memiliki cerita tersendiri.

8 tahun yang lalu, 2 tahun setelah cik dapat berkomunikasi bahasa manusia zaman sekarang.

Suatu waktu ketika melakukan perjalanan panjang cik berada di sebuah gunung yang jauh dari pemukiman manusia menemukan sebuah rumah mewah yang terlihat megah demi memenuhi rasa penasaran ingin melihat dari dekat cik diam-diam menyelinap memasuki area rumah tersebut, ketika cik memasuki rumah tersebut melalui akar-akar pada dinding rumah tidak sengaja cik menyentuh sebuah tali besi yang dialiri tegangan arus listrik yang membuat cik kesetrum dan berteriak.

"Ampun.....akh....keeeeejang-kejaaaaang aiiiiiing...tollllooooongg" Cik terpental setelahnya pingsan.

Ch.2.2

Setelah pingsan, cik dibawa oleh kedalam oleh pemilik rumah.

"Dimana aing akkh..... kepala aing sakit" Cik memegang kepalanya yang sakit.

Cik Mengalami amnesia namun dia masih dapat mengingat dirinya adalah cik si rakun sakti.

"Hai kamu baik-baik saja tuan rakun..?" Seorang gadis kecil di sebelah cik memanggil dengan nada lembut.

"Aing dimana sekarang adik kecil...?".

"Dirumah adel, tuan rakun sudah sembuh ?" Tanya gadis kecil.

Cik kemudian duduk dan masih memegang kepalanya.

"Tuan rakun haus mau adel ambilkan air minum?" Tanya gadis kecil sambil memegang segelas air.

"Terima kasih adik kecil aing haus" Cik meminum air yang ditawari oleh gadis kecil itu.

Tak lama setelah minum dan sedikit berbicara seseorang anak laki-laki masuk ke dalam ruangan.

"Halo tuan rakun kamu sudah sadar....ehh sebelumnya kenali aku Fujimoto dan dia adik ku Adelia" Fujimoto memperkenalkan diri sekaligus adiknya.

"Kenali nama aing Cik" Balas si rakun sakti.

Akhirnya setelah beberapa waktu cik pulih dan bisa berjalan, fujimoto dan adelia memperkenalkan cik kepada ayah dan ibu mereka yang bernama Sir Eden Mori dan Nyonya Mellyn Mori yang sudah sangat tua.

Cik akhirnya diterima sebagai bagian dari anggota keluarga dan menemukan tempat nyaman untuk hidup. Keluarga Mori adalah keluarga ilmuan yang di isolasi oleh lembaga berkuasa dari publik karena meneliti penemuan khusus tentang cangkok DNA dan kloning tubuh humanoid yang bertujuan untuk menciptakan kehidupan abadi dengan cara berganti tubuh, hal ini sangatlah di inginkan oleh pihak-pihak kuat yang memiliki pengaruh luar biasa di dunia.

Ch.2.3  

2 Tahun telah berlalu 

Cik dengan mudah mempelajari dan memahami ilmu-ilmu penelitian yang dimiliki oleh keluarga mori yang juga sekaligus membantu mereka teori kuno mengenai ingatan yang terhubung dengan batin nyawa makhluk hidup namun saat sampai saat penelitian ini tidak dapat teraplikasikan oleh tuan dan nyonya mori karena hanya cik yang dapat melakukan perpindahan jiwa antar wujud maupun sebaliknya.

Alasan cik dapat melakukan hal rumit tersebut karena dua hal yaitu :

Pertama, Cik adalah makhluk hidup kuno yang hidup pada zaman sebelum utusan raja dunia terlahir yang dimana pada masa itu segala jenis kekuatan alam dan ghaib dapat diraih sehingga setelah sulaiman raja dunia terlahir dan mengubah takdir dunia cik adalah makhluk yang selamat dari perubahan dunia tersebut namun dengan sebagian kesaktian yang hilang karena sudah di hapus oleh hukum dunia.

