Chereads / Emerald Hunter Academy / Chapter 3 - Episode 3

Chapter 3 - Episode 3

Di pagi hari, Ken terus berjalan menyusuri jalan menuju EHA. Perasaan gugup terus ia rasakan dalam perjalanan. Sesampainya di EHA, Ken melihat banyak orang seumuran dengannya. Mereka terlihat antusias dan sangat kuat dalam mengikuti ujian masuk. Ken melihat sekelilingnya, tidak ada satupun yang ia kenal. "Sepertinya mereka ini berasal dari luar kota." Katanya dalam hati. Suara mikrofon terdengar berdengung membuat perhatian peserta teralihkan. Duk duk duk suara sepatu terdengar cukup membuat Ken penasaran. Para guru datang berjejeran dan menunduk sebagai rasa hormat pada seseorang. Lelaki sekitaran limau puluhan tahun datang membuat suasana menjadi tegang.

"Aku adalah Kepala Sekolah di EHA ini. Kuucapkan selamat datang pada para calon pemburu. Kuharap kalian berusaha semaksimal mungkin untuk mengikuti ujian ini." Sambut Kepala Sekolah dengan begitu wibawa.

"Siapa dia?" Tanya salah satu peserta.

"Kau tidak tahu? Dia itu adalah pemburj legendaris yang pernah mengalahkan seekor naga yang hampir menghancurkan kota. Beliau juga yang telah mendirikan EHA dan mendidik para pemburu yang hebat menjadi pahlawan." Jelas temannya. Perkataan itu tidak sengaja didengar Ken seketika perasaanya semakin gugup. Kepala Sekolah tersebut pergi setelah mengatakan kata sambutan.

"Mulai besok kalian akan mengikuti ujian tahan pertama. Jadi kalian semua akan kami antarkan ke kamar dan beristirahatlah." Seru salah satu guru.

"Baik!!" Seru peserta ujian. Pengawas ujian memandu mereka ke ruang peristirahatan. Jarah antara asrama dan lapangan utama cukup jauh, namun para peserta memiliki kesempatan untuk melihat sudut sekolah. Ada berbagai macam kegiatan yang biasa dilakuakn para pemburu, mulai dengan bertarung, melatih sihir dan alin sebagainya.

"Hebat." Kata Ken dalam hati.

Sampainya di asrama, lorong kamarnya terlihat elit membuat mereka takjub. "Kamar untuk peserta saja sudah elit apalagi kita menjadi pemburu." Ken masuk ke kamarnya, Ken melihat sekeliling terdapat ranjang dilengkapi dengan bantal dan selimut. Di sampingnya, terdapat meja belajar dan lemari. Ken meletakkan tas yang sejak tadi ia pikul. Ken memandang sarung tangan yang diberikan Hikari. "Aku harus menjadi seperti Ayahku." Gumam Ken. Tiba-tiba, kepala Ken terasa sakit sekakan diremas sangat kuat. Ken meringis kesakitan menahan sakit sambil memegang kepalanya. Perlahan-lahan rasa sakitnya menghilang. "Lagi-lagi terjadi."

Hari yang ditunggu pun datang. Ken memakai pakaian yang biasa ia pakai saat latihan. PLAK suara tamparan pipi membuat pipi menjadi merah. Tak lama kemudian, seseorang datang ke kamar Ken dan berkata "Sekarang kau pergilah ke lapangan utama karna ujian akan segera dimulai." Kata orang tersebut. "Baik." Ken mengikuti orang tersebut ke lapangan utama. Di lapangan, seluruh orang sudah berkumpul dengan rasa tidak sabar. "Ternyata, orang-orang disini sudah tidak sabar." Kata Ken dalam hati. Tiba-tiba, terjadi keributan di tengah kerumunan membuat Ken penasaran.

"Kau yang mendorongku tadi." Seru salah satu seorang yang telah didorong.

"Aku sudah minta maaf, legipula kau juga menghalangi jalanku." Jawab lawan bicaranya yang tidak mau kalah. Akhirnya, mereka bertengkar karena tidak ingin disalahkan.

Tiba-tiba, seseorang muncul entah darimana di tengah mereka.

"Ya ampun, kalian ini ya. Padahal ujian belum dimulai tapi kalian sudah buat keributan." Komentar orang tersebut. Ken dan lainnya terkejut bukan kepalang. Mereka tidak menyadari kehadirannya.

