Di suatu sore yang tenang, Jaemin duduk sendirian di perpustakaan kecil di rumahnya. Di tangannya, ia memegang album foto tua yang berisi kenangan indah bersama Yasmine. Setiap gambar menghidupkan kembali momen-momen istimewa dalam hidup mereka.
**Jaemin:** (merenung sambil melihat foto-foto) Yas, betapa cepatnya waktu berlalu. Seperti kemarin kita masih bersama, tertawa dan menangis bersama.
Pada hari-hari terakhir hidupnya, Jaemin sering menghabiskan waktu untuk mengingat kembali setiap detik yang mereka lalui bersama Yasmine. Album foto menjadi teman setianya, membawa kembali kenangan yang membuatnya tersenyum dan terkadang menangis.
**Jaemin:** (membuka halaman foto pernikahan mereka) Hari itu, di depan altar, kita berjanji untuk saling mencintai dalam suka dan duka. Dan kita benar-benar melakukannya, Yas.
Dalam keheningan perpustakaan, Jaemin merenungkan bagaimana cinta mereka telah tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu. Dari pasangan muda yang jatuh cinta di sekolah hingga pasangan yang menghadapi ujian hidup bersama, mereka telah menjadi satu-satunya cinta yang sejati satu sama lain.
**Jaemin:** (menutup album dengan lembut) Terima kasih, Yas, untuk semua kenangan indah ini. Meskipun kini kau sudah tiada, kenangan kita akan selalu hidup dalam hatiku.
Setiap hari, Jaemin melanjutkan hari-harinya dengan mengenang Yasmine dan semua yang mereka lalui bersama. Meskipun kehilangan itu menyakitkan, dia merasa diberkati telah menghabiskan hidup dengan wanita yang penuh cinta dan kebaikan seperti Yasmine.
**Jaemin:** (memandang ke langit senja) Aku tahu kau ada di sana, Yas, menjagaku dari sana. Aku akan terus melangkah dengan kenangan indah kita di hatiku.
Bab ini menggambarkan bagaimana Jaemin mengenang kembali kehidupan dan cinta mereka bersama Yasmine setelah dia pergi. Meskipun kehilangan itu besar, dia menemukan kekuatan dan ketenangan dalam kenangan mereka yang indah, dan yakin bahwa cinta mereka akan abadi meskipun fisiknya tidak lagi bersamanya.