Kedua, saat Cik berada di bongkahan es bersama permata cumi-cumi tengkorak selama berabad sehingga cik beresonansi dengan batu permata dari cumi-cumi tengkorak menjadi satu yang akhirnya membuat cik menjadi makhluk separuh fana dan separuh ghaib.

Sehingga ada alasan mengapa penghuni dunia maupun keluarga mori tidak mampu mencapai kemampuan perpindahan jiwa antar wujud dan sebaliknya.

Suatu sore di halaman rumah cik dan fujimoto duduk sambil menikmati matahari tenggelam

"Cik jujur aku sangat ingin bertemu wanita" Fujimoto curhat.

"Kamu kebelet kawin kah" Cik bertanya sambil menebak.

"Kamu tau kan tidak siapa siapa di gunung ini kecuali keluargaku"

"Bagaimana kita turun gunung aing juga belum pernah berpergian semenjak tinggal disini" Cik berkata dengan niat membantu fujimoto.

"Sebenarnya keberadaan keluarga kami tidak boleh muncul di masyarakat dan juga untuk masalah wanita pihak lembaga akan mencarikan wanita untuk aku nikahi ketika sudah usia matang" Fujimoto memberikan penjelasan.

Setelah matahari terbenam fujimoto mengajak cik kesuatu tempat.

"Cik sini ikuti aku" Fujimoto berkata.

Cik mengikuti fujimoto, sampainya di sebuah ruangan yang dimana tempat ini adalah lab milik fujimoto.

"Lihat ini cik" Fujimoto menunjukan sebuah tabung yang berisi sebuah boneka humanoid dengan kode MORI no.EN41. 

"Wah penemuan baru milikmu kah ini?" Cik melihat dengan kagum.

"Aku ingin kamu mencobanya" Fujimoto berkata.

Dengan kemampuan saktinya cik memasuki tubuh buatan tersebut dan secara ajaib terhubung secara penuh.

"Ini luar biasa...aing jadi manusia..." Cik senang sambil melompat-lompat.

"Yes berhasil....berhasil....berhasil Yes" Fujimoto bersorak senang.

"Ayo cik mari kita kabari sama yang lain" Kata fujimoto.

Fujimoto membawa cik perlahan karena belum terbiasa jalan sama tubuh barunya.

Setelah berita baik tersampaikan kepada seluruh keluarga akhirnya untuk tes percobaan pertama adalah uji coba panca indra yaitu perasa dengan makan. Seluruh keluarga menatap dengan serius dan menyaksikan cik makan.

 "Aman cik ada rasa kok pakai tubuh ini" Cik berkata.

Sontak seluruh keluarga senang berteriak.

Keluarga mori senang meskipun hal ini tidak memajukan progress pada penelitian mereka.

Bab 3

Ch.3.1

Di hari yang tenang dan damai secara tidak terduga terjadi sebuah suara ledakan dan guncangan kuat, secara tiba-tiba suasana dipenuhi kabut hijau yang menghalangi pandangan.

"Disini Fujimoto" Cik memanggil.

Fujimoto datang menghampiri cik yang masih menggunakan tubuh Humanoid.

"Cik kamu jangan keluar dari tubuh itu jika kamu keluar kamu akan mati" Kata Fujimoto dengan serius.

Kemudian Fujimoto mencari sebuah alat dan memakainya untuk mendeteksi zat yang mencemari udara.

"Apa radioaktif ini terlalu kejam" Setelah alat memberikan hasil.

"Radioaktif !!! Bukannya ini hal terlarang kenapa diluncurkan ke gunung ??" Cik heran dan panik.

"Sepertinya keberadaan kita yang dirahasiakan sudah diketahui dan ini adalah upaya untuk menutupi jejak, sebenarnya tembok belakang rumah yang menutupi gunung terdapat alat yang memiliki protocol yang dimana akan aktif kapanpun yang di kontrol dari jarak jauh dan sepertinya protocol itu di aktifkan sekarang" Disini Fujimoto menjelaskan bahwa terjadinya kabut radioaktif ini adalah bagian dari protocol.