"Hah... perkenalkan Aku adalah pengawas ujian tahan pertama ini. Namaku Furauchi." Kata orang tersebut. Suasana berubah menjadi tegang, begitupun dengan Ken, mereka semua menyadari ujian EHA dimulai.

Gerbang lapangan EHA dibuka dan terlihat hutan belantara yang cukup gelap dipenuhi pepohonan liar.

"Baiklah, tugas kalian saat ini adalah mencari batu seperti ini dan mempertahankannya selama empat hari." Jelas Furauchi sambil memperlihatkan batu tersebut. "Dengan kata lain, kalian semua harus bermalam di hutan ini." Lanjutnya. Seluruh peserta terkejut mendengar upernjelasan tersebut. Wajar saja, karena dari awal mereka tidak diberitahu agar peserta bisa berlatih. Seluruh peserta heboh terkejut karena harus bermalam sedangkan mereka tidak ada mempersipkan apa-apa.

"Tenang saja, kalian aka mendapatkan makanan disana. Jadi kalian tidak perlu khawatir ya." Lanjut Furauchi. Mendengar hal itu, Ken makin gugup karena ia harus bertahan di hutan tersebut selama empat hari. Belum lagi, di hutan itu pasti ada hewan buas yang siap menerkam mereka. Dengan aba-aba pistol dilepaskan, para peserta bersiap-siap menuju hutan belantara.

DOR!! Suara dari pistol terdengar kuat menandakan ujian tahap pertama dimulai. Para peserta berlari menyusuri hutan, mulai dari berlari atau melompati satu pohon ke pohon lainnya sampai menggunakan sihir untuk mencari batu Zamrud.

***

"Bagaimana aku bisa lulus di ujian ini. Mereka semua terlihat kuat, mana mungkin aku bisa mengalahkan mereka?" Gumam Ken. Sepanjang perjalanan, Ken terus mencari baru Zamrud agar ia bisa lulus dalam ujian tersebut. Ken terus mencari di penjuru hutan mencari keberadaan batu Zamrud. Keringat bercucuran akibat berlari seharian penuh. Namun, hal itu tidak memengaruhi semangat Ken hilang. Ken merasa kelelahan setelah berlari seharian penuh, ia pun istirahat mdi bawah pohon besar di depannya. Tanpa sengaja, Ken menduduki sesuatu di bawah pohon. Ketika diperiksa, ternyata Ken sedang menduduki batu kristal yang sama persis dengan yang ditunjukkan Furauchi.

"Jadi ini batu yang dimaksud Furauchi itu..." Gumam Ken dalam hati.

Di sisi lain, para pengawas ujian mengawasi para peserta dari kejauhan. Mereka telah memasang CCTV di setiap sudut hutan.

"Para peserta sudah mendapatkan batu Zamrud. Kami akan mengeluarkan para makhluk setelah anda memberikan aba-aba, Komandan Furauchi." Kata salah satu pengawas kepada Furauchi. Furauchi memperhatikan peserta di layar kaca. Tak lama kemudian, Furauchi tersenyum dan berkata. "Kemampuan mereka menemukan batu Zamrud sangat bagus. Aku tidak menyangka mereka melakukannya." Kagum Furauchi. "Tapi, kita akan lihat apakah mereka mampu mempertahankan batu itu. Buka gerbang makhluk liar dan aktifkan pencerahan batu." Perintah Furauchi. Para pengawas gerbang makhluk liar membiarkan mencari batu Zamrud. Para pengawas juga membuat batu tersebut bercahaya.

Ken kebingunan melihat batu yang ia bawa bercahaya.

"Kenapa batu ini terus bercahaya?" Tanya Ken dalam hati. Tiba-tiba, Ken didatangi tamu yang membuatnya terkejut. Makhluk itu datang dan langsung menyerang Ken. Dengan cepat, Ken menghindari makhluk itu.

"Makhluk apa itu?" Tanya Ken dengan kebingunan. Makhluk itu melihat batu Zamrud di tangan Ken kemudian makhluk itu menyerang Ken seolah-olah mengincar batu tersebut. "Kenapa dengan makhluk itu?" Ken terus berlari berusaha menjauhi makhluk liar. "Aku harus berlari dan berpikir bagaimana cara menghindari makhluk itu." Kata Ken dalam hati. Setrlah menemukan tempat bersembunyi, Ken bersembunyi dengan napas terengah-engah.