"Jadi kita bakalan mati !!!???" Cik dengan nada ketakutan bertanya.

"Hanya kamu yang masih hidup Cik karena Humanoid yang kamu gunakan memiliki fungsi kebal terhadap radioaktif, jadi tolong relakan kami dan kubur kami secara berdekatan ya cik" Fujimoto menjawab dengan nada sudah rela mati.

"Tidak jangan pesimis dulu mari kita cari Adelia, Tuan, dan Nyonya" Cik meyakinkan Fujimoto dengan nada sedih.

"Percuma saja yang lain sudah mati" Jawab Fujimoto.

"Bagaimana bisa kamu aja masih hidup?" Cik berkata.

"Itu karena aku berbeda...aku adalah mutan (manusia yang sudah bermutasi)... jadi aku memiliki ketahanan berlebih sehingga dapat hidup sedikit lebih lama, sebelum aku mati aku hanya ingin menguburkan semua keluargaku" Fujimoto ingin melakukan keinginan terakhirnya.

Setelah sedikit perbincangan cik dan fujimoto mencari seluruh jasad keluarga mori dan menyiapkan kuburannya. Waktu terus berlalu dan semua keluarga mori sudah terkubur, sekarang hanya menyisakan Cik dan Fujimoto.

Setelah cik dan fujimoto selesai menguburkan keluarga yang tersisa tinggal satu kuburan kosong. Sembari menunggu matahari terbenam cik dan fujimoto duduk di tanah sebelah kuburan keluarga.

"Cik kamu tau aku sangat ingin sekali memiliki kekasih....tapi aku tidak memiliki pengalaman berinteraksi dengan wanita kecuali adik dan ibu...hahahaha mungkin aku akan menjadi laki-laki yang gugup saat menghadapi wanita" Fujimoto mulai bercerita untuk mempercepat waktu.

"Aing sedih....karena kita akan berpisah" Cik langsung to the point.

"Maaf ya cik"

"Aing harap kita semua dapat bersama lebih lama"

"Cik aku ada satu permintaan" Fujimoto berkata.

"Apa itu aing pasti akan lakukan semampu aing"

"Tolong jangan kubur aku ya cik" Fujimoto memberikan wasiatnya.

"????? Kenapa fujimoto mau di kremasi?" Tanya cik.

"Aku adalah mutan dan ketika aku mati hanya nyawaku saja yang sudah tidak ada pada tubuh ini tetapi tubuhku akan tetap terjaga dan awet 100x lebih lama dari pada pembusukan manusia pada umumnya. Jadi cik permintaan ku adalah tolong jadikan tubuhku sebagai boneka humanoid milikmu yang ke dua setelah boneka humanoid ENAI NO MORI hehehe..... sepertinya nama ini lebih cocok. Karena aku ingin menikmati indah nya dunia luar meskipun itu bukan aku" Fujimoto selesai menyampaikan kemauannya.

Ch.3.2

Akhirnya Cik meninggalkan gunung dengan menyimpan wujud Fujimoto didalam aula jiwa miliknya. Sebelum urusan meninggalkan kediaman cik menyempatkan waktu untuk menelusuri tempat yang terdapat alat protocol yang membuat semua keluarga mori menjadi meninggal, disana cik mendapatkan petunjuk dari sebuah pamflet dan berkas yang ada disana yang bertuliskan MON COMPANY dan MON PARADISE sehingga membuat cik memiliki tujuan untuk balas dendam. Namun sayang nya setelah mendapatkan informasi dan lokasi pusat perusahaan tersebut berada di indonesia ternyata sudah diringkus oleh Asosiasi Hunter Indonesia. Dan saat ini cik ingin melanjutkan hidup untuk memenuhi keinginan fujimoto untuk menikmati dunia, Namun sekali lagi sayang untuk wujudnya yang Eanai no Mori mati dan sudah rusak yang terkubur entah dimana.

CERITA SELESAI