"Makhluk itu akan menemukan jika aku hanya diam saja. Bagaimana caranya?" Gumam Ken sambil memikirkan cara. Tak lama kemudian, Ken memberanikan diri berhadapan dengan makhluk itu. Makhluk itu menyerang Ken dengan serangan cepat. Dalam waktu yang tepat, Ken melempar sebuah kantong yang berisi seperti batu Zamrud menarik perhatian makhluk itu. Makhluk itu pergi ke tempat kantong jatuh mengabaikan Ken. Ken mengambil kesempatan itu untuk melarika diri.

"Luar biasa. Anak ini cerdas juga." Puji salah satu pengawas. "Komandan, apa sebaiknya kita meluluskan dia?" Tanya pengawas menyarankan.

"Tidak perlu. Dia masih belum bisa lulus dalam ujian ini." Jawab Furauchi.

"Tapi, bukankah ujian ini bertujuan seberapa cerdasnya peserta bertindak?"

"Tidak, ujian kali ini berbeda. Itu sebabnya Aku berikan waktu pada mereka selama empat hari." Kata Furauchi sambil tersenyum.

Di sisi lain, Ken berusaha menyembunyikan batu Zamrud tersebut di kantongnya agar makhluk liat tersebut tidak mengetahuinya. "Untung saja rencanaku berhasil." Gumam Ken sambil berlari.

***

"Aku harus bisa mengelabui makhluk itu." Kata Ken dalam hati. Ken berpikir sejenak memikirkan cara mengelabui makhluk itu. Ia menemukan cara mengelabuinya, ia memalsukan batu Zamrud dengan batu biasa yang cahayanya hampir sama dengan Zamrud. Kemudian ia melempar batu tersebut di waktu yang tepat.

Ketika Ken bersembunyi dari pengawasan makhluk liar. Tiba-tiba, batu Zamrud bercahaya lebih terang dari biasanya. Batu Zamrud tersebut mengeluarkan suara membuat Ken terkejut.

"Halo semua. Bagaimana keadaan kalian sekarang?" Tanya Furauchi melalui batu Zamrud. "Kuucapkan selamat karena kalian berhasil menemukan batu Zamrud dengan midah. Tapi kalian jangan senang dulu, sepeti yang kalian lihat, Aku akan memberikan kalian misi untuk melenyapkan setiap makhluk di sana minimal empat makhluk." Jelasnya. Penjelasan itu membuat para peserta kaget bukan kepalang.

"Apa?! Mustahil kami bisa melakukannya. Lagipula kami ini masih pemula." Protes salah satu peserta.

"Kalau ada yang tidak ingin melanjutkan, pintu keluar selalu terbuka untuk kalian. Namun, kalian jangan harap untuk mengulangi ujian ini di tahun depan." Jelas Furauchi.

"Bukannya itu pemaksaan?"

"Iya. Ini sudah keterlaluan." Para peserta tidak setuju dengan peraturan tersebut.

"Jangan harap kalian pikir ujian ini sama dengan tahun lalu. Aku pengawasnya dan Akulah yang mengatur."

***

Mendengar hal itu, Ken terdiam sejenak wajar saja karena ia harus melawan makhluk liar atau keluar dari ujian. Dua pilihan itu membuat pikiran Ken semakin rumit.

"Bagaimana ini? Jika aku melawan makhluk, tidak mungkin Aku bisa melawannya. Tapi aku juag tidak mau keluar dari ujian ini." Gumam Ken. "Apa yang hrus kulakukan?" Tiba-tiba, makhluk liat langsung menyerang Ken. Sontak Ken terkejut namun ia tidak bisa menghindar. Tanpa sadar, tangan Kem bergerak sendiri mengarah ke makhluk liar dan menyerangnya. Ken kebingunan kenapa tangannya bergerak dengan sendirinya.

"Kenapa tanganku bergerak sendiri?" Tanya Ken memperhatikan tangannya.

Lagi-lagi kepala Ken diremuk sesuatu. Ken terus menahan rasa sakit. "Sial... Ini lagi." Ken terus menahan rasa sakit tersebut. Makhluk liar yang telah diserang bangkit kembali.

"Makhluk ini benar-benar kuat." Makhluk itu menghampiri Ken kemudian menyerangnya. Ken dengan terengah-engah haeus melawa makhluk itu. Walaupun rasa sakit masih terasa di kepalanya.

"JANGAN MENGANGGUKU." Seru Ken langsung menyerang makhluk itu dengan senajata sarung tangan yang pernah Hikari berikan padanya. Seketika makhluk itu hancur berkeping-keping.

"Apa yang terjadi?" Ken tidak sadar dengan apa yang telah terjadi. Ken memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit. "Makhluk itu sudah mati?" Tanya Ken sambil memeriksa makhluk tersebut. Namun ia tidak memikirkannya.

Ken melanjutkan perjalanannya sambil memikirkan pilihan dari Furauchi.

"Apa yang harus kulakukan?"

"Apa kau akan menyerah setelah berjanji pada ayahmu?" Perkataan Hikari terpintas di pikiran Ken. "Bodoh, kenapa aku bodoh sekali? Sekarang Aku harus menjadi pemburu." Kata Ken dalam hati sambil tersenyum.

"Aku tidak akan menyerah di sini."

Ken terus berlari mencari makhluk yang akan diburu. Tak lama kemudian, Ken mendengar suara hentakan di arah timur. Ken menghampiri sumber suara tersebut, Ken melihat seseorang gadis seumuran dengannya sedang bertarung melawan makhluk liar. Dengan sekuat tenaga, gadis itu memukul dengan pukulan yang sangat kuat tepat di kepala makhluk.

DUAK!!! Suara pukulan tersebut menggema menggetarkan tanah. Makhluk tersebut mati setelah dipukul oleh seorang gadis. Ken hanya terdiam merasa kagum dengan gadis tersebut. "He-hebat... Dia mampu mengalahkan makhluk liar tanpa sihir."

Orang itu melihat Ken yang teriam di tempat. Kemudian orang itu pergi meninggalkan Ken sendirian. Ken kebingunan melihat sikapnya. "Ada apa dengan dia? Apa aku punya salah?" Tanya Ken pada dirinya. Ken tidak terlalu memikirkan hal itu. Waktu terus berjalan, matahari terbenam membuat hutan belantara menjadi gelap membuat peserta kesulitan melihat. Akhirnya mereka beristirahat sejenak dan waspada dengan makhluk liar yang akan muncul kapan saja.

"Hah... Kakiku sakit sekali karna seharian lari." Keluh Ken sambil memijat kakinya yang pegal. "Aku tidak menyangka, kalau aku bisa berjuang sampai di sini." Ken teringat dengan masa lalu. Dulunya, ia bertekad untuk tidak menjadi pemburu karena ditinggal pergi oleh Ayahnya. Setelah disadarkan oleh Hikari, Ken memiliki tekad baru untuk memperbaiki kesalahannya. Saking lelahnya, Ken tertidur di bawah pohon. Hari semakin gelap hanya terdengar suara jangkrik di sekitar.

Beberapa saat kemudian, tiba-tiba suara berisik datang dari balik semak-semak yang membuat Ken tersentak. Ken langsung berdiri dan bersiap-siap menyerang apa yang didepannya. Perlahan-lahan, Ken mendekati semak ia berpikir bahwa makhluk liar bersembunyi di semak itu. Ketika Ken pergi ke balik semak, ternyata dugaan salah. Bukan makhluk yang bersembunyi melainkan seorang lelaki yang terkulai lemas dan badannya penuh dengan luka.

"Apa kau baik baik saja?" Tanya Ken panik. Orang tersebut menahan rasa sakit di badannya. Ken melihat sekeliling suasana hutan berubah drastis menjadi dingin. "La-lari...." Kata orang tersebut dengan napas terengah-engah. Belum sempat Ken menjawab perkataan dia, tiba-tiba makhluk liar datang dan langsung menyerang mereka. Ken mengarahkan tangannya menyerang makhluk. Ken mengambil kesempatan untuk kabur bersama orang yang terluka. "Ayo.." Ken membawa Orang tersebut lari dari makhluk. Mereka berusaha mencari tempat persembunyian walaupun ia kesulitan melihat di kegelapan.

Ken bersembunyi bersama orang yang terluka sambil berpikir bagaimana cara ia menyingkirkan makhluk liar. "Apa yang harus kulakukan?" Tanya Ken dalam hati. Ia melihat lrang tersebut memegang luka yang terus mengeluarkan banyak darah. Ken merobek lengan bajunya kemudian membaluti luka orang tersebut agar luka tidak mengeluarkan banyak darah. Ken menghela napas kemudian berdiri hendak berhadapan dengan makhluk liar. Orang tersebut merasa ragu apakah Ken bisa mengalahkannya atau tidak.

"Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja." Kata Ken dengan senyuman penuh yakin. Melihat senyuman Ken, akhirnya orang itu membiarkan Ken bertarung. Ken berjalan mendekati makhluk liar di depannya. Orang tersebut terkejut melihat Ken yang diselimuti oleh kegelapan. "Siapa orang itu sebenarnya?"